87
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
PT Sinar Sosro KPB Tambun merupakan sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam usaha produk minuman ringan dalam kemasan berupa minuman teh dan minuman rasa buah.
Perusahaan ini menggunakan sistem make-to-stock untuk strategi usaha dalam memenuhi permintaan pasar. Artinya perusahaan berusaha untuk selalu mempunyai stok produk yang siap dipasarkan dan
dikirimkan ketika pesanan datang. Perusahaan menerapkan desain proses job shop jumbled flow dalam bentuk aliran proses produksinya. Perusahaan memiliki beberapa kendala sehingga
produktifitas perusahaan belum teroptimalkan. Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penjadwalan produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun dipengaruhi oleh permintaan produk dan
stok produk yang menghasilkan nilai CR, jumlah produksi, waktu proses produksi, waktu produksi yang tersedia, serta kapasitas produksi mesin pengemasan. Faktor kritis untuk proses penjadwalan
produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun adalah kapasitas mesin pengemasan yang digunakan untuk proses produksi.
2. Proses penjadwalan produksi yang dilakukan dikembangkan menggunakan model penjadwalan
pada program Sistem Informasi Jadwal Produksi Sosro versi 1.0 SI JPS 1.0. Program SI JPS 1.0 dikembangkan dan bersifat fleksibel serta dinamis dalam proses penyusunan jadwal produksi
untuk memenuhi target perusahaan yakni dapat memenuhi seluruh permintaan yang masuk ke perusahaan. Program SI JPS 1.0 terdiri dari beberapa modul yaitu modul pemesanan produk,
modul master pesanan produk, modul master bahan baku, modul permintaan bahan baku, modul pemakaian bahan baku, modul pemesanan bahan baku, modul kedatangan bahan baku, modul
master produk, modul hasil produksi, modul pengiriman produk, dan modul penjadwalan produksi. Model penjadwalan produksi memerlukan masukan data dari model stok master produk
dan model master pesanan produk. Model penjadwalan produksi akan memberikan keluaran berupa susunan jadwal rencana produksi perusahaan selama satu minggu ke depan. Selain itu, juga
terdapat model jadwal harian yang akan membantu departemen produksi untuk menyusun daftar kegiatan setiap harinya.
3. Model SI JPS 1.0 menggunakan metode CR dalam penyusunan jadwal produksi di PT Sinar Sosro
KPB Tambun. Penggunaan metode CR dinilai paling tepat untuk diterapkan di perusahaan daripada menggunakan metode SPT atau LPT. Pemilihan metode CR berkaitan dengan pengiriman
produk yang dilakukan setiap hari, sehingga perusahaan harus memprioritaskan produk yang kebutuhannya lebih mendesak. Hasil penjadwalan yang dilakukan menggunakan metode CR dapat
dibuktikan efektif dan efisien untuk mengurangi waktu menganggur di lantai produksi dan antrian penggunaan PHE. Efektifitas penggunaan model SI JPS 1.0 ini dapat dilihat dari penurunan nilai
rasio penggunaan sumber daya produksi setelah dilakukan pengembangan jadwal produksi. 4.
Rata-rata nilai rasio penggunaan sumber daya untuk unit kerja pengolahan dari minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 sebelum dilakukan penjadwalan adalah 47,29, 47,51,
45,65, dan 35,15. Setelah dilakukan penjadwalan produksi rata-rata nilai rasio penggunaan sumber daya unit pengolahan dari minggu ke-9 sampai minggu ke-11 tahun 2011 adalah 41,85,
42,26, 40,28, dan 31,47. Rata-rata nilai rasio penggunaan mesin sterilisasi sebelum dilakukan penjadwalan dari minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 adalah 31,18,
44,93, 41,02, dan 47,46. Setelah dilakukan penjadwalan nilai rasio penggunaan mesin di sterilisasi dari minggu ke-9 sampai minggu ke-12 turun menjadi 24,71, 32,54, 29,55, dan
88
35,07. Rata-rata nilai rasio penggunaan sumber daya untuk mesin pengemasan sebelum penjadwalan pada minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 adalah 27,53, 34,45,
36,58, dan 36,27. Setelah dilakukan penjadwalan, rata-rata nilai rasio penggunaan mesin pengemasan pada minggu ke-9 sampai minggu ke-12 tahun 2011 adalah 22,55, 27,54, 29,10,
dan 31,12. 5.
Faktor-faktor terkait tentang model penjadwalan produksi di PT Sinar Sosro KPB Tambun adalah kapasitas mesin pengemasan, kapasitas tenaga kerja, jam kerja yang tersedia dan proses
pengolahan bahan baku. Setelah dilakukan pengembangan jadwal produksi dengan berbagai proses didalamnya, waktu menganggur di perusahaan dapat ditekan. Jika dirinci, maka jumlah
waktu menganggur di unit kerja pengolahan karena proses pengolahan awalnya bernilai 32,99 dapat ditekan menjadi 2,57. Waktu menganggur karena proses transfer produk yang awalnya
21,80 dapat ditekan menjadi 1,35. Waktu menganggur karena menunggu transfer sirup gula, sterilisasi menunggu pasokan dari unit pengolahan dan menunggu unit pengemasan siap secara
berturut-turut yang awalnya 6,42, 5,51, dan 2,97 dapat ditekan hingga tidak terjadi waktu menganggur lagi untuk faktor-faktor tersebut. Penurunan waktu menganggur di lantai produksi
dapat membuat perusahaan melakukan penghematan energi untuk kebutuhan operasional perusahaan.
6.2 Saran