perselisihan disuatu perusahaan yang amat penting yang dapat membahayankan kepentingan umum atau kepentingan negara.
10
Pelaksanaan Undang-Undang darurat seringkali mendapat kecaman dari pihak serikat buruh karena dianggap sebagai peraturan pengkangan
hak mogok. Pihak yang hendak mengadakan tindakan pemogokan atau penutupan perusahaan harus memberitahukan maksudnya secara tertulis
kepada P4D. Pelanggaran atas ketentuan ini diancam dengan pidana. Rangkaian ketentuan ini tidak memungkinkan serikat buruh untuk
menekan pihak majikan dengan jalan pemogokan.
11
d. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 Tentang Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja
Pemerintah dengan persetujuan perlemen pada tanggal 8 april 1957 mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1957 tentang
penyelesaian perselisihan perburuhan yang dinyatakan mulai berlaku 1 juni 1958 dan sekaligus mencabut Undang-Undang darurat Nomor 16
tahun 1951.
12
Menurut Undang-Undang ini, perselisihan perburuhan adalah pertentangan antara majikan atau perkumpulan majikan dengan
serikat buruh atau gabungan serikat buruh. Berhubung dengan tidak
10
Supomo Soeparman, Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial: Tata Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan , h. 11.
11
Supomo Soeparman, Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial , h. 13.
12
Zayeni Asyhadie, Peradilan Hubungan Industrial, h. 76.
adanya persesuaian paham mengenai hubungan kerja, syarat-syarat kerja danatau keadaan perburuhan.
13
Undang-Undang tersebut
hanya mengatur
penyelesaian perselisihan antara majikan dan serikat buruh. Perselisihan antara
majikan dan buruh perseorangan atau sekelompok buruh tidak lagi diatur. Dengan hanya memperkenankan serikat buruh atau gabungan serikat
buruh untuk berperkara, dikandung maksud agar semua buruh akan masuk menjadi anggota serikat buruh. Di era Undang-Undang ini semua
jenis perselisihan
merupakan wewenang
panitia penyelesaian
perselisihan. Dengan demikian maka perselisihan hak tidak lagi menjadi wewenang pengadilan negeri.
14
Hal terpenting dari Undang-Undang Nomor 22 tahun 1957 adalah perubahan susunan panitia penyelesaian perselisihan. Di puasat tidak lagi
terdiri dari menteri-menteri dan di daerah tidak hanya terdiri dari wakil- wakil kementrian, tetapi susunannya sudah berbentuk dewan tripartit
dengan ketua wakil kementrian perburuhan dan anggota terdiri dari wakil-wakil
kementrian perindustrian,
keuangan, pertanian,
perhubungan, lima wakil buruh dan lima wakil pengusaha.
15
13
Supomo Soeparman, Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial: Tata Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan , h. 15.
14
Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan , h. 137.
15
Supamo Suparman, Hukum Acara Peradilan Hubungan Industrial: Tata Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan , h. 13.