Komunikasi Organisasi DATA KELUARGA

26 2 Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan. Fungsi ini berjalan ketika manajer ingin meningkatkan kinerja karyawan, misalnya manajer menjelaskan atau menginformasikan seberapa baik karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana karyawan dapat meningkatkan kinerjanya. 3 Komunikasi juga berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi ini berperan ketika kelompok kerja karyawan menjadi sumber pertama dalam interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok ini merupakan mekanisme fundamental dimana masing- masing anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas mereka. 4 Komunikasi berfungsi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dimana komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagi alternatif keputusan.

d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi

Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi organisasi terdiri dari dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat. 1 Faktor Pendukung Untuk mengetahui faktor pendukung komunikasi organisasi, sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada ahli 27 yang membahas secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi literatur dalam beberapa referensi yang peneliti gunakan Onong Uchjana Effendy, 2008:6, Sondang P. Siagian, 2006:311, dan Anwar P. Mangkunegara, 2011:150, dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung komunikasi organisasi adalah: a Media komunikasi, sarana atau saluran yang mendukung penyampaian informasi apabila komunikasi yang terjadi memiliki jarak yang cukup jauh atau banyaknya jumlah informasi yang disampaikan. b Etika komunikasi, pemberi informasi memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi secara jelas, tenang, dan memahami makna dari informasi yang akan disampaikannya. c Penggunaan bahasa dan istilah, bahasa adalah faktor penting dalam penyampaian informasi. Gaya bahasa yang digunakan harus dapat dipahami dengan mudah bagi penerima informasi, kemudian penempatan istilah harus sesuai dengan informasi yang akan dikomunikasikan. d Penguasaan pengetahuan, para pelaku komunikasi yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah menginterprestasikan makna dari informasi yang akan mereka sampaikan ataupun yang mereka terima. 28 2 Faktor Penghambat Stephen P. Robbin mengemukakan pendapatnya mengenai faktor penghambat komunikasi dalam organisasi, yaitu sebagai berikut: a Penyaringan, suatu manipulasi informasi dari pengirim sehingga akan terlihat lebih menyenangkan bagi penerimanya. b Pemilihan persepsi, merupakan hal penting sebab para penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. c Informasi yang berlebihan, suatu kondisi dimana informasi yang mengalir masuk melebihi kapasitas pemrosesan dari seorang individu. d Emosi, suatu kondisi dimana terjadinya seorang penyampai informasi rentan untuk mengabaikan rasional dan berganti dengan penilaian secara emosional. e Kekhawatiran komunikasi, kondisi dimana terjadinya ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam komunikasi secara lisan, tertulis, atau kedua-duanya. f Berbohong, merupakan kesalahan penyajian atas informasi secara sekaligus atau keseluruhan. 29

3. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang mendukung atau tidak mendukung diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya Anwar Prabu Mangkunegara, 2011:117. Sedangkan menurut Veithzal Rivai 2009:856 dalam bukunya menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan sesorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kemudian Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge 2009:113 menyatakan bahwa “job satisfaction describes a positive feeling about a job, resulting from an evaluation of its characteristics. A person with a high level of job satisfaction holds positive feeling about his or her job, while a dissatisfied person holds negative feeling”. Dari penjelasan tersebut, kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu, sedangkan sesorang yang tak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah diuraikan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang dirasakan oleh masing-masing karyawan dalam bekerja 30 di suatu perasaan, yang menunjukan rasa puas ataupun tidak puas dalam menyelesaikan pekerjaannya.

b. Teori Kepuasan Kerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2011:120 terdapat teori- teori mengenai kepuasan kerja, yaitu : 1 Teori Keseimbangan Equity Theory Menurut teori ini, puas tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara input – outcome dirinya dengan perbandingan input – outcome pegawai lain comparison person. Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan outcome adalah nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai. Jadi, jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang maka pegawai tersebut akan merasa puas. 2 Teori Perbedaan Discrepancy Theory Menurut teori ini bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada apa yang diharapkan, maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai lebih rendah daripada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai tidak puas. 31 3 Teori Pemenuhuan Kebutuhan Need Fulfillment Theory Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas. 4 Teori Pandangan Kelompok Social Reference Group Theory Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegwawai akan merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan. 5 Teori Dua Faktor Two Factor Theory Menurut teori ini, terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas seorang karyawan. faktor tersebut yaitu faktor pemeliharaan dan faktor pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, upah, keamanan kerja, 32 kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier, yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab. 6 Teori Pengharapan Exceptancy Theory Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menunutun hasil lainnya. Pengharapan merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range 0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil maka harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara normal adalah di antara 0-1.

c. Indikator Kepuasan Kerja

Anwar Prabu Mangkunegara 2001:117 menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turn over, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis 1985:99 yang mengemukakan bahwa “Job satisfaction is related to a number of major employee variables, such as turn over, absence, age, occupation, and size of organization in which an employee works”. 33 1 Turn Over Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turn over pegawai yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turn overnya lebih tinggi. 2 Tingkat Ketidakhadiran absen Kerja Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. 3 Umur Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang lebih tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas. 4 Tingkat Kepuasan Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai- pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Agen Call Center PT. Telkomsel Medan

8 177 126

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS TENTANG PERANAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. INTAN PARIWARA KLATEN)

23 196 195

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 4 15

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Kasus Pada Karyawan Pt Inti Sukses Garmindo Tbk Semarang).

0 3 7

Pengaruh Budaya Organisasi dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Sebuah Studi pada Perusahaan Garmen PT. "X".

0 2 23

PENGARUH PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 1 13

PENGARUH KOMPENSASI, BEBAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI KASUS KARYAWAN TETAP PADA PT MERDEKA SARANA USAHA PANGKALPINANG)

0 1 20

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 4 116

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN, DUKUNGAN ORGANISASI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 0 118