35
5.1.2 Perencanaan Produksi di Perusahaan
Kegiatan produksi merupakan hal akan terus berkembang mengikuti arah perkembangan teknologi. Akibatnya kegiatan produksi harus mampu mengikuti penggunaan dari teknologi yang
diterapkan pada saat itu. Hasil yang diinginkan berupa kegiatan produksi yang efisien sehingga biaya operasional perusahaan dapat ditekan, namun tidak mengorbankan produktifitas dan kualitas
perusahaan. Hasilnya adalah penemuan inovasi baru pada produk dan teknologi yang ada. Perusahaan dapat mencapai tingkat produktifitas yang tinggi apabila mempunyai arah dan
tujuan yang jelas dalam kegiatan produksinya. Perencanaan produksi yang sistematis dan mendetail mempunyai peranan untuk mengurangi terjadinya waktu menganggur di lantai produksi sehingga
produktifitas perusahaan dapat ditingkatkan. Pembuatan rencana produksi akan manyangkut hal-hal terkait seperti faktor-faktor mesin yang tersedia, kapasitas produksi, stok bahan baku, stok produk
jadi, jumlah permintaan pasar, dan hal terkait lainnya. Analisis terhadap seluruh faktor tersebut akan diolah bagian PPIC untuk diterjemahkan menjadi rencana produksi. Bagian PPIC bertanggung jawab
penuh atas pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana produksi yang diterbitkan. Pembuatan rencana produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun akan memperhatikan faktor-
faktor penentu rencana produksi meliputi : Order Management OMAN
Order Management OMAN adalah seluruh pesanan produk yang diterima PT Sinar Sosro KPB
Tambun yang berasal dari pesanan oleh KPW PT Sinar Sosro di seluruh Indonesia. Jumlah OMAN akan direkap untuk dijadikan informasi dalam pembuatan rencana produksi.
Kapasitas Produksi Perencanaan produksi dibuat dengan mempertimbangkan kapasitas produksi yang dipengaruhi
oleh faktor jumlah mesin yang tersedia, kapasitas kerja mesin, kapasitas waktu, dan jumlah tenaga kerja. Pertimbangan kapasitas produksi akan memberikan rencana produksi yang tepat dan dapat
dipenuhi. Jika OMAN sedang cenderung dalam posisi tinggi, maka akan dilakukan penambahan jam kerja produksi agar OMAN tersebut terpenuhi.
Stok Produk di Gudang Barang Jadi Strategi yang diterapkan PT Sinar Sosro KPB Tambun adalah make-to-stock sehingga perusahaan
mempunyai stok produk yang siap kirim di dalam GBJ. Stok produk di GBJ akan mempengaruhi pembuatan rencana produksi dalam hal jumlah stok yang dimiliki. Jika stok suatu produk dianggap
masih dapat memenuhi OMAN, maka produk tersebut tidak akan diproduksi dulu. Sedangkan jika stok tidak dapat memenuhi OMAN atau jumlahnya menipis, maka akan dilakukan produksi untuk
memenuhi OMAN produk tersebut dan menambah stok produk itu. Pola Pemesanan
Pola pemesanan lebih terhadap kecenderungan pemesanan produk yang pernah terjadi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan rencana produksi. Data pola pemesanan dapat
diperkirakan saat OMAN akan naik sehingga dapat diambil ancang-ancang untuk melakukan produksi sehingga pada saat OMAN naik, perusahaan dapat mengantisipasinya dengan jumlah
stok produk yang telah diperbanyak sebelumnya. Pembuatan rencana produksi berasal dari penerimaan OMAN oleh pihak PPIC yang direkap menjadi
OMAN bulanan dan mingguan. Rekap data OMAN akan dijadikan informasi dalam pembuatan
36
rencana produksi oleh pihak PPIC. Langkah-langkah pembuatan rancana produksi yang ada di PT Sinar Sosro KPB Tambun dapat dilihat pada gambar 5.14.
Gambar 5.14 Aliran perencanaan produksi PT Sinar Sosro KPB Tambun
Rencana produksi mingguan merupakan jadwal produksi yang akan dilakukan selama satu minggu kedepan untuk memenuhi OMAN mingguan. Pembuatannya memperhatikan OMAN
mingguan, data stok GBJ, stok GBB, dan Work in Process WIP. Selain itu, rencana produksi dibuat dengan mempertimbangkan kapasitas mesin, tenaga kerja, serta raw material RM di GBB. Berikut
merupakan konsep dasar perhitungan rencana produksi yang dilakukan oleh bagian PPIC untuk penentuan jumlah produksi dalam rencana produksi mingguan pada persamaan 5 :
5 Keterangan : A : OMAN karton
B : Stok GBJ karton C : Stok Karantina dan Pengepakan Ulang karton
D : Work in Process WIP karton Perhitungan rencana produksi diatas merupakan perhitungan untuk produksi minimal yang harus
direalisasikan agar OMAN terpenuhi. Selain dengan rumus diatas, perhitungannya juga akan mempertimbangkan faktor kebutuhan persediaan masa depan, stok minimum produk, kebutuhan
waktu, waktu CIP, jumlah jenis produk yang diproduksi, dan kapasitas GBJ. Kapasitas produksi PT Sinar Sosro KPB Tambun dibagi menjadi kapasitas mesin dan kapasitas
tenaga kerja yang akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan rencana produksi. Kapasitas produksi utamanya ditentukan oleh kapasitas mesin pengemasan dengan pertimbangan kapasitas
sterilisasi dan batch produksi dapat memenuhi kebutuhan mesin pengemasan yang menggunakannya. Kapasitas produksi juga memperhatikan kapasitas pengolahan bahan baku di unit pengolahan. Selain
Rencana Produksi karton = A – B + C + D + Buffer
37
kapasitas produksi mesin, penentuan kapasitas produksi juga dipengaruhi oleh kapasitas tenaga kerja, mulai dari penempatan unit-unitnya sampai ke penambahan jam kerja jika diperlukan. Jika kedua
faktor tersebut dikolaborasikan maka akan dapat ditentukan kapasitas produksi maksimal dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan bahan baku yang sifatnya dapat diusahakan keberadaannya.
Kapasitas mesin dan tenaga kerja berperan dalam penentuan kapasitas produksi karena kedua faktor tersebut statusnya sulit untuk ditingkatkan dan membutuhkan biaya yang besar.
Hasil pengamatan di lapangan, kapasitas produksi mesin pengemasan dan tenaga kerja ini akan menjadi landasan dalam penyusunan rencana produksi mingguan. Jumlah produk yang akan
diproduksi akan diketahui melalui target produksi yang ingin dicapai dan kebutuhan waktu untuk suatu kegiatan produksi. Kegiatan produksi dilakukan berdasarkan rencana produksi mingguan yang
diterbitkan, berfungsi sebagai informasi rencana produksi perusahaan. Adanya rencana produksi tersebut juga akan memberikan informasi tentang jumlah kebutuhan bahan baku yang akan digunakan.
Keseluruhan aspek diatas akan menghasilkan kapasitas produksi yang bisa dilakukan. Produksi PT Sinar Sosro KPB Tambun juga dibedakan menjadi dua kriteria, yakni produksi
dengan kapasitas normal dan maksimum. Kapasitas normal maksudnya adalah perusahaan melakukan kegiatan produksi dengan kapasitas produksi yang dapat diperoleh berdasarkan waktu kerja normal
yang ada. Kapasitas normal yang diterapkan sebanyak 141 jam kerja setiap minggunya. Kapasitas maksimum adalah produk yang dapat dihasilkan dengan penerapan sistem penambahan jam kerja
yakni tetap berproduksi di hari minggu sehingga hasil produksi mingguan dapat meningkat. Jika menerapkan kapasitas maksimum, perusahaan dapat bekerja hingga mencapai 168 jam per
minggunya. Jumlah jam kerja ini akan mempengaruhi kapasitas produksi perusahaan. Selain itu penentuan
kapasitas produksi juga berasal dari pengalaman di lapangan mengenai kapasitas produksi mesin pengemasan beserta kinerja mesin yang bersangkutan. Data kapasitas produksi mesin pengemasan
disajikan pada tabel 5.2. Tabel 5.2
Kapasitas mesin pengemasan PT Sinar Sosro KPB Tambun Lini
Jenis Mesin Kapasitas
piecesjam Kinerja Mesin
PET PET
15.000 ± 95
C TWA
7.500 ± 95
N TWA
7.500 ± 95
D TWA
6.000 ± 95
E TWA
6.000 ± 95
F TBA
7.500 ± 95
S TGA
7.000 ± 75
R TBA
7.500 ± 95
P TBA
6.000 ± 95
Can FTC
11.000 ± 75
TEBS 13.000
± 75
38
Berikut adalah contoh perhitungan kapasitas yang dapat diperoleh di salah satu mesin TBA, dengan persamaan 5.2 untuk produksi normal:
Kapasitas Mesin TBA : 7.500 pieces jam Kondisi Kinerja Mesin : 100
Jam kerja : 24 jamhari
Jam kerja efektif : 100
Kapasitas Produksi =
kapasitas mesin
x kinerja
mesin x
jam kerjahari
x jam kerja
efektif 180.000 pieceshari
= 7.500
x 100
x 24
x 100
5.2 Perhitungan kapasitas tersebut merupakan perhitungan untuk kapasitas maksimum yang dapat
dihasilkan oleh salah satu mesin TBA yang dimiliki dalam satu hari. Kinerja mesin disini adalah pengalaman di lapangan tentang kinerja mesin tersebut pada saat proses produksi selalu lancar
ataukah terkendala sehingga harus menyesuaikan, dengan kata lain presentasenya dapat berubah sewaktu-waktu.
Kapasitas mesin pengemasan akan disesuaikan dengan kapasitas waktu yang dibutuhkan oleh mesin tersebut untuk melakukan pengisian pada tiap batch produksi yang dimasak. Perhitungan
kebutuhan waktu mesin pengemasan untuk menyelesaikan pekerjaan pengisian produk per batch diperoleh dari persamaan 5.3:
Waktu Pengemasan per batch jambatch
= M
: N
x O
: 1000 mlliter Keterangan : M : Kapasitas batch produksi literbatch
N : Kapasitas mesin pengisian piecesjam O : Isi produk mlpieces
Disamping faktor kapasitas mesin tersebut, kapasitas produksi total juga dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Data kapasitas maksimal tenaga kerja yang dapat dilakukan dapat
dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3
Kapasitas maksimum tenaga kerja satu shift kerja
lini can -
1 lini tetra
4 2
Sumber : Departemen Produksi PT Sinar Sosro KPB Tambun Kapasitas-kapasitas fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan akan dijadikan acuan untuk
pembuatan rencana produksi. Rencana produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun akan dibedakan menjadi tiga macam, yakni: rencana produksi tahunan, bulanan, dan mingguan. Seluruh rencana
produksi dibuat berdasarkan OMAN yang diberikan oleh KPW PT Sinar Sosro. OMAN yang masuk akan dipenuhi dengan melihat realisasi OMAN setiap minggu untuk dijadikan rencana produksi
mingguan sebagai informasi pelaksanaan kegiatan produksi perusahaan. Langkah-langkah pembuatan rencana produksi mingguan adalah membuat rekap data OMAN bulanan dan mingguan, rencana
5.3
39
produksi untuk pemenuhan OMAN bulanan, perhitungan rencana produksi untuk pemenuhan OMAN mingguan, kemudian disusunlah rencana produksi mingguan untuk memenuhi OMAN.
Langkah pertama adalah rekap data OMAN, yakni merekap OMAN dari seluruh KPW yang masuk dengan melakukan pembatasan pada waktu yang telah disepakati. Contoh rekap data OMAN
mingguan periode 28 Februari-5 maret 2011 dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4
Contoh rekap data OMAN mingguan periode 28 Februari-5 maret 2011 Jenis
Produk Nama Produk
KPW Bali Nusra
karton KPW
Banten karton
KPW Jabar Utara
karton KPW
Jakarta karton
Total karton
FTG FTG Apple
510 1200
1710 FTG
FTG Guava 510
1200 1710
HJG HJG Apple
100 50
145 26
321 HJG
HJG Grape 100
50 170
26 346
Sumber : PPIC PT Sinar Sosro KPB Tambun Rekap data OMAN diatas hanya sebagian contoh OMAN mingguan yang diterima dari 4 KPW
dari 13 KPW yang ada. Contoh rekap data OMAN mingguan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 2. Rekap data OMAN akan memberikan informasi tentang permintaan total atas suatu
produk. Aliran data perencanaan produksi dilanjutkan ke perbandingan dengan data pemenuhan untuk OMAN bulanan seperti contoh pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Contoh rencana produksi untuk pemenuhan OMAN Bulanan JENIS
PRODUKSI A
B C
D = A – C
E = B - D FTG Apple
25.542 12.937
31.339 5.797
18.339 FTG Guava
25.162 7.896
30.331 5.169
13.065 HJG Apple
8.991 5.831
7.644 1.347
4.484 HJG Grape
11.316 4.609
10.719 597
4.012 Sumber : PPIC PT Sinar Sosro KPB Tambun
Keterangan : A : OMAN Februari 2011 B : Stok produk 25 Februari 2011
C : Realisasi OMAN Februari 2011 D : Sisa OMAN Februari 2011
E : Prakiraan stok akhir minggu tanpa produksi : satuan dalam karton
40
Setelah diketahui hasil rekapan data OMAN mingguan untuk seluruh KPW yang ada, selanjutnya adalah membandingkan OMAN mingguan tersebut dengan stok produk yang tersedia di
gudang sehingga diketahui kebutuhan produksi untuk masing-masing produk. Keputusan untuk melakukan produksi atau tidak juga dipengaruhi oleh OMAN bulanan, karena jika OMAN bulanan
sudah tercukupi, maka tidak perlu dilakukan produksi lagi untuk produk yang bersangkutan dan dapat memproduksi produk yang lain untuk memenuhi OMAN. Jika ingin memproduksi suatu produk,
maka pihak PPIC awalnya harus menentukan jumlah yang ingin diproduksi kemudian menyusunnya dengan memperhatikan kapasitas produksi. Contoh penentuan jumlah produksi yang ada di PT Sinar
Sosro KPB Tambun dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6
Contoh perhitungan rencana produksi untuk pemenuhan OMAN
PRODUK F = A4
B G
H I = B+G-H J = B+G+K-H
K
1 FTG Apple 6.386
12.937 -
7.037 5.900
15.900 10.000
2 FTG Guava 6.291
7.896 -
6.960 936
15.936 15.000
3 HJG Apple 2.248
5.831 -
3.166 2.665
12.665 10.000
4 HJG Grape 2.829
4.609 -
3.971 638
13.138 12.500
Sumber : PPIC PT Sinar Sosro KPB Tambun Keterangan : F = minimal stok, didapat dari OMAN bulanan dibagi 4
B = stok produk di GBJ G = stok produk yang ada di bagian repacking atau karantina
H = OMAN mingguan I = prakiraan stok akhir jika tidak dilakukan produksi
J = prakiraan stok akhir jika dilakukan kegiatan produksi dengan jumlah tertentu K = jumlah rencana produksi minggu tersebut
Penentuan jumlah produksi yang dilakukan perusahaan adalah secara manual dan jumlahnya juga menyesuaikan dengan kapasitas mesin dan ketersediaan bahan baku. Namun, dalam pembuatan
rencana produksi yang diterapkan perusahaan masih belum ada jawal rinci untuk proses produksi, sehingga sering terjadi waktu menganggur yang banyak disebabkan oleh timbulnya antrian
penggunaan fasilitas produksi. Penentuan jumlah produksi dilakukan berdasarkan kondisi yang terjadi pada saat itu. Setelah proses penentuan jumlah rencana produksi setiap produk, selanjutnya adalah
menempatkan produk-produk yang akan di produksi berdasarkan lini produksi yang digunakan, tanpa adanya aturan baku untuk proses pengurutan produk yang harus diproduksi terlebih dahulu.
5.1.3 Rasio Penggunaan Sumber Daya