40
Setelah diketahui hasil rekapan data OMAN mingguan untuk seluruh KPW yang ada, selanjutnya adalah membandingkan OMAN mingguan tersebut dengan stok produk yang tersedia di
gudang sehingga diketahui kebutuhan produksi untuk masing-masing produk. Keputusan untuk melakukan produksi atau tidak juga dipengaruhi oleh OMAN bulanan, karena jika OMAN bulanan
sudah tercukupi, maka tidak perlu dilakukan produksi lagi untuk produk yang bersangkutan dan dapat memproduksi produk yang lain untuk memenuhi OMAN. Jika ingin memproduksi suatu produk,
maka pihak PPIC awalnya harus menentukan jumlah yang ingin diproduksi kemudian menyusunnya dengan memperhatikan kapasitas produksi. Contoh penentuan jumlah produksi yang ada di PT Sinar
Sosro KPB Tambun dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6
Contoh perhitungan rencana produksi untuk pemenuhan OMAN
PRODUK F = A4
B G
H I = B+G-H J = B+G+K-H
K
1 FTG Apple 6.386
12.937 -
7.037 5.900
15.900 10.000
2 FTG Guava 6.291
7.896 -
6.960 936
15.936 15.000
3 HJG Apple 2.248
5.831 -
3.166 2.665
12.665 10.000
4 HJG Grape 2.829
4.609 -
3.971 638
13.138 12.500
Sumber : PPIC PT Sinar Sosro KPB Tambun Keterangan : F = minimal stok, didapat dari OMAN bulanan dibagi 4
B = stok produk di GBJ G = stok produk yang ada di bagian repacking atau karantina
H = OMAN mingguan I = prakiraan stok akhir jika tidak dilakukan produksi
J = prakiraan stok akhir jika dilakukan kegiatan produksi dengan jumlah tertentu K = jumlah rencana produksi minggu tersebut
Penentuan jumlah produksi yang dilakukan perusahaan adalah secara manual dan jumlahnya juga menyesuaikan dengan kapasitas mesin dan ketersediaan bahan baku. Namun, dalam pembuatan
rencana produksi yang diterapkan perusahaan masih belum ada jawal rinci untuk proses produksi, sehingga sering terjadi waktu menganggur yang banyak disebabkan oleh timbulnya antrian
penggunaan fasilitas produksi. Penentuan jumlah produksi dilakukan berdasarkan kondisi yang terjadi pada saat itu. Setelah proses penentuan jumlah rencana produksi setiap produk, selanjutnya adalah
menempatkan produk-produk yang akan di produksi berdasarkan lini produksi yang digunakan, tanpa adanya aturan baku untuk proses pengurutan produk yang harus diproduksi terlebih dahulu.
5.1.3 Rasio Penggunaan Sumber Daya
Sumber daya adalah berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk diolah untuk menghasilkan barang atau jasa yang lainnya. Sumber daya dibagi menjadi dua jenis,
yakni sumber daya mesin dan sumber daya tenaga kerja atau sumber daya manusia. Penggunaan sumber daya produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun selama ini belum optimal karena banyaknya
waktu menganggur di lantai produksi dan ditunjukkan oleh hasil perhitungan rasio penggunaan sumber daya produksi perusahaan selama periode pengamatan 28 Februari-16April 2011. Nilai rasio
penggunaan sumber daya produksi sesuai dengan kondisi perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.7.
41
Tabel 5.7 Rasio Penggunaan Sumber Daya Sesuai dengan Kondisi Perusahaan
UNIT NAMA MESIN
Sebelum Penjadwalan Minggu Ke
9 10
11 12
Pengolahan 47,29
47,51 45,65
35,15
Sterilisasi Stork A
80,25 71,64
72,98 82,09
Stork B 0,00
71,64 66,70
95,52 Stork TAD
24,55 59,33
44,87 23,88
Pasteurisasi 51,08
0,00 0,00
35,82 Karbonisasi
0,00 22,01
20,56 0,00
Rata-rata 31,18
44,93 41,02
47,46
Mesin Pengemasan
Lini C 93,63
21,64 72,36
80,22 Lini N
93,63 70,90
72,36 80,22
Lini D 0,00
71,64 0,00
0,00 Lini E
0,00 22,39
0,00 0,00
Lini F 0,00
49,25 66,70
71,27 Lini R
0,00 49,25
66,70 71,27
Lini P 0,00
0,00 26,77
0,00 Lini S
0,00 22,01
22,48 0,00
Lini CAN 41,08
22,01 20,56
35,82 Lini PET
46,99 25,37
17,91 23,88
Rata-rata 27,53
35,45 36,58
36,27
Pada tabel terlihat bahwa nilai rasio penggunaan masing-masing mesin produksi berbeda-beda tiap alat dan juga berubah setiap minggunya tergantung pada rencana produksi yang dibuat.
Pengaturan jadwal produksi yang tidak diperinci mengakibatkan timbulnya antrian dan berakibat pada pemakaian sumber daya yang tidak optimal serta adanya waktu menganggur.
Nilai rasio penggunaan sumber daya pada tabel tersebut diperoleh dari perbandingan antara waktu pemakaian mesin sebenarnya riil dengan waktu pemakaian yang tersedia. Nilai rasio
penggunaan sumber daya dari unit kerja pengolahan diperoleh dari seluruh tangki yang tersedia di unit kerja pengolahan dan diambil rata-ratanya. Nilai rasio penggunaan sumber daya pada unit kerja
pengolahan dari minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 adalah 47,29, 47,51, 45,65, dan 35,15. Rata-rata nilai rasio penggunaan untuk alat sterilisasi dari minggu ke-9 sampai minggu ke-
12 tahun 2011 adalah 31,18, 44,93, 41,02, dan 47,46. Sedangkan rata-rata nilai rasio penggunaan untuk mesin pengemasan dari minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 adalah
27,53, 35,45, 36,58, dan 36,27. Nilai rasio penggunaan sumber daya yang bervariasi dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan
rencana produksi yang dibuat oleh perusahaan. Penggunaan sumber daya produksi akan menyesuaikan dengan rencana produksi yang disusun oleh perusahaan. Rendahnya nilai rasio penggunaan sumber
daya atau beberapa sumber daya produksi yang tidak digunakan dalam setiap minggunya dikarenakan permintaan yang tidak terlalu banyak dan keterbatasan sumber daya manusia yang mengoperasikan
42
mesin-mesin produksi tersebut. PT Sinar Sosro KPB Tambun memiliki tenaga kerja yang terbatas, serta untuk pengoperasian mesin dilakukan oleh tenaga kerja yang tersedia secara bergantian sehingga
tidak memungkinkan untuk mengaktifkan seluruh sumber daya produksi secara bersamaan.
5.2 Pengembangan Jadwal Produksi