91 Tabel 5.15: Hasil estimasi koefisien data panel Kuadran III
5.2.4.4 Wilayah Kuadran IV
Wilayah kuadran yang terakhir ini mempunyai rata-rata pertumbuhan ekonomi relatif tinggi yaitu sebesar 5,63 persen tetapi mempunyai rata-rata
penyerapan tenaga kerja relatif rendah yaitu sebesar l,84 persen lihat Tabel 5.16. Meskipun pertumbuhan ekonomi relatif tinggi namun bukan merupakan
pertumbuhan yang berkualitas. Dari sisi penyerapan tenaag kerja lintas sektor terlihat bahwa sektor riil tumbuh relatif lambat. Sektor Listrik, Gas dan Air serta
Sektor Keuangan tumbuh relatif tinggi dengan rata-rata pertumbuhan berkisar 5,5 dan 7,0 persen per tahun. Indikator makroekonomi seperti inflasi turun dari 12,0
persen tahun 2002 menjadi sebesar 2,9 persen tahun 2009. Sementara itu UMR mengalami kenaikan rata-rata hampir 13,1 persen per tahun.
Dari sisi sektor pendidikan penduduk provinsi ini juga mengalami perkembangan yang relatif pesat dimana selama kurun waktu tersebut mereka
yang menamatkan perguruan tinggi mengalami kenaikan sebesar 7,7 persen per tahun. Di tingkat pendidikan dasar mereka yang menamatkan pendidikan SD
mengalami penurunan sebesar 1,8 persen. Dari sisi analisis ekonometrika seperti terlihat pada Tabel 5.17
menunjukkan bahwa terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor riil keculai pertanian. Sementara Sektor Perdangan, Angkutan dan Jasa
menunjukkan pengaruh positif dalam menyerap tenaga kerja. Secara umum, pada wilayah kuadran ini terjadi anomali antara pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja dimana pertumbuhan ekonomi yang dicapai kurang berpihak terhadap tenaga kerja.
Koefisien p-value
Koefisien p-value
Koefisien p-value
Intersep 3,7629
0,0006 3,7629
0,0012 3,7629
0,0012 PERTANIAN
0,1660 0,0000
0,1660 0,0000
0,1660 0,0000
INDUSTRI 0,0881
0,0000 0,0881
0,0000 0,0881
0,0000 PERTAMBANGAN
0,0946 0,0000
0,0946 0,0000
0,0946 0,0000
KEUANGAN 0,3891
0,0000 0,3891
0,0000 0,3891
0,0000 PERDAGANGAN
0,0630 0,0000
0,0630 0,0000
0,0630 0,0000
JASA 0,2113
0,0000 0,2113
0,0000 0,2113
0,0000 Variabel
PLS FEM
REM
92 Tabel 5.16: Beberapa indikator sosial ekonomi Kuadran IV, 2002-2009
Tabel 5.17: Hasil estimasi koefisien data panel Kuadran IV
Indikasi adanya anomali di beberapa provinsi yang berada pada wilayah Kuadran IV menunjukkan bahwa pertumbuhan yang terjadi hanya baru dalam
taraf kuantitas belum sampai pada struks tur maupun kualitasnya. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai semata-mata didorong oleh faktor konsumsi rumah tangga,
Sementara komponen investasi sebagai faktor pendorong penyerapan tenaga kerja masih minim. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja
Parameter 2002
2009 LPP
Penduduk yang bekerja 27.804.403
31.593.549 1,84
Pertanian 13.291.228
14.229.773 0,98
Pertambangan 188.746
228.816 2,79
Industri 3.624.374
3.739.256 0,45
Listrik, Gas dan Air 39.362
57.283 5,51
Konstruksi 1.187.704
1.242.049 0,64
Dagang 5.048.703
6.403.905 3,46
Angkutan 1.230.230
1.611.536 3,93
Keuangan 250.100
402.742 7,04
Jasa 2.945.836
3.784.109 3,64
Jumlah penduduk 61.390.880
66.370.279 1,12
PDRB juta 343.888,98
504.695,78 5,63
Inflasi 12,0
2,9 -18,28
SD 33,4
29,4 -1,80
SMP 17,2
18,6 1,06
SMA 15,9
19,6 3,02
PT 3,3
5,5 7,65
UMR 000 321,3
759,1 13,07
Koefisien p-value
Koefisien p-value
Koefisien p-value
Intersep 8,3079
0,0000 8,3079
0.0000 8,3079
0.0000 PERTANIAN
0,0303 0,0000
0,0303 0.0000
0,0303 0.0000
INDUSTRI -0,1009
0,0000 -0,1009
0.0000 -0,1009
0.0000 PERTAMBANGAN
-0,1063 0,0000
-0,1063 0.0000
-0,1063 0.0000
PERDAGANGAN 0,1992
0,0000 0,1992
0.0000 0,1992
0.0000 ANGKUTAN
0,0748 0,0000
0,0748 0.0000
0,0748 0.0000
JASA 0,1470
0,0000 0,1470
0.0000 0,1470
0.0000 Variabel
PLS FEM
REM
93 dapat terjadi baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruh jangka
pendek terjadi bila pertumbuhan ekonomi dijadikan momentum pemerintah melakukan program intervensi dengan membuat program pembangunan
infrastruktur. yang bersifat padat karya. Sementara pengaruh jangka panjang dapat terjadi melalui jalur investasi di bidang pendidikan dimana manfaatnya akan
dirasakan pada masa yang akan datang. Dengan berputarnya roda perekonomian akan menggerakkan sektor-
sektor ekonomi yang saling terkait. Ekonomi akan tumbuh dinamis sehingga akan menyerap tenaga kerja. Pendapatan atau penghasilan akan meningkatkan
konsumsi rumah tangga. Meningkatkan konsumsi rumah tangga akan memicu meningkatnya produksi sehinga akan menyerapa lebih banyak tenaga kerja. Yang
perlu dijaga oleh pemerintah adalah mengawal indikator makroekonomi agar tetap dapat dikendalikan. Sebab meningkatnya konsumsi akan memicu kenaikan harga
barang sehingga akan memicu inflasi. Tingkat inflasi yang tidak dapat dikendalikan akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah maupun tingkat suku
bunga. Dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang tercermin melalui elastisitas tenaga
kerja keduanya dapat saling memperkuat sehingga pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula.
5.2.5 Pengujian Statistik