Inflasi Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)

35 Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi pula, yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa Sukirno, 2011:333. Gambar 2.1 Kurva Demand Pull Inflation Menurut gambar 2.1 permintaan agregat awalnya berada pada AD 1 , pendapatan nasional Y 1 dan tingkat harga P 1 . Karena perekonomian sedang berkembang maka mendorong permintaan agregat naik menjadi AD 2 , akibatnya pendapatan nasional mencapai tingkat kesempatan kerja penuh Y F dan harga naik menjadi P F . Hal ini lah yang mewujudkan terjadinya inflasi. Apabila masyarakat tetap menambah pengeluarannya maka peningkatan agregat menjadi AD 3 . Untuk memenuhi perminataan yang semakin bertambah maka perusahaan menambah produksinya dan mengakibatkan pendapatan nasional riil meningkat menjadi Y 2 . Kenaikan produksi nasional 36 melebihi kesempatan kerja penuh menyebabkan kenaikan harga menjadi P 2 Sukirno, 2011:334. d Cost- Push inflation Inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif AS dari barang dan jasa pada suatu perekonomian Adiwarman A. Karim, 2007:138. Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Keadaan ini cenderung menyebabkan kenaikan upah dan gaji karena : 1 Perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja dengan menaikkan upah dan gaji 2 Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi Sukirno, 2011:333. Gambar 2.2 Kurva Cost – push inflation 37 Berdasarkan gambar 2.2, pada mulanya kesimbangan ekonomi negara tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan tingkat harga P1. Pada tingkat kesempatan kerja tinggi, perusahaan sangat memerlukan tenaga kerja. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan memindahkan penawaran agregat ke atas dari AS1 ke AS2. Akibatnya tingkat harga naik menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya produksi akan makin tinggi. Akhirnya kurva penawaran agregat bergeser menjadi AS3 meningkatkan harga menjadi P3 dan mendapatkan nasional riil terus mengalami penurunan yaitu dari YF Y1 menjadi Y2 dan Y3 Sukirno, 2011:335. e Spiralling Inflation Spiralling Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu sebelumnya Adiwarman A. Karim, 2007:139. f Imported Inflation dan Domestic Infaltion Imported inflation Adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu 38 mempengaruhi negara-negara lainnya Adiwarman A. Karim, 2007:139. 2 Inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga Menurut Sukirno 2004:337 penggolongan inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga yang berlaku, yaitu: a Inflasi merayap Inflasi merayap adalah kenaikan harga secara lambat, yang stingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. b Inflasi moderat sederhana Inflasi moderat adalah tingkat inflasi yang antara 5-10 persen setahun. Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”, pada tingkat inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk aset riil Adiwarman A. Karim, 2007:137. c Hiperinflasi Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat, menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.

c. Efek Inflasi

Efek buruk menurut Sukirno 2004:338, efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut: 39 1. Inflasi dan perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. Kenaikan harga-harga menimbulakan efek buruk pula ke atas perdangangan. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi segabai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk. 2. Inflasi dan kemakmuran rakyat Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara inflasi juga menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat. 3. Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang-orang yang berpendapatan tetap 40 Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga- harga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun. 4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi- institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi terjadi. 5. Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami nilai riil kekayaanya. Juga sebagian penjualpedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik- pemilik harta tetap dan penjualpedagang akan menjadi semakin merata.

d. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Bank Syariah

Menurut Sukirno 2004:27 inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun 41 sebelumnya. Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada beban operasional bank yang juga akan meningkat, serta nilai suku bunga riil menurun yang mengakibatkan hasrat masyarakat untuk menabung di bank berkurang. Dengan naiknya tingkat inflasi maka suku bunga akan naik dan mengakibatkan masyarakat enggan meminjam pada pihak bank. Selain itu perusahaan sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai produksinya, yang pada akhirnya akan berdampak pada turunnya pendapatan bank. Sedangkan jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik Pohan, 2008.

6. Kurs Nilai Tukar

a. Pengertian Kurs Nilai Tukar

Kurs sering disebut nilai tukar exchange rate, keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda Halwani, 2005:157. Perubahan kurs disebut depresiasi atau apresiasi, bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi yaitu melemahnya nilai mata uang karena hanya dapat membeli lebih sedikit mata uang asing, dampaknya adalah ekspor bagi pihak luar negeri menjadi makin murah sedang impor bagi penduduk neegara ini menjadi makin mahal. Apresiasi adalah menguatnya nilai mata uang karena dapat membeli lebih banyak mata uang asing, menimbulkan dampak harga produk bagi pihak luar negeri 42 makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah Krugman,1999:43.

b. Jenis Nilai Tukar

1 Nilai tukar nominal: Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain Mankiw, 2006:242. Nilai tukar nominal digunakan untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain Halwani, 2005:157. 2 Nilai tukar riil Nilai tuka riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain Mankiw, 2006:242. Rumus perhitungan nilai tukar riil: Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x harga dalam negeri Harga luar negeri Nilai tukar riil adalah penentuan berapa banyak suatu negara mengekspor dan mengimpor. Nilai tukar riil yang lebih tinggi mengakibatkan haraga dalam negri menjadi lebih mahal Mankiw, 2006:261. 43 Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar negeri Mankiw, 2006:244.

c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia

Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut: 1 Sistem kurs tetap Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978, sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS Deliarnov, 2006:186. 2 Sistem mengambang terkendali manage floating Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah.