21 ―…ada tiga sumber potensi dari pro-poor growth: a tingginya
laju pertumbuhan rata-rata pendapatan; b tinginya tingkat sensitivitas kemiskinan dari rata-rata pendapatan; dan c pola
pertumbuhan pengentasan kemiskinan dalam pendapatn relatif. [..] Perbedaan pertumbuhan dalam rata-rata pendapatan merupakan
faktor dominan dalam menjelaskan perubahan dalam kemiskinan [..] pencarian pro-poor growth seharusnya dimulai dengan
memfokuskan pada determinan pertumbuhan dari rata-rata pendapatan
‖. terjemahan bebas peneliti
Sejalan dengan pemikiran Kraay, Ravallion and Chen, 2003 menyatakan bahwa rata-rata laju pertumbuhan kemiskinan merupakan alat ukur yang lebih
baik untuk pro-poor growth dengan menggunakan quintil dari distribusi pendapatan. Dengan mennggunkan kurva pertumbuhan, distribusi pertumbuhan
dapat ditelusuri berdasarkan kurun waktu yang sesuai. Mereka menggunakan Negara China sebagai sampel dan menemukan bahwa laju pro poor growth
sekitar 4 persen sehingga China merupakan negara yang paling berhasil dalam menngurangi penduduk miskin.
2.5 Faktor-faktor Penyebab Penyerapan Tenaga Kerja
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya penyerapan tenaga kerja pada tingkat provinsi dilihat lain perubahan demografi, hambatan sosial-ekonomi,
komposisi industri, tingkat upah dan lapangan kerja.
2.5.1 Perubahan Demografi
Ditinjau dari sisi demografi, penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perubahan struktur umur, fertilitas, gender,
pendidikan, angkatan kerja, migrasi dan beban ketergantungan dependency ratio
. Struktur umur: Berdasarkan data distribusi penduduk Indonesia menurut
kelompok umur menunjukkan bahwa proporsi penduduk Indonesia sebagian besar didominasi penduduk usia muda. Hasil Survei Angkatan kerja Nasional
Sakernas 2009 menunjukkan bahwa rata-rata tiap tahun ada sekitar 2 juta orang pencari kerja baru dengan usia relatif muda. Besarnya angka pencari
22 kerja disebabkan karena perubahan struktur umur penduduk yang masuk dalam
kategori bekerja usia 15 tahun keatas relatif tinggi dan didominasi umur 15-24 tahun. Akibatnya tingkat pengangguran usia muda lebih tinggi dibandingkan
pengangguran usia dewasa. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingginya frekuensi dalam pergantianpencarian kerja pada kelompok umur tersebut dan
didukung dengan kurangnya pengalaman dan keahlian mereka. Fertilitas: Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu: fertilitas tingkat kelahiran, mortalitas tingkat kematian dan migrasi perpindahan. Angka fertiltas yang tinggi di suatu wilayah
menunjukkan banyaknya kelahiran penduduk baru yang pada akhirnya menambah jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk akan
mempengaruhi jumlah angkatan kerja yang pada gilirannya akan manambah jumlah pencari kerja.
Gender: Berdasarkan jenis kelamin, angkatan kerja terbagi menjadi angkatan kerja pria dan wanita. Pria pada umumnya dituntut memikul tanggung jawab
untuk menghidupi keluarga. Menurut Chuang dan Lai 2007 pria lebih termotivasi dan aktif dalam mencari pekerjaan dan lebih enggan untuk berhenti
bekerja daripada perempuan. Oleh karena itu pekerja pria jauh lebih besar dari pekerja wanita karena wanita umumnya lebih dituntut dalam mengurus rumah
tangga. Pendidikan: Elhorst 2003 menyatakan dalam beberapa studi bahwa
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan berikut: Pertama, seseorang yang berpendidikan tinggi
cenderung mencari pekerjaan lebih intensif. Kedua, mereka kurang rentan terhadap pemutusan hubungan kerja PHK dan menunjukkan pola yang lebih
stabil dibandingkan yang kurang berpendidikan. Ketiga, seseorang yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh
perekonomian dengan tingkat teknologi yang terus berkembang. Rasio Ketergantungan Dependency Ratio: merupakan rasio penduduk tidak
profuktif, yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas terhadap penduduk usia produktif umur 15-64 tahun. Angka ini menunjukkan seberapa besar penduduk
usia produktif akan menanggung secara ekonomi penduduk tidak produktif.
23 Dengan demikian semakin tinggi dependency ratio di suatu wilayah tersebut
semakin rendah tingkat pengangguran Chuang dan Lai 2007. Migrasi: Filiztekin 2007 menyatakan bahwa migrasi bisa mempengaruhi sisi
supply maupun demand tenaga kerja. Migrasi keluar bisa mengurangi labor
supply, sementara migrasi masuk bisa menyebabkan peningkatan supply tenaga
kerja pengaruh langsung dan demand tenaga kerja tidak langsung. Efek terhadap demand tenaga kerja yaitu jika migran berketerampilan dan
berpendidikan tinggi, migran memiliki kontribusi human capital dalam bentuk akumulasi keahlian, bakat kewirausahaan keterampilan dan inovasi yang akan
berkontribusi terhadap produktivitas lokal sehingga produksi dapat meningkat. Selanjutnya hal ini dapat berimplikasi terhadap demand tenaga kerja.
2.5.2 Hambatan Sosial dan Ekonomi