Pengangkatan Hakim Ad Hoc

2 Permintaan sendiri; 3 Sakit jasmani atau rohani terus menerus selama 12 dua belas bulan; 4 Telah berumur 62 enam puluh dua tahun bagi hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial dan telah berumur 67 enam puluh tujuh tahun bagi hakim ad-hoc pada mahkamah agung; 5 Tidak cakap dalam menjalankan tugas; 6 Atas permintaan organisasi pengusaha atau organisasi pekerjaorganisasi buruh yang mengusulkan; atau 7 Telah selesai masa tugasnya. Pemberhentian dengan hormat tersebut diusulkan kepada Presiden oleh Ketua Mahkamah Agung. 32 b. Pemberhentian tidak dengan hormat Hakim Ad-Hoc diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya dengan beberapa alasan: 1 dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan, 2 selama 3 tiga kali berturut-turut dalam kurun waktu 1 satu bulan melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya tanpa alasan yang sah, atau 3 melanggar sumpah atau janji jabatan. Sebelum Hakim Ad-Hoc diberhentikan tidak dengan hormat dengan alasan d i a t a s maka Ketua Pengadilan Negeri atau Ketua Mahkamah Agung membentuk Majelis Kehormatan Hakim atau 32 Lebih lanjut lihat Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung. Majelis Kehormatan Mahkamah Agung untuk memeriksa Hakim Ad- Hoc yang bersangkutan. Hasil pemeriksaan disampaikan secara tertulis kepada Pengadilan Negeri dan Ketua Mahkamah Agung dan Hakim Ad- Hoc yang bersangkutan. 33 Hakim Ad-Hoc yang diberhentikan secara tidak hormat diberi kesempatan untuk membela diri dalam tenggang waktu 30 tiga puluh hari kerja setelah diterimanya pemberitahuan hasil pemeriksaan. Pembelaan diri dilakukan di depan: a. Majelis Kehormatan Hakim Ad- Hoc Pengadilan Hubungan Industrial; dan b. Majelis Kehormatan Mahkamah Agung bagi Hakim Ad-Hoc pada Mahkamah Agung. 34 c. Pemberhentian sementara Hakim Ad-Hoc sebelum diberhentikan tidak dengan hormat dapat diberhentikan sementara dari jabatannya. Pemberhentian sementara dilakukan untuk kelancaran pemeriksaan Majelis Kehormatan Hakim atau Majelis Kehormatan Mahkamah Agung atau karena perintah penangkapan yang diikuti dengan penahanan. Hakim Ad-Hoc diberi kesempatan untuk membela diri sebelum diberhentikan sementara. Hakim Ad-Hoc yang telah melakukan pembelaan diri sebelum diberhentikan sementara maka Hakim Ad-Hoc yang bersangkutan tidak berhak lagi melakukan pembelaan diri pada saat akan diberhentikan tidak dengan 33 Lebih lanjut lihat Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung. 34 Lebih Lanjut lihat Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung hormat. Pemberhetian sementara Hakim Ad-Hoc tersebut diusulkan oleh Ketua Mahkamah Agung kepada Presiden. 35 Jika tidak terbukti tidak melakukan hal-hal sebagai syarat untuk diberhentiakan, maka dilakukan pencabutan pemberhentian sementara dari jabatan Hakim Ad-Hoc dan hak-haknya dikembalikan seperti semula. 36

D. Kedudukan Hakim Ad Hoc di Lingkungan Peradilan Hubungan Industrial

Peran dan tanggung jawab hakim memegang peranan penting dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan, untuk itu dalam menjalankan tanggungjawabnya hakim memiliki kebebasan atau kemandirian hakim. adapun maksud dari kemandirian hakim adalah: mandiri, tidak tergantung kepada apa atau siapapun dan oleh karena itu bebas dari pengaruh apa atau siapapun. Hakim atau peradilan merupakan tempat orang mencari keadilan, harus mandiri, independen, dalam arti tidak tergantung atau terikat pada siapapun, sehingga tidak harus memihak kepada siapapun agar putusannya itu objektif. Kemandirian itu menuntut pula bahwa hakim dalam memeriksa dan memutus perkara harus bebas. Hal ini berarti kemandirian hakim tidak dapat dipisahkan dari kebebasan hakim dan merupakan satu kesatuan. Adapun yang dimaksudkan dengan kebebasan hakim adalah bebas dalam memeriksa 35 Lihat Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Perselisihan Antara Pekerja dengan Pengusaha di Luar Pengadilan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

1 45 149

ASAS NETRALITAS MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 4 17

Implementasi Kebijakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung

0 2 1

KEDUDUKAN HAKIM AD HOC DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 | Rumambi | LEX ET SOCIETATIS 7318 14338 1 SM

0 0 15

PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM DI BIDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

0 0 13

Undang Undang No 2 Tahun 2004 Tentang Peradilan Hubungan Industrial

0 0 62

MEKANISME PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI KLAS IA SAMARINDA

0 0 23

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Hubunga

0 2 16

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM MENDUKUNG IKLIM USAHA DAN INVESTASI TESIS

0 0 14

ANALISIS HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN DI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 12