Penyelesaian Melalui Pengadilan Hubungan Industrial

untuk menjamin keahliannya di bidang ilmu perburuhan maka para calon Hakim Ad Hoc yang diusulkan oleh organisasinya masing-masing itu diuji dan diseleksi terlebih dahulu menurut tata cara sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER- 01MENXII2004. Hakim Ad Hoc diangkat dengan Keputusan Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung. 29 Calon Hakim Ad-Hoc dari unsur pekerjaburuh diusulkan oleh serikat pekerjaserikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan calon Hakim Ad- Hoc dari unsur pengusaha diusulkan oleh organisasi pengusaha kepada Menteri. Pengusulan calon Hakim Ad-Hoc Pengadilan Hubungan Industrial diajukan oleh serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi pengusaha dilakukan oleh serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi pengusaha setempat kepada Menteri. Pengusulan calon Hakim Ad-Hoc pada Mahkamah Agung diajukan oleh serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi pengusaha tingkat nasional kepada Menteri. Menteri melakukan seleksi administratif serta menetapkan daftar nominasi calon Hakim Ad-Hoc untuk diusulkan yang kemudian selanjutnya dilakukan penetapan daftar nominasi calon Hakim Ad-Hoc dilakukan berdasarkan tes tertulis. Ketentuan mengenai seleksi administratif, tata cara pelaksanaan tes tertulis dan penetapan daftar 29 Lihat Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung. nominasi Keputusan Menteri. 30 Penetapan nominasi disampaikan oleh Menteri kepada Ketua Mahkamah Agung, yang kemudian Ketua Mahkamah Agung setelah menerima daftar penetapan nominasi tersebut melakukan seleksi kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan calon Hakim Ad Hoc sesuai kebutuhan. Calon Hakim Ad-Hoc yang telah dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan diusulkan oleh Ketua Mahkamah Agung kepada Presiden untuk diangkat menjadi Hakim Ad-Hoc sesuai dengan formasi yang tersedia. Ketua Mahkamah Agung menetapkan penempatan Hakim Ad Hoc dalam daerah hukum Pengadilan Hubungan Industrial di tempat Hakim Ad Hoc yang bersangkutan diusulkan oleh organisasinya. Dalam hal penempatan Hakim Ad-Hoc tidak dapat dilaksanakan, maka Ketua Mahkamah Agung dapat menempatkan Hakim Ad-Hoc dari daerah lain. 31

2. Pemberhentian Hakim Ad Hoc

a. Pemberhentian dengan hormat Hakim Ad-Hoc Pengadilan Hubungan Industrial diberhentikan dengan hormat dari jabatannya disebabkan beberapa hal, diantaranya: 1 Meninggal dunia; 30 Lebih lanjut dapat dilihat pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung. 31 Lebih lanjut lihat Pasal 4 dan 5 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung. 2 Permintaan sendiri; 3 Sakit jasmani atau rohani terus menerus selama 12 dua belas bulan; 4 Telah berumur 62 enam puluh dua tahun bagi hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial dan telah berumur 67 enam puluh tujuh tahun bagi hakim ad-hoc pada mahkamah agung; 5 Tidak cakap dalam menjalankan tugas; 6 Atas permintaan organisasi pengusaha atau organisasi pekerjaorganisasi buruh yang mengusulkan; atau 7 Telah selesai masa tugasnya. Pemberhentian dengan hormat tersebut diusulkan kepada Presiden oleh Ketua Mahkamah Agung. 32 b. Pemberhentian tidak dengan hormat Hakim Ad-Hoc diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya dengan beberapa alasan: 1 dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan, 2 selama 3 tiga kali berturut-turut dalam kurun waktu 1 satu bulan melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya tanpa alasan yang sah, atau 3 melanggar sumpah atau janji jabatan. Sebelum Hakim Ad-Hoc diberhentikan tidak dengan hormat dengan alasan d i a t a s maka Ketua Pengadilan Negeri atau Ketua Mahkamah Agung membentuk Majelis Kehormatan Hakim atau 32 Lebih lanjut lihat Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung.

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

Implementasi Kebijakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung

0 2 1

KEDUDUKAN HAKIM AD HOC DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 | Rumambi | LEX ET SOCIETATIS 7318 14338 1 SM

0 0 15

PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM DI BIDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

0 0 13

Undang Undang No 2 Tahun 2004 Tentang Peradilan Hubungan Industrial

0 0 62

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA SAMARINDA

0 0 23

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENDUKUNG IKLIM USAHA DAN INVESTASI TESIS

0 0 14

ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 12