G. Sistematika Penulisan
Sistematika  penulisan  merupakan  pola  dasar  pembahasan  skripsi  dalam bentuk  bab  dan  sub  bab  yang  secara  logis  saling  berhubungan  dan  merupakan
suatu masalah yang diteliti. Adapun sistem penulisan skripsi ini sebagai berikut: BAB I  :  Pendahuluan  Latar  Belakang  Masalah,  Pembatasan  dan  Perumusan
Masalah,  Tujuan  Penelitian  dan  Manfaat  Penelitian,  Studi  Review, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II  :  Membahas  independensi  hakim  dalam  kekuasaan  kehakiman  di Indonesia  yaitu  meliputi  Independensi  Hakim  dalam  memeriksa  dan
memutus  perkara,  Kekuasaan  kehakiman  di  Indonesia,  Teori  pembagian kekuasaan dan kaitannya dengan kekuasaan kehakiman di Indonesia.
BAB III :  Membahas  Peradilan  Hubungan  Industrial  meliputi  sejarah  dan  dasar hukum  pengadilan  hubungan  industrial,  Penyelesaian  sengketa  di
lingkungan  peradilan  hubungan  industrial,  Tata  cara  pengangkatan  dan pemberhentian  hakim  ad  hoc  peradilan  hubungan  industrial,  Kedudukan
hakim ad hoc di lingkungan peradilan industrial. BAB IV :  Membahas  Analisis  Independensi  Hakim  Ad  Hoc  menurut  Undang-
Undang  Nomor  2  Tahun  2004  Tentang  Penyelesaian  Perselisihan Hubungan  Industrial  meliputi  Eksistensi  hakim  ad  hoc  pengadilan
hubungan industrial, dan analisis Pasal 63 dan 67 Undang-Undang Nomor 2  Tahun  2004  Tentang  Penyelesaian  Perselisihan  Hubungan  Industrial
Terhadap  Independensi  Hakim  Ad  Hoc    Di  Lingkungan  Peradilan Hubungan Industrial
BAB V  : Dalam bab ini merupakan penutup kajian ini, dalam bab ini penulis akan menyimpulkan  berkaitan  dengan  pembahasan  yang  penulis  lakukan
sekaligus  menjawab  rumusan  masalah  yang  penulis  gunakan  dalam  bab. Uraian  terakhir  adalah  saran  yang  dapat  dilakukan  untuk  kegiatan  lebih
lanjut berkaitan dengan apa yang telah penulis kaji.
17
BAB II INDEPENDENSI HAKIM DALAM KEKUASAAN KEHAKIMAN DI
INDONESIA
A. Independensi Hakim dalam Memeriksa dan Memutus Perkara
1. Teori Kelembagaan Negara
Pada zaman yunani, Negara dalam pemahaman aristoteles 384-382 yang ditulis  dibukunya  politien,  adalah  sekelompok  masyarakat  dalam  bentuk
paguyuban  gemeinschaft,  dibentuk  dengan  tujuan  untuk  mencapai  kebaikan tertnggi  dan  mulia  dalam  penghidupan  masyarakat.  Masyarakat  memiliki  sifat
organisme yang dimiliki manusia sebagai kodrat guna menentukan hidupnya.
1
Pengertian  organ  atau  lembaga  negara  secara  lebih  jauh  dilihat  melalui pandangan Hans Kelsen,
2
yang mengatakan bahwa siapa saja yang menjalankan suatu fungsi  yang ditentukan oleh suatu tata-hukum legal order adalah suatu
organ.  Organ  atau  lembaga  tersebut  bersifat  menciptakan  dan  menjalankan norma.  Kelsen  menyatakan  arti  organlembaga  yaitu  parlemen  dapat
menciptakan  dan  menetapkan  undang-undang  beserta  warga  negara  yang memilih  para  wakilnya  tesebut  melalui  pemilihan  umum.  Beserta  para  hakim
1
H. F. Abraham Amos, Sistem Ketatanegaraan Indonesia dari oral, orba sampai reformasi, Jakarta, PT RajaGrafindo, 2005, cet. pertama, h. 421.
2
Jimly Asshidiqqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta, Sinar Grafika, 2002, cet. Kedua, h. 132.