Teknik Penjadwalan Hergha Basretpiviariko and Machfud

3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penjadwalan Produksi

Penjadwalan merupakan cara pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu untuk melakukan kumpulan pekerjaan secara berurutan. Menurut Maduro 2007, penjadwalan merupakan suatu kegiatan pengalokasian periode waktu untuk masing-masing pekerjaan dalam proses produksi yang akan bermanfaat untuk menentukan jumlah produksi agar sesuai dengan rencana produksi yang telah ditetapkan pada suatu periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Russel dan Taylor 1995, penjadwalan merupakan penjabaran dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dilakukan secara terperinci. Penjadwalan akan mengatur tentang seluruh jenis kegiatan produksi beserta waktunya agar perencanaan kebutuhan dapat dipenuhi. Menurut Machfud 1999, penjadwalan operasi meliputi kegiatan berupa penetapan waktu timing dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki serta penetapan waktu berkaitan dengan pengurutan dan penggunaan sumber daya untuk kegiatan produksi mengenai penugasan kerja atau pembebanan kerja pada fasilitas produksi kepada seluruh sumber daya agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Penjadwalan mempunyai tujuan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, tingkat persediaan, serta penggunaan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang efisien. Penyusunan penjadwalan akan dilakukan dengan mempertimbangan keterbatasan yang dimiliki perusahaan. Penerapan penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan Herjanto 1999. Menurut Everrete dan Ronald 1992, penjadwalan terdiri dari loading, pengurutan, penjadwalan terperinci, exediting, serta control input dan output. Menurut Kusuma 2001, hal yang harus diperhatikan mengenai penjadwalan meliputi : 1. Jumlah dan jenis pekerjaan selama periode waktu tertentu yang harus diselesaikan. Hal ini akan tergantung pada rencana produksi yang disusun serta negosiasi antara perusahaan dengan pelanggan 2. Perkiraan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan processing time. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan ini merupakan masukan yang sangat penting dalam penjadwalan pekerjaan. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan sering kali digunakan untuk menentukan urutan prioritas pekerjaan yang dikerjakan lebih dahulu. 3. Batas waktu penyelesaian pekerjaan. Batas waktu pekerjaan digunakan untuk memperkirakan keterlambatan yang mungkin akan terjadi. Besaran ini penting untuk mengantisipasi denda atau penalty yang timbul akibat keterlambatan pengiriman. 4. Situasi pekerjaan yang dihadapi, yakni penentuan jadwal pekerjaan akan dipengaruhi situasi pekerjaan seperti pekerjaan di suatu prosesor pekerjaan di beberapa prosesor seri atau paralel, atau pekerjaan di fasilitas produksi job shop.

2.2 Teknik Penjadwalan

Penjadwalan memberikan dasar untuk menugaskan suatu pekerjaan pada pusat kerja. Sequencing pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja dengan aturan prioritas yang telah ditetapkan. Aturan prioritas sendiri dibagi menjadi empat macam, yakni : 4 1. FCFS First Come, First Served pertama datang, pertama dilayani, yaitu pekerjaan yang sampai terlebih dahulu di tempat kerja maka itu yang akan diproses terlebih dahulu. 2. SPT Short Processing Time waktu pemrosesan terpendek, yaitu pekerjaan yang memiliki waktu proses tercepat diselesaikan terlebih dahulu 3. EDD Earliest Due Date batas waktu yang paling awal, yaitu pekerjaan dengan batas waktu paling awal akan dikerjakan terlebih dahulu 4. LPT Long Processing Time waktu pemrosesan terpanjang, yaitu pekerjaan dengan waktu proses yang panjang akan diutamakan dan didahulukan Heizer and Render 2005. Menurut Hanna dan Newman 2001, penjadwalan akan menjadi sulit untuk dipertahankan karena adanya hal-hal seperti kerusakan peralatan, pekerjaan terlambat datang, dan material tidak tersedia. Critical Ratio CR merupakan waktu sampai batas waktu pekerjaan selesai dimana waktu sekarang dibagi dengan waktu proses sampai menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Pada CR, urutan pekerjaan yang akan diproduksi berdasarkan nilai CR terendah sampai nilai tertinggi. SPT akan memprioritaskan pekerjaan berdasarkan waktu yang paling pendek. Aturan ini secara umum meningkatkan efisiensi dan mempunyai dampak pada aliran kas perusahaan. Secara matematis dapat dibuktikan bahwa SPT dapat meminimisasi rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan flow time, atau rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pekerjaan pada stasiun kerja termasuk waktu menunggu dan waktu pemrosesan. Waktu penyelesaian sangat erat kaitannya dengan tingkat persediaan. Meminimisasi waktu penyelesaian mempunyai dampak yang positif terhadap pencapaian batas waktu pekerjaan selesai Hanna dan Newman 2001. LPT merupakan lawan dari SPT dimana teknik ini tidak direkomendasikan baik untuk pencapaian yang efisien dan terhadap batas waktu penyerahan. Penggunaan LPT tidak disarankan pada awal penjadwalan, karena stasiun kerja menjadi menganggur. Batas waktu penyerahan sama dengan dateline untuk sebuah tugas yang mempertimbangkan batas waktu penyerahan. Penalty akan terjadi apabila keterlambatan terjadi Bedworth et al. 1982. Waktu penyelesaian adalah waktu proses ditambah waktu menunggu sebelum proses berjalan. Tardiness yaitu suatu ukuran dari waktu keterlambatan yang positif, jika pekerjaan selesai lebih awal maka tardiness bernilai nol. Tardiness merupakan keterlambatan penyelesaian suatu pekerjaan hingga batas waktu pengiriman Bedworth, David et al 1982. Menurut Machfud 1999, permasalahan produk dan mesin pekerja dikelompokan menjadi dua, yaitu m mesin pekerja paralel dan m mesin pekerja yang serial. 1. Mesin pekerja paralel Bentuk permasalahan mesin pekerja secara paralel dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat ke-m mesin bersifat identik, artinya waktu proses dan sebagainya sama. Gambar 2.1 Penjadwalan produksi dengan m mesin pekerja paralel 5 2. Mesin pekerja serial Bentuk permasalahan mesin pekerja secara serial dapat dilihat pada gambar 2. Pada tipe ini setiap produk dalam proses penyelesaian atau pengerjaannya harus melewati ke-m mesin tahap dengan urutan yang sama. Gambar 2.2 Penjadwalan produksi dengan m mesin pekerja serial Menurut Nainggolan 2005, ukuran keberhasilan dari suatu pelaksanaan aktivitas penjadwalan adalah meminimisasi kriteria-kriteria berikut : rata-rata waktu alir, total waktu proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kumpulan pekerjaan, rata-rata keterlambatan, jumlah mesin yang menganggur, dan jumlah persediaan.

2.3 Model