Kurs Nilai Tukar Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)

43 Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar negeri Mankiw, 2006:244.

c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia

Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut: 1 Sistem kurs tetap Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978, sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS Deliarnov, 2006:186. 2 Sistem mengambang terkendali manage floating Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah. 44 Kurs dibiarkan bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi apabila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari batas intervensi Deliarnov, 2006:186. 3 Sistem kurs mengambang 14 Agustus 1997-sekarang Awal Agustus 1997 nilai rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp. 2.650 per dollah AS. Dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sistem nilai tukar mengambang terkendali dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas free floating exchange rate pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri Basalim, 2007:74.

d. Hubungan Nilai Tukar terhadap Pendapatan Bank Syariah

Kurs sering disebut nilai tukar exchange rate, keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda Halwani, 2005:157. Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing 45 selalu menawarkan dua harga nilai tukar Loen Ericson, 2008. Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.

7. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Menurut Niswonger 2006:56 pendapatan merupakan kenaikan kotor gross dalam modal pemilik yang dihasilakan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan Menurut Kieso 2011:955 pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. 46 Menurut Skousen, stice dan stice 2010:161 pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi keduanya dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau merupakan aktivitas centra yang sedang berlangsung Berdasarkan teori di atas, pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa.

b. Klasifikasi Pendapatan

Menurut Kusnadi 2000:19 menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1 Pendapatan Operasional Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis 47 pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: