Asumsi Perhitungan Model Perhitungan Pemodelan Sistem

10 IV. PEMODELAN SISTEM

4.1 Asumsi Perhitungan Model

Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi yang berkaitan dengan proses penjadwalan produksi secara keseluruhan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model penjadwalan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Selama proses produksi berlangsung, mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi dalam kondisi baik, sehingga peluang terjadinya kerusakan mesin yang menghambat proses produksi sangat kecil dan dapat diabaikan. 2. Selama proses produksi dan penjadwalan produksi, di asumsikan bahwa seluruh bahan baku produksi selalu tersedia dan jumlahnya mencukupi untuk melaksanakan produksi sesuai dengan jadwal produksi yang disusun. Keseluruhan bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku produksi, bahan tambahan pangan, bahan kemasan, dan bahan penunjang produksi lainnya. 3. Sumber daya manusia selalu tersedia dan tidak tersedia overtime. 4. Penyusunan jadwal produksi berdasarkan nilai CR masing-masing produk dan lini produksi yang digunakan untuk memproduksi produk yang bersangkutan.

4.2 Perhitungan Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem penjadwalan produksi yang diterapkan terdapat banyak perhitungan- perhitungan yang digunakan untuk memperoleh jadwal produksi yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan. Menurut Machfud 1999, penjadwalan produksi dapat ditentukan oleh faktor kritis dari proses produksi suatu perusahaan. Pada penelitian ini faktor kritis perusahaan untuk model penjadwalan mingguannya adalah kapasitas mesin pengemasan karena kapasitas produksinya yang terkeci diantaral fasilitas produksi yang lainnya. Hal ini dilihat dari perhitungan jumlah produksi yang menyesuaikan pada kapasitas mesin pengemasan. Metode penjadwalan produksi dijelaskan seperti di bawah ini : 1. Menentukan jumlah hari kerja dalam satu periode penjadwalan produksi per minggu Jumlah hari kerja ditentukan dari hari kerja yang tersedia dalam satu minggu sebagai acuan untuk penentuan jam kerja optimal dalam satu periode tersebut. Pada satu hari kerja terdapat 3 shift kerja yang jam kerja per harinya adalah 8 jam kerja masing-masing shift. Pada hari Sabtu atau sehari sebelum libur akhir pekan, perusahaan tidak menerapkan 24 jam kerja, namun hanya menerapkan 15 jam kerja. Penentuan jam kerja yang tersedia menggunakan persamaan 4.1: Jam kerjaminggu = jumlah hari kerja – 1 hari x 24 jam + 15 jam 4.1 2. Merekap jumlah stok produk jadi di gudang dan jumlah permintaan masing-masing produk Stok produk jadi di gudang yang digunakan adalah stok produk yang tersedia saat tanggal pembuatan jadwal produksi. Jumlah permintaan untuk masing-masing produk diperoleh dari permintaan yang dilakukan oleh masing-masing Kantor Pemasaran Wilayah KPW setiap minggunya. 3. Menentukan jumlah rencana produksi masing-masing produk Jumlah rencana produksi masing-masing produk adalah jumlah produksi yang harus dikerjakan untuk masing-masing produk dalam periode tersebut. Jumlah produksi diperoleh dari jumlah permintaan pada produk tersebut ditambah dengan buffer sebesar 25 dari jumlah permintaan. Buffer 11 sebanyak 25 ini merupakan kebijakan dari perusahaan yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan dan berfungsi sebagai stok produk di gudang. Setelah diketahui rencana produksinya tidak dalam jumlah batch yang utuh atau tidak bulat, maka jumlah rencana produksi akan dibulatkan ke atas agar jumlah produksinya dalam jumlah batch yang utuh. Misalnya jika rencana produksi pada awalnya sebanyak 6,3 batch, maka rencana produksi akan dibulatkan ke atas yang artinya rencana produksi yang akan dilakukan sebanyak 7 batch. Pembulatan ke atas dimaksudkan untuk menyesuaikan jumlah batch produksi dan formulasi produk serta dapat memenuhi permintaan dengan jumlah rencana produksi melebihi jumlah produksi minimal. Jumlah produksi minimal suatu produk adalah jumlah permintaan ditambah dengan buffer 25. Setelah dibulatkan maka jumlah rencana produksi akan kembali dihitung dalam satuan karton. Jumlah rencana produksi diperoleh dari perhitungan pada persamaan 4.2: Jumlah produksi karton = jumlah permintaan + 25 jumlah permintaan 4.2 Jumlah produksi batch = P x Q x R 1000 mlliter x S Rencana Produksi karton = T x S x 1000 mlliter R x Q Keterangan : P : jumlah produksi karton Q : isi per karton pieceskarton R : isi per kemasan mlpieces S : kapasitas pengolahan per batch literbatch T : jumlah rencaca produksi batch 4. Menentukan nilai CR dari masing-masing produk CR dalam model penjadwalan ini digunakan untuk menentukan produk yang harus diproduksi terlebih dahulu. Produksi akan dilakukan berdasarkan produk yang mempunyai nilai CR yang lebih kecil ke produk yang mempunyai nilai CR yang lebih besar. Nilai CR diperoleh dari persamaan 4.3 : CR = stok produk karton permintaan produk karton x 100 4.3 5. Menentukan produk yang akan diproduksi Produk-produk yang akan diproduksi ditentukan dari perbandingan antara total rencana kebutuhan waktu produksi semua produk dengan jam kerja yang tersedia dalam periode tersebut. Jika rencana kebutuhan waktu produksi suatu produk melebihi jam kerja yang tersedia dalam minggu tersebut maka mulai dari produk yang rencana waktu produksinya melebihi waktu produksi yang tersedia dan selanjutnya tidak diproduksi pada periode tersebut. Rencana waktu produksi masing-masing produk untuk setiap minggu akan diketahui dari jumlah waktu yang diperlukan untuk memproduksi masing- masing produk sesuai dengan rencana produksi sesuai dengan persamaan 4.4 : Rencana waktu produksi jam = Y x Z 4.4 Keterangan : Y : Jumlah produksi batch Z : Waktu proses pengisian produk jambatch 12 6. Penyusunan jadwal produksi mingguan berdasarkan nilai CR dan lini produksi Penyusunan jadwal produksi diawali dengan menentukan produk yang berurutan dari yang nilai CR terendah sampai yang tertinggi Selanjutnya penyusunan dilakukan berdasarkan lini produksi yang digunakan untuk produk tersebut. Pengambilan keputusan untuk menyusun jadwal produksi berdasarkan lini produksinya menggunakan situasi aksi, dimana jika sl ... sn, maka al ... an. Hal tersebut menjelaskan bahwa sl ... sn merupakan situasi yang dinyatakan dalam operasi dan, atau; al ... an adalah aksi atau keputusan yang diambil terhadap situasi tersebut. Diagram alir metode pemecahan masalah secara heuristik terdapat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram alir metode pemecahan masalah secara heuristik Setelah diketahui jadwal produksi mingguannya, maka untuk menguji keunggulan dari jadwal produksi yang dibuat akan dibandingkan rasio penggunaan mesinnya dengan nilai rasio penggunaan mesin sebelum dilakukan pengembangan jadwal produksi. Semakin kecil nilai rasio penggunaan mesin menunjukan bahwa jadwal produksi yang digunakan semakin efektif dan efisien untuk diterapkan. Hal ini berhubungan dengan waktu produksi yang semakin efisien jika nilai rasio penggunaan mesinnya lebih kecil. Adapun nilai rasio penggunaan mesin dapat diperoleh melalui persamaan 4.5. Rasio Penggunaan Mesin = V W x 100 4.5 Keterangan : V : Waktu penggunaan mesin jam W : Waktu yang tersedia dalam satu periode jam

4.3 Konfigurasi Model