43
Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar
negeri Mankiw, 2006:244.
c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia
Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1 Sistem kurs tetap Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978,
sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai
kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued
yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong
ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai
rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS Deliarnov, 2006:186.
2 Sistem mengambang terkendali manage floating Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai
dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah.
44
Kurs dibiarkan bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi apabila kurs bergejolak melebihi batas atas
atau bawah dari batas intervensi Deliarnov, 2006:186. 3 Sistem kurs mengambang 14 Agustus 1997-sekarang
Awal Agustus 1997 nilai rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp. 2.650 per dollah AS. Dalam rangka mengamankan cadangan devisa
yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sistem nilai tukar mengambang terkendali dan
mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas free floating exchange rate pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang
intervensi ini dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan
moneter dalam negeri Basalim, 2007:74.
d. Hubungan Nilai Tukar terhadap Pendapatan Bank Syariah
Kurs sering disebut nilai tukar exchange rate, keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda
Halwani, 2005:157. Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan
karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya
sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing
45
selalu menawarkan dua harga nilai tukar Loen Ericson, 2008. Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi
perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang
asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat
jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.
7. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Menurut Niswonger 2006:56 pendapatan merupakan kenaikan kotor gross dalam modal pemilik yang dihasilakan dari penjualan barang
dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan Menurut Kieso 2011:955 pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
46
Menurut Skousen, stice dan stice 2010:161 pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi keduanya dari
pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau merupakan aktivitas
centra yang sedang berlangsung Berdasarkan teori di atas, pendapatan adalah arus kekayaan dalam
bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang
atau penyerahan jasa.
b. Klasifikasi Pendapatan
Menurut Kusnadi 2000:19 menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1 Pendapatan Operasional Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari
penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama
perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai
dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.
Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis
47
pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan jasa yang
menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: