Perubahan Jadwal Mingguan Pengembangan Jadwal Produksi

62 Hasil penjadwalan produksi pada minggu ke-12 tahun 2011 menunjukan bahwa rencana waktu produksi pada lini kerja produksi pertama melebihi batas waktu produksi yang tersedia. Waktu proses produksi lini pertama direncanakan selesai pada hari ketujuh jam 23:23:00, sedangkan batas waktu produksi yang tersedia hanya sampai hari keenam jam 21:00:00. Pada lini kerja produksi kedua waktu proses produksi direncanakan hanya sampai hari kelima jam 13:51:00, sedangkan batas waktu produksi yang tersedia sampai hari keenam jam 21:00:00. Pada lini PET rencana waktu produksi masih mencukupi untuk melakukan proses produksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat. Penyesuaian jadwal yang dilakukan untuk jadwal minggu ke-12 harus mengurangi jumlah produksi pada lini kerja produksi pertama, dan dapat menambah proses produksi pada lini kerja produksi kedua sesuai dengan asumsi yang ditentukan sebelumnya. Pada lini produksi yang pertama proses produksi FTG Apple dan HJG Orange tidak dapat diproduksi karena rencana proses produksinya melebihi batas waktu produksi perusahaan. Penyesuaian lainnya untuk produk HJG Chery-B jumlah batch produksinya dikurangi menyesuaikan kapasitas waktu produksi yang tersedia. Sementara untuk lini kerja produksi kedua dapat dilakukan dua opsi penyesuaian jadwal. Pertama adalah memindahkan jadwal produksi produk HJG Chery-B, FTG Apple, dan HJG Orange ke lini kerja produksi kedua dengan cara mengaktifkan empat mesin TWA yang tersedia sekaligus dan jumlah produksinya juga menyesuaikan dengan batas waktu produksi perusahaan. Opsi yang kedua adalah memproduksi produk lain yang menggunakan lini produksi TBA atau TGA sesuai dengan urutan nilai CR produk dan jumlahnya menyesuaikan batas waktu produksi perusahaan. Penyesuaian yang dilakukan pada lini kerja produksi yang kedua ini lebih diutamakan opsi yang pertama karena menyesuaikan dengan nilai CR dari produk-produk tersebut.

5.2.2 Perubahan Jadwal Mingguan

Jadwal induk produksi atau jadwal mingguan perusahaan yang telah dibuat menggunakan SI JPS 1.0 bersifat dinamis. Jika pada saat periode pelaksanaan jadwal produksi mingguan yang telah dibuat terjadi lonjakan permintaan suatu produk, maka SI JPS 1.0 akan dapat menyesuaikan jadwal produksi dengan tambahan permintaan yang muncul. Permintaan yang dinamis akan menuntut perusahaan harus melakukan usaha untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Penanganannya adalah jika tambahan permintaan tidak lebih dari 25 jumlah permintaan awal, maka tambahan permintaan tersebut akan dipenuhi dengan buffer jumlah produk pada rencana produksi. Jika jumlahnya melebihi 25, maka permintaan tersebut akan dipenuhi oleh stok produk yang dimiliki perusahaan. Namun, apabila jumlah permintaan tidak dapat lagi dipenuhi oleh stok di perusahaan, maka perusahaan harus segera melakukan perubahan jadwal untuk memenuhi permintaan tersebut. Langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan perubahan jadwal produksi adalah memasukan data periode penjadwalan dan tanggal perubahan jadwal dilakukan. Cara perhitungan yang dilakukan untuk perubahan jadwal produksi adalah memasukan data tentang produk yang harus membutuhkan produksi tambahan dan jumlah produksi yang diinginkan. Setelah data tentang produk yang akan ditambah jumlah produksinya beserta jumlah produksinya diketahui, maka penjadwalan akan dilakukan dengan menempatkan produk tersebut pada hari saat dilakukannya penyesuaian jadwal produksi. Penyesuaian ini otomatis akan membuat jadwal produksi lainnya mundur dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Jadwal yang diundur akan diproduksi setelah produk tambahannya selesai diproduksi. Jika produk yang ditambah jumlah produksinya juga mempunyai jadwal produksi yang belum dilaksanakan, maka produk tersebut akan dimajukan jadwal produksinya. Jadwal produk yang dimajukan ini dilaksanakan setelah produk tambahan selesai diproses. Jadwal dimajukan ini dilakukan karena produk yang mengalami penambahan jumlah produksi berarti memiliki tingkat 63 kebutuhan produksi yang sangat mendesak sehingga harus segera dilakukan proses produksi. Selain itu, jika jadwal tidak dimajukan, maka perusahaan akan mengalami kerugian karena harus melakukan proses CIP dahulu karena akan terjadi pergantian jenis produk terlebih dahulu. Tampilan menu perubahan jadwal mingguan dapat dilihat pada gambar 5.18. Gambar 5.18 Tampilan menu perubahan jadwal mingguan Pada contoh gambar 5.18 diberikan contoh kasus pada minggu ke-9 terjadi lonjakan permintaan untuk produk FTG Blackcurrant sebanyak 1500 karton dan penyeseuain jadwal dilakukan pada hari ketiga. Setelah dilakukan proses masukan data seperti contoh pada gambar x tersebut, maka program akan menampilkan keluaran hasil perubahan jadwal mingguan beserta dengan langkah- langkahnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah mendata produk-produk apa saja yang ditambah jumlah produksinya beserta jumlah tambahan produksi yang diinginkan. Contoh hasil keluaran data produk-produk tambahan dapat dilihat pada tabel 5.20. Tabel 5.20 Data penambahan jumlah produksi suatu produk Proses pertama akan menampilkan produk-produk yang akan ditambahi jumlah produksinya. Pada kasus ini penambahan produksi terjadi hanya untuk produk FTG Blackcurrant dengan total tambahan permintaan sebanyak 1500 karton. Jumlah ini akan dikonversi dalam jumlah batch dan 64 langsung disesuaikan, dan menghasilkan jumlah batch yang bulat. Hasilnya tambahan produksi untuk produk FTG Blackcurrant adalah sebanyak 2 batch produksi. Setelah itu, produk-produk yang ditambah jumlah produksinya akan dimasukan ke dalam kelompok lini kerja pada proses penjadwalan produksi mingguan yang telah ditentukan. Pengelompokan tambahan produk ke dalam lini produksi yang akan memprosesnya, ditampilkan pada tabel 5.21. Tabel 5.21 Pengelompokan tambahan produksi Pada tabel 5.21 diketahui bahwa tambahan hanya pada satu produk saja dan dimasukan ke dalam kelompok lini produksi pertama sesuai dengan pengelompokan sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan jadwal produksi mingguan sebelumnya dengan penambahan produksi yang dilakukan. Awalnya adalah melihat kapan tambahan produksi dapat dilakukan. Caranya adalah dengan melihat hari penyesuaian jadwal yang dilakukan. Pada contoh kasus ini penambahan jumlah produksi akan dilakukan pada hari ketiga, sehingga produk tambahan akan diproduksi pada hari ketiga. Selanjutnya adalah menyesuaikan jam produksi yang dapat digunakan untuk produksi tambahan. Diketahui bahwa perubahan jadwal dilakukan pada hari ketiga, maka perubahan jadwal produksi akan dilakukan mulai jadwal hari ketiga. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.16 dapat diketahui bahwa produksi pertama yang selesai pada hari ketiga adalah produksi FTG Apple yakni selesai pada hari ketiga jam 7:03:00. Maka produksi tambahan akan dimulai setelah proses produksi FTG Apple selesai dilaksanakan yakni hari ketiga jam 7:03:00. Selanjutnya adalah mengelompokan jenis-jenis produk ke dalam golongan yang jadwalnya tetap, ditambahi, dimajukan, serta diundur. Pengelompokan dilakukan pada semua lini kerja yang telah dibagi. Pengelompokan dilakukan pada semua lini produksi pada hari dilakukannya perubahan jadwal produksi. Meskipun tidak ada tambahan produksi pada golongan lini tersebut, produk yang belum dieksekusi akan dikelompokan ke dalam golongan produk yang jadwalnya diundur. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses perhitungan dan mengetahui posisi jadwal produk tambahan jika untuk lini produksi tersebut mengalami penambahan jumlah produksi. Contoh pengelompokan produk berdasarkan penyesuaian waktu produksinya dapat dilihat pada tabel 5.22. 65 Tabel 5.22 Pengelompokan produk berdasarkan penyesuaian waktu produksi Pada tabel 5.22 tersebut dapat diketahui bahwa produk yang memiliki jadwal tambahan dan jadwal yang dimajukan urutannya hanya pada kelompok lini produksi yang pertama saja. Pada lini produksi pertama akan ditambahi produksi produk FTG Blackcurrant. Pada kelompok jadwal yang diundur juga terdapat produk dengan kode 4 yakni FTG Blackcurrant juga, maka urutan produk tersebut akan dimajukan untuk menyesuaikan tingkat kebutuhan produksinya dan menghindari pergantian produk dan harus melakukan CIP terlebih dahulu. Sedangkan untuk kelompok lini produksi kedua dan ketiga karena tidak ada jadwal produksi tambahan, maka jadwal produksi akan dilakukan sama seperti dengan jadwal yang sebelumnya telah disusun. Setelah diketahui urutan produksinya, maka langkah terakhir adalah menentukan jadwal waktu produksi sesuai dengan urutan tersebut. Contoh hasil peubahan jadwal produksi dapat dilihat pada tabel5.23. Tabel 5.23 Keluaran perubahan jadwal produksi mingguan 66 Hasil produksi akan menunjukan perubahan jadwal produksi mingguan, khususnya pada lini produksi yang mempunyai tambahan jumlah produksi. Pada kasus ini dapat dilihat pada lini pertama, memiliki tambahan produksi FTG Blackcurrant dan ditempatkan segera setelah produksi hari ketiga yang selesai terlebih dahulu. Selanjutnya karena produk tersebut juga memiliki jadwal produksi yang belum dieksekusi, maka jadwal untuk produk tersebut dimajukan menjadi setelah produk tambahannya selesai diproduksi sehingga tidak perlu ada CIP terlebih dahulu. Contoh penambahan jadwal produksi dapat dilihat pada data jadwal produksi mingguan yang diberi tanda kuning, dan jadwal yang dimajukan diberi tanda hijau, serta yang diberi tanda merah adalah urutan awal produk yang jadwalnya dimajukan sebelum dilakukan perubahan jadwal produksi mingguan. Pada hasil perubahan jadwal produksi mingguan maka dapat diketahui pada lini pertama hanya dapat memproduksi sampai produk TBK 1000 ml yang jumlah produksinya pun harus disesuaikan dengan batas jam kerja perusahaan. Solusi yang dapat dilakukan adalah memindahkan jadwal produksi HJG Appleberry dan Cherry-B ke dalam kelompok lini produksi kedua yang selesai sebelum batas jam kerja perusahaan. Pemindahan jadwal dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan empat mesin TWA yang dimiliki secara bersama.

5.2.3 Penyusunan Jadwal Harian