Pengembangan Karir DATA KELUARGA

14 karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya. f Classroom methods, metode pertemuan dalam kelas meliputi lecture pengajaran, conference rapat, programmed instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi, dan metode seminar. 2 Metode Pendidikan a Training methods, merupakan metode latihan di dalam kelas yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan, karena manajer adalah juga karyawan. b Under study, adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktek langsung bagi seseorang yang dipersiapkan untuk menggantikan jabatan atasannya. c Job rotation and planned progression, job rotation adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan cara memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan lainnya secara periodik untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada setiap jabatan. Teknik pelaksanaan planned progression sama dengan job rotation. Letak perbedaannya adalah setiap pemindahan tidak diikuti dengan kenaikkan pangkat dan gaji, tetapi tugas serta tanggung jawab yang semakin besar. 15 d Coaching and counseling, coaching adalah suatu metode pendidikan dengan carra atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya. Sedangkan counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti keinginannya, ketakutannya, dan aspirasinya. e Junior board of excecutive or multiple management, merupakan suatu komite penashiat tetap yang terdiri dari calon-calon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan masalah-masalah perusahaan untuk kemudian direkomendasikan kepada manajer lini. f Committee assignment, yaitu komite yang dibentuk untuk menyelidiki, mempertimbangkan, menganalisis, dan melaporkan suatu masalah kepada pemimpin. g Business games, adalah pengembangan yang dilakukkan dengan diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu. h Sensitivity training, dimaksudkan untuk membantu para karyawan agar lebih mengerti tentang diri sendiri, menciptakan pengertian yang lebih mendalam di antara para karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan yang spesifik. 16 i Other development method, metode lain ini digunakan untuk tujuan pendidikan terhadap manajer.

d. Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan

Menurut Edy Sutrisno 2009:70, menyatakan bahwa pengembangan karir merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program-program pelatihan dan pendidikan. 1 Pendidikan, merupakan sebagai landasan untuk mempersiapkan, membina, dan mengembangankan kemampuan sumber daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. 2 Pelatihan, merupakan sebuah proses untuk mengingkatkan kompetensi karyawan. Melalui pelatihan, membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan.

e. Tujuan Pengembangan Karir

Tujuan pengembangan karir dalam Anwar Prabu Mangkunegara 2011:77, yaitu antara lain: 1 Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik 17 kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan perusahaan dan tujuan individu tercapai. 2 Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai. Perusahaan merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya, agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya. 3 Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka. Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliannya. 4 Memperkuat hubungan antara pegawai dengan perusahaan. Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap perusahaannya. 5 Membuktikan tanggung jawab sosial. Pengembangan karir merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan pegawai menjadi bermental sehat. 6 Membantu memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan. Pengembangan karir membantu program-program perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.\ 7 Mengurangi turn over dan biaya kepegawaian. Pengembangan karir dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya kepegawaian menjadi lebih efektif. 18 8 Mengurangi keusangan profesi dan manajerial. Pengembangan karir dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi dan manajerial. 9 Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai. Perencanaan karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan kepegawaian. 10 Menggiatkan suatu pemikiran jarak waktu yang panjang. Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan porsinya.

f. Peran Organisasi dan Pimpinan dalam Pengembangan Karir

Menurut Veithzal Rivai 2009:279, pengembangan karir seorang karyawan tidak hanya tergantung pada usaha karyawan tersebut, tetapi juga tergantung pada peranan dan bimbingan manajer serta departemen SDM, terutama di dalam penyediaan informasi tentang karir yang ada. Departemen SDM membantu pengembangan karir karyawan melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan. untuk karyawan yang bekerja pada perusahaan global, pengembangan karirnya sangat bergantung pada pengalaman internasional yang dimiliknya. Dalam hal ini departemen SDM membantunya dengan 19 menyediakan kursus bahasa, serta pendidikan budaya negara-negara asing secara intensif. Upaya-upaya departemen SDM untuk memeberikan dukungan pengembangan karir para karyawan harus didukung oleh pimpinan tingkat atas top manager dan juga para pimpinan tingkat menengah. Hal tersebut dikarekanakan tanpa adanya dukungan mereka di semua lini, maka pengembangan karir karyawan tidak akan berlangsung dengan baik. Dukungan pimpinan di dalam pengembangan karir sangat bervariasi, yaitu seperti manajer terlibat di dalam perencanaan karir karyawan berkaitan dengan tujuan perusahaan.

g. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pengembangan Karir

Faktor-faktor yang memengaruhi perngembangan karir terdiri dari dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan karir, sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada ahli yang membahas secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi literatur dalam beberapa referensi yang peneliti gunakan Veithzal Rivai, 2009:274 dan Sondang P. Siagian, 2006:215, dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dan penghambat pengembangan karir adalah: 20 1 Faktor Pendukung a Prestasi kerja, merupakan faktor palaing penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir. Hal tersebut dikarenakan tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi seorang karyawan untuk diusulkan oleh atasannya agar dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. b Pengenalan oleh pihak lain, pimpinan adalah pihak lain yang berpengaruh dalam pengembangan karir. Tanpa pengenalan oleh pihak lain, maka karyawan yang baik tidak akan mendapatkan peluang yang diperlukan guna mencapai tujuan mereka. Pimpinan atau manajer memperoleh pengenalan ini terutama melalui kinerja da prestasi karyawan yang berasal dari, misalnya laporan tertulis, presentasi lisan, jam kerja yang dihabiskan ataupun jam lembur. c Dukungan bagian kepegawaian, membantu karyawan dalam pengembangan karir masing-masing yang pada gilirannya menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh organisasi untuk meraih kemajuan dalam karirnya yang biasanya mengurangi keinginan pindah tempat pekerjaan lain. Bnatuan tersebut berupa dukungan manajer melalui bagian kepegawaian dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan. 21 d Peluang untuk tumbuh, karyawan hendaknya diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya. 2 Faktor Penghambat a Pengunduran diri, apabila perusahaan tempat seorang karyawan bekerja tidak memberikan kesempatan berkarir yang banyak dan ternyata di luar perusahaan terbuka kesempatan yang cukup besar untuk berkarir, karyawan tersebut akan mengundurkan diri. b Loyalitas pada organisasi, pada sejumlah perusahaan seorang karyawan lebih menempatkan loyalitas karir di atas loyalitas perusahaan. Di satu pihak karyawan tersebut harus membuktikan loyaitas terhadap perusahaannya, sedangkan di pihak lain karyawan tidak bisa menolak apabila terdapat karir di perusahaan lain yang kemungkinan lebih menjanjikan. c Motivasi diri, diperlukan dorongan dalam diri berupa niat dan kemauan tinggi untuk mencapai karir yang diinginkan. Meskipun bagian manajemen sumber daya manusia dapat mendukung dan turut berperan penting dalam kegiatan pengembangan karir, sesungguhnya yang paling bertanggung 22 jawab adalah karyawan itu sendiri karena karyawan tersebutlah yang lebih memiliki kepentingan dalam pengembangan karir. d Kondisi organisasi, kondisi perusahaan yang kurang kondusif, misalnya terjadi defisit dalam keuangannya akan berpengaruh bagi karir karyawan. Kemungkinan terburuk akan terjadi pemutusan hubungan kerja pada karyawan.

2. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian komunikasi organisasi

Pada dasarnya komunikasi organisasi terdiri dari dua kata yaitu komunikasi dan organisasi, yang dimana dua kata ini memiliki arti masing-masing. Komunikasi adalah pertukaran antar pribadi mengenai informasi dan pengertian Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, 2014:134. Kemudian menurut Stephen P. Robbins 2015:223 komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman arti dari suatu informasi. Sedangkan organisasi memiliki arti sebagai suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu Hasibuan, 2012:5. Komunikasi organisasi menurut Katz dan Kahn Arni Muhammad, 2007 : 65 komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Suwatno 2013:273, komunikasi organisasi merupakan 23 pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi. Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih dalam suatu organisasi, baik melalui lisan maupun tulisan.

b. Arus Komusikasi dalam Organisasi

Stephen P. Robbin dan Timothy A. Judge 2015:225 mengemukakan bahwa, komunikasi organisasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal: 1 Komunikasi Formal Adalah saluran komunikasi yang ditetapkan oleh organisasi untuk mengirimkan pesan-pesan yang terkait dengan aktivitas profesional dan para anggota. Komunikasi formal mengacu pada komunikasi yang terjadi dalam pengaturan kerja organisasi yang ditentukan. Sebagai contoh, ketika seorang manajer meminta karyawan untuk menyelesaikan tugas. Dan ketika seorang karyawan berkomunikasi masalah dengan manajernya. Arah aliran komunikasi formal: a Downward Communication komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang mengalir dari manajer kepada karyawan. Ini 24 digunakan manajer untuk menginformasikan, langsung, koordinasi, dan mengevaluasi karyawan. b Upward Communication komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir dari karyawan untuk manajer. Ini membuat manajer menyadari bagaimana perasaan karyawan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi pada umumnya. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke atas untuk ide-ide tentang bagaimana hal-hal dapat ditingkatkan. Beberapa contoh komunikasi ke atas termasuk laporan kinerja disiapkan oleh karyawan, kotak saran, survei sikap karyawan, prosedur pengaduan, dan diskusi manajer- karyawan. c Lateral Communication komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi antara karyawan pada tingkat organisasi yang sama. Dalam lingkungan yang dinamis saat ini, komunikasi horisontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. d Diagonal Communication komunikasi diagonal adalah komunikasi yang melintasi kedua wilayah kerja dan tingkat organisasi. Komunikasi diagonal memiliki manfaat bagi organisasi, dimana dengan komunikasi diagonal lebih efisien dan cepat. Misalnya seorang analis kredit yang berkomunikasi langsung dengan manajer pemasaran masalah 25 pelanggan, tanpa memerhatikan departemen yang berbeda dan tingkat organisasi yang berbeda. 2 Komunikasi Informal Adalah saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan dan berkembang sebagai tanggapan atas pilihan-pilihan individu. komunikasi organisasi tidak berdasarkan pada struktur hirarki organisasi. Misalnya, ketika karyawan berbicara satu sama lain di ruang makan siang. Sistem komunikasi informal memiliki dua tujuan dalam organisasi: a Hal ini memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk interaksi khusus. b Hal ini dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan menciptakan alternatif, dan sering lebih cepat dan lebih efisien, saluran komunikasi.

c. Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam organisasi terdapat empat fungsi dari komunikasi Suwatno, 2013: 276, yaitu : 1 Komunikasi berfungsi sebagai pengendali prilaku anggota. Fungsi ini berjalan jika karyawan diwajibkan untuk menyampaikan keluhan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban karyawan di dalam organisasi. 26 2 Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan. Fungsi ini berjalan ketika manajer ingin meningkatkan kinerja karyawan, misalnya manajer menjelaskan atau menginformasikan seberapa baik karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana karyawan dapat meningkatkan kinerjanya. 3 Komunikasi juga berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi ini berperan ketika kelompok kerja karyawan menjadi sumber pertama dalam interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok ini merupakan mekanisme fundamental dimana masing- masing anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas mereka. 4 Komunikasi berfungsi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dimana komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagi alternatif keputusan.

d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Agen Call Center PT. Telkomsel Medan

8 177 126

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS TENTANG PERANAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. INTAN PARIWARA KLATEN)

23 196 195

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 4 15

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 3 7

Pengaruh Budaya Organisasi dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Sebuah Studi pada Perusahaan Garmen PT. "X".

0 2 23

PENGARUH PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 1 13

PENGARUH KOMPENSASI, BEBAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI KASUS KARYAWAN TETAP PADA PT MERDEKA SARANA USAHA PANGKALPINANG)

0 1 20

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 4 116

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 0 118