Pendekatan Berencana Tata Laksana

7 III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penjadwalan produksi yang baik dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Penjadwalan produksi diperoleh dari master schedule rencana produksi yang dijabarkan ke dalam rencana jadwal urutan kerja yang harus dilakukan setiap harinya dan dapat mengalokasikan sumber daya yang ada. Proses pembuatan jadwal induk produksi didasarkan pada kapasitas produksi mesin pengemasan, karena mesin pengemasan memiliki kapasitas yang paling kecil diantara mesin yang lainnya. PT Sinar Sosro KPB Tambun memiliki jadwal induk rencana produksi namun belum dijabarkan menjadi jadwal pengolahan yang spesifik pada unit pengolahan sehingga tidak ada jadwal pengolahan dengan waktu yang terperinci di unit tersebut. Belum adanya jadwal pengolahan yang rinci menimbulkan masalah tersendiri yakni timbulnya idle time waktu menganggur, adanya antrian produk yang siap dipasok ke stasiun kerja berikutnya, serta sumber daya yang dimiliki jadi tidak efisien. Permasalahan- permasahalan tersebut akan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Timbulnya permasalahan tersebut menandakan bahwa produktifitas perusahaan kurang optimal. Produktifitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan penentuan jadwal produksi yang baik. Penentuan jadwal produksi dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah ketersediaan bahan baku dan produk yang ada di perusahaan. Pengembangan jadwal produksi dari rencana produksi akan menghasilkan alternatif jadwal produksi terbaik sehingga meminimalkan waktu menganggur dan antrian serta mengefisienkan sumber daya yang dimiliki. Pada akhirnya dengan penjadwalan produksi yang baik dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Penelitian ini akan dilaksanakan perencanaan penjadwalan produksi menggunakan metode CR dengan mempertimbangkan faktor-faktor terkait dengan proses produksi seperti kerusakan mesin produksi. Kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan seperti berikut : Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran

3.2 Pendekatan Berencana

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan berencana yang memberikan langkah-langkah secara berurutan dalam melakukan penelitian sehingga hasil yang diperoleh juga lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Thierauf dan Klekamp 1975, langkah awal yang harus 8 dilakukan dalam penerapan pendekatan berencana adalah pengamatan gejala-gejala permasalahan kemudian dilanjutkan ke metode penyelesaian yang harus disesuaikan dengan tujuan, peubah, batasan, dan asumsi-asumsi dari alternatif solusi permasalahan yang ditawarkan. Secara garis besar langkah- langkah dalam pendekatan berencana dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Tahapan-tahapan dalam pendekatan berencana

3.3 Tata Laksana

1. Observasi Lapang dan Studi Pustaka Observasi lapang dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan proses produksi. Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari sistem penjadwalan yang diterapkan perusahaan. 2. Identifikasi Masalah Pada tahap ini, identifikasi masalah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan jadwal produksi serta kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan. 3. Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan pada departemen Plant Production and Inventory Control PPIC, departemen produksi, dan departemen logistik. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi di lapangan secara langsung dan wawancara dengan pihak-pihak terkait dalam proses produksi. Data sekunder diperoleh dari pihak PPIC, departemen produksi, dan departemen logistik. Data yang dikumpulkan berupa sales order data permintaan, data tiap tahapan produksi, dan data jenis produksi. 4. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik dan model pengurutan yaitu CR yang merupakan metode paling sesuai diterapkan di perusahaan. Data yang dijadikan masukan dalam model penjadwalan adalah data permintaan atau pesanan, data kapasitas produksi, data jenis produk, data stok produk jadi di gudang, dan data batas waktu pengiriman. 5. Perancangan Model Pada perancangan model, input masukan model berupa data permintaan atau pesanan meliputi tanggal pemesanan, jumlah pemesanan, data teknis produk, jumlah stok produk jadi, dan 9 kapasitas produksi. Output keluaran dari model berupa penjadwalan produksi dengan menggunakan aturan CR. 6. Implementasi dan Verifikasi Pada tahap implementasi hasil perancangan sistem diimplementasikan dalam bentuk program komputer menggunakan bahasa php sebagai perangkat lunak basis data dan didukung dengan xampp control panel dan Adobe Dreamweaver CS4 sebagai perangkat lunak untuk user interface dan MySQL sebagai database program, dan Microsoft Excel 2007 untuk mendukung proses penjadwalan yang telah dibuat. Tahapan penelitian dapat dilihat di gambar 3.3. Gambar 3.3 Tahapan-tahapan dalam pendekatan berencana 10 IV. PEMODELAN SISTEM

4.1 Asumsi Perhitungan Model