Gambar7 Grafik pertambahan skor luas bengkak mingguan eksplan daun A. malaccensis
. Peningkatan skor luas bengkak sangat signifikan terjadi pada 1 MST hingga 2
MST, 2 MST hingga 3 MST pertambahan cenderung berkurang dan relatif tidak terjadi penambahan skor luas bengkak hingga 8 MST. Hal ini menunjukkan MST
optimum terjadinya bengkak yaitu pada 1 MST hingga 3 MST pada saat stok makanan masih banyak tersedia di media tanam.
4.2.2 Muncul kalus
Hasil pengamatan terhadap eksplan daun yang ditanam pada media yang diberi perlakuan ZPT BAP danatau TDZ tidak menunjukkan perbedaan pada taraf uji 0,05
DMRT Tabel 5. Hasil sidik ragam Anova pengaruh perlakuan BAP danatau TDZ terhadap
pertumbuhan kalus eksplan daun
ZPT Pengamatn ke- MST
1 2 3 4 5 6 7 8 BAP tn tn tn tn tn tn tn tn
TDZ tn tn tn n n n n sn
BAPTDZ tn tn tn tn tn tn tn n
Keterangan : tn : Tidak berpengaruh nyata
n : Berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 sn : Berpengaruh sangat nyata pada selang kepercayaan 95
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
W1 W2
W3 W4
W5 W6
W7 W8
Skor l u
as bengkak
MST B0T0
B1T0 B2T0
B0T1 B0T2
B0T3 B1T1
B1T2 B1T3
B2T1 B2T2
B2T3
Hasil sidik ragam diatas menunjukkan kombinasi BAP dan TDZ tidak memberikan pengaruh yang nyata hingga 7 MST pada pertumbuhan luas kalus dan
pada 8 MST interaksinya memberikan pengaruh yang nyata. Media tanam dengan penambahan ZPT TDZ mulai memberikan pengaruh nyata pada 5,6 dan 7 MST
kemudian menjadi sangat nyata perbedaannya pada 8 MST. Audus
1963dalam Hidayat 2009 menyatakan bahwa pengaruh pemberian suatu konsentrasi zat pengatur tumbuh berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman
bahkan berbeda pula antar varietas dalam suatu spesies. Demikian pula halnya dengan kisaran konsentrasi yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang tidak
diharapkan. Dalam konsentrasi yang berbeda, zat pengatur tumbuh dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan dapat menyebabkan keracunan pada
seluruh tanamana. Leopold 1963 dalam Hidayat 2009 juga menjelaskan bahwa keefektifan penggunaan zat pengatur tumbuh selain dipengaruhi oleh faktor
lingkungan juga dipengaruhi oleh faktor tanaman itu sendiri. Tabel 6. Pengaruh perlakuan kombinasi hormon BAP dan TDZ terhadan
pertumbuhan luas kalus
Perlakuan ppm Pengamatn ke- MST
1 2 3 4 5
6 7
8 Kontrol
0a 0a 0a 0b 0,11bac 0,175bac
0,335b 0,335b
BAP 1
0a 0a 0a 0b 0,185a 0,34a 0,596a 0,7555a
BAP 2 0a 0a 0a 0b 0,155ba
0,19bac 0,245cb
0,265b TDZ 0,05
0a 0a 0a 0b 0,06bac 0,08bc
0,12cb 0,165b
TDZ 0,1 0a 0a 0a 0b 0,105bac
0,155bac 0,18cb
0,185b TDZ 0,5
0a 0a 0a 0b 0,005c 0,005c 0,01c 0,015b BAP 1 + TDZ 0,05
0a 0a 0a 0b 0,02bc 0,05bc 0,105cb
0,105b BAP 1 + TDZ 0,1
0a 0a 0a 0b 0,055bac 0,095bc
0,115cb 0,115b
BAP 1+ TDZ 0,5 0a 0a 0a 0b 0,085bac
0,11bc 0,145cb
0,145b BAP 2 + TDZ 0,05
0a 0a 0a
0,005a
0,01c 0,015bc 0,02c 0,02b BAP 2 + TDZ 0,1
0a 0a 0a 0b 0,1bac 0,215ba
0,26cb 0,26b
BAP 2 + TDZ 0,5 0a 0a 0a 0b 0,025bc
0,09bc 0,195cb
0,195b Keterangan
: Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata untuk
minggu yang sama pada uji DMRT 5
Berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan penambahan TDZ memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan luas rata-rata kalus mulai pada 5 MST
sehingga dilakukan uji lanjut wilayah Duncan untuk melihat perbedaan antar tarafnya. Hasil uji lanjut wilayah Duncan pada 5 MST perlakuan kontrol dengan TDZ 0,1 ppm
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata sedangkan antar sesama perlakuan TDZ juga tidak menunjukkan perbedaanyang nyata. 6 MST perlakuan kontrol tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan TDZ 0,1 ppm. Perlakuan TDZ 0,1 ppm juga tidak berbeda nyata dengan TDZ 0,5 ppm. Perlakuan TDZ 0,05 ppm
tidak berbeda nyata dengan TDZ 0,05 ppm. Pada 7 dan 8 MST perlakuan kontrol berbeda nyata dari semua perlakuan
penambahan ZPT TDZ dan antar perlakuan TDZ tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan kontrol meninjukkan nilai yang baik dibandingkan semua perlakuan
TDZ di semua MST dengan demikian penambahan TDZ saja pada media tanam justru menghambat pembentukan kalus pada eksplan daun. Peningkatan konsentrasi
TDZ dari 0,05 ppm ke 0,5 ppm menunjukkan tren negatif hal ini menunjukkan konsentrasi TDZ yang semaik tinggi justru menghambat terbentuknya kalus pada
eksplan daun. Hasil uji lanjut wilayah Duncan pada 8 MST menunjukkan bahwa perlakuan
penambahan ZPT dengan konsentrasi BAP 1 ppm merupakan nilai optimum dalam menghasilkan luas rataan kalus dengan nilai 0,7555 cm
2
. Pada perlakuan hormon lain tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol bahkan rata-rata luas yang
dihasilkan lebih kecil dari kontrol yaitu dibawah 0,335 cm
2
.Rata-rata luas kalus terendah dapat dilihat di perlakuan penambahan TDZ tertinggu saja 0,5 ppm dengan
nilai 0,015 cm
2
. Penambahan luas kalus terjadi karena membelahnya sel secara terus menerus
sebagai bentuk pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang masih hidup. Berdasarkan Gambar.2 terlihat bahwa penambahan luas paling tinggi adalah eksplan
dalam media tanam yang ditambahkan ZPT BAP 1 ppm meskipun BAP 1 ppm menunjukkan luas tertinggi namun berdasarkan uji Duncan ternyata perlakuannya
tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Gambar 8 Grafik rata-rata penambahan luas kalus pada eksplan daun A. malaccensis
. Media tanam tanpa perlakuan memiliki nilai rataan luas kalus hanya lebih
rendah dari media tanam dengan perlakuan BAP 1 ppm tetapi lebih tinggi meski tidak berpengaruh nyata dengan media tanam dengan perlakuan lainnya. Hal ini terjadi
karena untuk menumbuhkan kalus embriogenesis hanya dibutuhkan media normal dengan unsur hara makro dan mikro yang lengkap Monnier, 1990.
4.3 Laju Pertumbuhan Eksplan.