Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)

(1)

PENGARUH KOMPOSISI PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BANK SYARIAH

(STUDI EMPIRIS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2012-2015)

SKRIPSI

Oleh Rifqah Amalia NIM : 1112086000013

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rifqah Amalia NIM : 1112086000013 Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat diertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Juni 2016 Yang Menyatakan


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi:

Nama Lengkap : Rifqah Amalia Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Pangkalan Jati II No. 34 RT. 005/02, Kel. Pangkalan Jati Kec. Cinere Kota Depok Telepon/HP : 021-7502410 / 085691073312

Email : amaliarifqah@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

1998 –2000: TK. Islam Salafiyah syafi‟iyah 2000 – 2006 : SD Lazuardi GIS

2006 – 2009 : Mts. Darunnajah Ulujami 2009 – 2012 : MAN 11

2012 – 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi : 2009 – 2012 : Saman on Bir


(7)

vi ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, tren positif ini ditunjukkan oleh data pertumbuhan aset dan pendapatan BUS dan UUS yang diambil dari Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan syariah turut serta mengalami efek pertumbuhan yang mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan yang dialami perbankan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi pendapatan yang disebabkan oleh faktor komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah. Indikator komposisi pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah dan indikator faktor makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari websitewww.bi.go.id dan Bank Syariah Mandiri periode 2012-2015.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menganalisis komposisi pembiayaan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar) untuk mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut terhadap pendapatan bank syariah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan inflasi dan nilai tukar berpengaruh siginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial dimana hasil uji t menunjukan nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut dibawah 0,05. Dan nilai ijarah tidak berpengaruhsiginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Sedangkan pada uji f menunjukkan bahwa Komposisi pembiayan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar rupiah) berpengaruh terhadap pendapatan bank syariah secara simultan.

Kata kunci : pembiayaan murabahah, pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah, pendapatan bank syariah.


(8)

vii ABSTRACT

This research is motivated by the development of the growth of Islamic banking in Indonesia, this positive trend shown by the data growth in assets and earnings BUS and UUS taken from Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri as a company engaged in Islamic banking participate in experiencing the effects of growth has increased, but the increase experienced by the Islamic banking especially Bank Syariah Mandiri experience income fluctuations caused by factors financing composition and macro-economic factors.

This study aims to identify and understand how to influence the composition of financing and macroeconomic factors to revenue Islamic banks. Indicators financing composition used in this study is the composition of the financing murabaha and Ijarah financing composition and indicators of macro economic factors used in this study, namely inflation and the exchange rate (exchange rate). This study uses secondary data obtained from the website www.bi.go.id and Bank Syariah Mandiri 2011-2014.

This research is a quantitative descriptive study, by analyzing the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and exchange rates) to determine the influence of these two variables on revenue Islamic banks in Bank Syariah Mandiri using multiple linear regression analysis.The results showed that the composition of the financing murabaha, exchange rate and affect inflation significantly to revenues in Bank Syariah Mandiri partially where the t test results showed the significance of these three variables under 0.05. And the Ijarah financing composition no significant effect on earnings at Bank Syariah Mandiri partially. While the F test showed that the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and the exchange rate) affects earnings Islamic banks simultaneously.

Keywords: murabaha financing, Ijarah financing, inflation, exchange rate, revenue Islamic banks.


(9)

viii

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis yang dengarnya kita dapat merasakan keindahan untuk dapat mrnyrmbah-Mu. Sungguh tidak ada satupun kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah terncana, semua sudah ditentukam oleh qodha dan qadhar-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman.

Ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari umat manusia. Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraih ilmu yang dapat menjadi penerang dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati.

Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti

hadist Rasulullah SAW “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang

bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Itulah kalimat yang menjadi penggunggah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini dengan judul “Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)”

Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, semangat, serta doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan-Nya tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat dan kemudahan yang Engkau berikan, ya Rabb.

2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang tulus tiada hentinya, mamah tercinta Nurwahidah dan papah tercinta Buchori yang telah membesarkan, mendidik mengajarkan yang disertai nasihat, motivasi dan doa yang selalu terucap. Terimakasih banyak atas dukungan materi dan nonmateri untuk melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalas oleh apapun atas apa yang mamah dan papah lakukan. Doa yang terbaik segalanya untuk mamah dan papah semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan ridho-Nya kepadamu.

3. Kaka dan Adikku tercinta yaitu Rizka Khaizuran, Khairil Fajri, Hanan Nabilah, Farah Adiba Zahra dan Muhammad Zainul Ahda yang telah memberikan


(10)

ix

motivasi dan doanya selama mengajarkan skripsi ini. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

4. Keponakanku tersayang Muhammad Asyraf Malik Arkana yang selalu memberikan canda serta tawanya yang menjadi penghibur dikala penulis lelah akan permasalahan skripsi. Semoga asyraf menjadi anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

5. Ihsan Amiruddin yang telah menjadi penyemangat selama masa perkuliahan dengan canda serta tawa, suka maupun duka, terima kasih atas segala masukan, support materi dan non materi, pengalaman serta doanya. Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasamu dan dipermudahkan untuk urusan kedepannya, amiiiin.

6. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga dapat memajukan dan mengembangkan jurusan Ekonomi menjadi lebih baik dan terdepan.

7. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis demi cepat terselasaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan hati bapak dengan sebaik-baiknya balasan.

8. Ibu RR. Tini Anggraeni,M.Si selaku Dosen pembimbing II dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas segala bentuk bimbingan yang telah ibu berikan demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan dan kemurahan hati ibu dengan sebaik-baiknya balasan.

9. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si dan ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meluangkan waktu dan arahan selama penyelesaian skripsi ini.

10.Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pelayanan selama perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasanya.

11.Sahabat terbaik selama masa perkuliahan Rahmatika Istiqamah alias kokom. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa kuliah hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan, doa, serta ada dikala


(11)

x

membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.

12.Sahabat kesayanganku, sahabat terbaik dari masa SMA hingga saat ini Nur Ariza, Siti Nurmellya Baskarani, Lorna Zelfa, Bunga Putri Gustini dan Azizah Nurafni Rizki. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa SMA hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan,doa,serta ada dikala membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.

13.Seluruh kawan-kawan Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan canda tawa, saling membantu selama masa kuliah, serta doa yang selalu terucap. Semoga kita sukses dan selalu dapat menjaga tali silaturahmi.

14.Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 4 september 2016


(12)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1. Tujuan Penelitian ... 13

2. Manfaat Penelitian ... 14

a. Manfaat Pihak Penulis ... 14


(13)

xii

c. Manfaat Pihak Perusahaan ... 14

d. Manfaat Pihak Masyarakat ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 16

1. Mudharabah ... 16

a. Pengertian Mudharabah ... 16

b. Unsur-unsur pembiayaan mudharabah ... 17

c. Jenis-Jenis Mudharabah ... 18

2. Musyarakah ... 19

a. Pengertian Musyarakah ... 19

b. Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Musyarakah ... 19

c. Landasan Hukum Musyarakah ... 20

d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan ... 21

3. Murabahah ... 22

a. Pengertian Murabahah ... 22

b. Dasar Hukum Murabahah ... 23

c. Syarat Murabahah ... 25

d. Manfaat Murabahah ... 26

e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan ... 27

4. Ijarah ... 27

a. Pengertian Ijarah ... 27


(14)

xiii

c. Rukun dan Syarat Ijarah ... 29

d. Macam-Macam Ijarah ... 29

e. Akad Ijarah Berakhir ... 30

f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah ... 31

g. Jenis Barang / Jasa yang Dapat Disewakan ... 31

h. Hubungan Ijarah Terhadap Pendapatan ... 32

5. Inflasi ... 33

a. Pengertian Inflasi ... 33

b. Jenis-Jenis Inflasi ... 34

c. Efek Inflasi ... 38

d. Hubungan Inflasi Terhadap Pendapatan ... 40

6. Kurs (Nilai Tukar) ... 41

a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar) ... 41

b. Jenis Nilai Tukar ... 42

c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia ... 43

d. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pendapatan ... 44

7. Pendapatan ... 45

a. Pengertian Pendapatan ... 45

b. Klasifikasi Pendapatan ... 46

c. Karakteristik Pendapatan ... 48

B. Penelitian Terdahulu ... 50


(15)

xiv

D. Hipotesis ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56

B. Metode Pengumpulan Data ... 56

C. Metode Analisis Data ... 57

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

2. Uji Asumsi Klasik ... 58

a. Uji Normalitas ... 59

b. Uji Multikolinieritas ... 59

c. Uji Heteroskedastisitas ... 60

d. Uji Autokorelasi ... 61

3. Uji Hipotesis ... 61

a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ... 61

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f) ... 62

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 62

D. Operasional Variabel Penelitian ... 63

1. Variabel Dependen: Pendapatan Bank Syariah Mandiri ... 63

2. Variabel Independen ... 63

a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah) ... 63

b. X2 (Komposisi Pembiayaan Ijarah) ... 64

c. X3 (Inflasi) ... 64


(16)

xv

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66

1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ... 66

2. Perkembangan Bank Syariah Mandiri ... 68

a. Perkembangan dari Segi Aset ... 68

b. Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga ... 69

c. Perkembangan dari Segi Pembiayaan ... 70

3. Gambaran Umum Penelitian ... 70

a. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ... 71

b. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ... 72

c. Perkembangan Inflasi ... 73

d. Perkembangan Nilai Tukar ... 74

e. Perkembangan Pendapatan ... 75

B. Pengujian dan Pembahasan ... 76

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 76

a. Hasil Uji Normalitas ... 76

b. Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79

d. Hasil Uji Autokorelasi ... 80

2. Hasil Uji Hipotesis ... 80

a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) ... 80


(17)

xvi

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 86

3. Analisis Ekonomi ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Keimpulan ... 90

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1.1 Data Tingkat Equivalen tingkat imbalan/Bagi Hasil/Fee/Bonus ... 2

1.2 Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS ... 3

1.3 Data Pendapatan BUS dan UUS ... 4

1.4 Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri ... 5

1.5 Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri ... 6

1.6 Data Inflasi ... 9

1.7 Data Nilai Tukar Rupiah ... 10

1.8 Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing ... 11

2.1 Penelitian terdahulu ... 50

4.1 Perkembangan Aset ... 68

4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 69

4.3 Perkembangan Pembiayaan ... 70

4.4 One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test ... 77

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 80

4.7 Hasil Uji Signifikan Parsial ... 81

4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan ... 85


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Kurva Demand Pull Inflation ... 35 2.2 Kurva Cost – push inflation ... 36 2.3 Kerangka pemikiran ... 53 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent

Variabel : Pendapatan (Y) ... 76 4.2 Grafik Scatterplot ... 79


(20)

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Keterangan Halaman

4.1 Perkembangan Aset ... 68

4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 69

4.3 Perkembangan Pembiayaan ... 70

4.4 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ... 71

4.5 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ... 72

4.6 Perkembangan Inflasi ... 73

4.7 Perkembangan Nilai Tukar ... 74


(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan Halaman

1 Data Variabel ... 97 2 Hasil Output SPSS ... 101


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini kegiatan usaha bisnis berbasis syariah semakin berkembang pesat, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi berbasis syariah. Perkembangan bisnis berbasis syariah yang paling pesat terjadi pada industri perbankan syariah. Alasan utama masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam beralih dari perbankan konvensional keperbankan syariah adalah penghapusan adanya bunga dalam transaksi keuangan dan sebagai gantinya bank syariah menerapkan konsep bagi hasil yang merupakan bagian dari ciri ekonomi Islam.

Menurut Adiwarman A.Karim (2001) Profit-Loss Sharing berarti keuntungan dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan ekonomi/bisnis ditanggung bersama-sama. Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak terdapat fixed and certain return sebagaimana bunga tetapi dilakukan Profit-Loss Sharing berdasarkan produktivitas nyata dari produk tersebut. Dalam perjanjian bagi hasil yang disepakati adalah proporsi pembagian hasil (disebut nisbah bagi hasil) dalam ukuran presentase kemungkinan hasil produktivitas nyata. Nilai nominal bagi hasil yang nyata diterima, baru dapat diketahui setelah hasil pemanfaatan dana tersebut benar-benar telah ada. Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan pihak-pihak yang bekerja sama. Besarnya nisbah biasanya akan dipengaruhi oleh pertimbangan kontribusi masing-masing


(23)

2 pihak dalam bekerja sama dan prospek perolehan keuntungan serta tingkat resiko yang mungkin terjadi (Hendri Anto : 2003).

Berdasarkan data yang diperoleh dari statistik perbankan syariah Bank Indonesia, tingkat equivalen tingkat imbalan/ bagi hasil/ fee/ bonus Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Tingkat Equivalen Tingkat Imbalan/ Bagi Hasil/ Fee/ Bonus Bank UmumSyariah

Pembiayaan Tahun

2012 2013 2014 Juni 2015

Mudharabah 14,90% 14,40% 20,69% 17,94%

Musyarakah 13,44% 12,45% 13,61% 12,14%

Murabahah 14,72% 13,18% 15,43% 14,94%

Ijarah 0,78% 0,19% 9,81% 10,06%

Qardh 5,40% 6,94% 3,67% 11,52%

Istishna 14,23% 13,36% 12,81% 12,98%

Sumber : Bank Indonesia

Dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah, yaitu: Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah).

Perkembangan perbankan syariah ditunjukkan oleh lajupertumbuhan asset perbankan syariah yang tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan aset BUS dan UUS cenderung selalu naik, Data pertumbuhan BUS dan UUS dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:


(24)

3 Tabel 1.2

Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS

2012 2013 2014 2015

Jumlah BUS 11 11 12 12

Jumlahkantor 1460 1998 2145 1990

Jumlah UUS 24 23 22 22

Jumlahkantor 427 590 320 311

Total Aset BUS dan UUS

(dalamtriliun) 195.018 242.276 272.343 296.262 Sumber: Data BI diolah kembali

Berdasarkan data pada tabel 1.2 pada tahun 2012-2013 jumlah BUS tidak mengalami kenaikan, jumlah BUS baru mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 1% dan pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikan. Jumlah UUS pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami penurunan sebesar 4% dan pada tahun 2015 jumlah UUS tidak mengalami kenaikan. Meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalami kenaikan yang signifikan akan tetapi jumlah aset yang dimiliki BUS dan UUS mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Data pada tabel 1.2 juga menunjukan bahwa pertumbuhan aset BUS dan UUS pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 24%, pada tahun 2014 sebesar terjadi peningkatan sebesar 12%, dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 9%. Faktor yang membuat perbankan syariah berkembang adalah karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulasi dalam bertransaksi keuangan. Dengan


(25)

4 menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Efek dari perkembangan perbankan syariah adalah perolehan pendapatan bagi lembaga perbankan syariah itu sendiri. Pendapatan perbankan syariah ikut mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan data dari Bank Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 yaitu:

Tabel 1.3

Data Pendapatan BUS dan UUS tahun 2012-2015 (Dalam Triliun)

Lembaga Keuangan

Syariah

Tahun

2012 2013 2014 2015 BUS dan UUS 17.734 27.207 24.712 27.615 Sumber: Bank Indonesia diolah kembali

Berdasarkan data pada tabel 1.3 di atas perkembangan pendapatan BUS dan UUS pada tahun 2013 peningkatan sebesar 53%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 12%. Peningkatan pendapatan yang diterima oleh perbankan syariah tidak terlepas dari pendapatan produk-produk pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah perbankan syariah.

Efek dari pesatnya perbankan syariah turut dirasakan oleh Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah di Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan, Bank Syariah


(26)

5 Mandiri dituntut untuk memperoleh pendapatan agar keberlangsungan hidup perusahaan dapat tetap berjalan, dan pendapatan yang diperoleh pun harus sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan kondisi perekonomian saat ini, kebijakan yang diterapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas Bank Syariah Mandiri dalam memperoleh pendapatan. Data pendapatan yang berhasil penulis ambil dari Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4

Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015 (Dalam Ribuan Rupiah)

Jenis Pendapatan Tahun

2012 2013 2014 2015

Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai

Mudharib

4.684.793.297 5.432.851.397 5.487.192.071 5.960.015.903

Jumlah Pendapatan

Usaha Lainnya 1.138.747.549 1.193.418.732 1.002.089.656 938.859.243

Jumlah Pendapatan

Nonusaha 14.612.830 15.905.362 15.597.902 16.795.574

Total Pendapatan 5.838.153.676 6.642.175.491 6.504.879.629 6.915.670.720

Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Pusat diolah kembali.

Berdasarkan data pada tabel 1.4 diatas, total pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri cenderung meningkat kecuali pada tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dalam tabel total pendapatan yang diterima pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 14%, pada tahun 2014 menurun sebesar 2%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6%. Menurunnya pendapatan yang diterima Bank Syariah pada tahun 2014 disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis


(27)

6 nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan mereka menurun, hal ini mempengaruhi kualitas aktiva produktif Bank Syariah Mandiri. Per Desember 2014, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) naik menjadi 4,29% dari posisi Desember 2013 sebesar 2,29%. Sedangkan dari sisi internal perusahaan, Bank Syariah Mandiri menghadapi beberapa isu operasional utama yang membutuhkan perbaikan segera. Pertama, tingginya pembiayaan bermasalah (NPF) dan fraud. Kedua, lemahnya sanksi dan disiplin terhadap pelaku fraud. Ketiga, perlambatan pertumbuhan bisnis telah menggerus pangsa pasar Bank Syariah Mandiri. Keempat, pengembangan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan produktivitas cabang belum optimal. Kelima, komunikasi internal belum efektif.

Namun, secara garis besar pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri mengalami pengingkatan rata-rata sebesar 6% dalam 4 tahun terakhir. Peningkatan pendapatan total yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri juga tidak terlepas dari komposisi pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri, hal ini sejalan dengan data komposisi pembiayaan yang diberikan Bank Syariah Mandiri sebagai berikut:

Tabel 1.5

Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015

Jenis Pembiayaan Tahun

2012 2013 2014 2015

Murabahah (Milyar) 283.444 368.661 397.247 546.023

Musyarakah (Milyar) 69.180 82.288 89.291 15.463

Mudharabah (Milyar) 54.303 49.664 41.982 36.573

Qardh (Milyar) 69.055 73.292 56.800 32.958

Ijarah (Milyar) 3.338 3.357 6.277 12.336

Istishna (Milyar) 777 766 525 302


(28)

7 Berdasarkan pada tabel 1.5 diatas seluruh komposisi pembiayaan perbankan syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada komposisi pembiayaan murabahah (dengan produk pembiayaan pengadaan barang konsumtif seperti rumah atau Griya BSM, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi BSM Oto, pabrik dan lainnya) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 25%.

Pada komposisi pembiayaan musyarakah (pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati) terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 18%.

Pada komposisi pembiayaan mudharabah (BSM Deposito, Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa Cendekia dan BSM Tabungan Kurban)terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 12%.

Pada komposisi pembiayaan qardh (Gadai emas Bank Syariah Mandiri) mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 19%.

Pada komposisi pembiayaan ijarah (BSM Pembiayaan Eduka dan BSM Pembiayaan Umrah) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 61%, dan terakhir pada komposisi pembiayaan istishna (umumnya Bank Syariah Mandiri memanfaatkan pembiayaan ini untuk konstruksi) terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 25%.

Hal ini menjadi pertimbangan pada penelitian ini terkait pengaruh komposisi pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna terhadap peningkatan


(29)

8 pendapatan Bank Syariah Mandiri, namun rata-rata pertumbuhan komposisi pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015. Maka dari itu, peneliti membatasi pembiayaan yang akan diteliti hanya pada pembiayaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2015, yaitu murabahah dan ijarah.

Banyaknya jumlah komposisi pembiayaan murabahah, musyarakah, mudharabah, qardh, ijarah dan istishna sesuai dengan finance to deposit ratioBank Syariah Mandiri, finance to deposit ratio atau pada perbankan konvensional lebih dikenal dengan loan to deposit ratio adalah merupakan rasio pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap pendanaan dalam Rupiah dan mata uang asing. FDR digunakan untuk menilai besarnya jumlah dana yang bersumber dari dana publik, yang secara kontraktual biasanya dalam jangka pendek, dialokasikan untuk pembiayaan aset yang merupakan pembiayaan tidak lancar. FDR Bank Syariah Mandiri pada tahun tahun 2011 sebesar 86,03%, tahun 2012 sebesar 94,40%, tahun 2013 sebesar 82,13%, dan tahun 2014 sebesar 89,37%. Berdasarkan data tersebut, rasio FDR Bank Syariah Mandiri masih dalam batasan yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia, sesuai dengan peraturan GWM LDR (laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98).

Selain komposisi pembiayaan oleh perbankan syariah, faktor makro ekonomi akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan. Variabel makro ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan


(30)

9 perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu Inflasi (Sahara, 2013:151).

Fenomena inflasi yang terjadi pada perekonomian Indonesia sudah tentu akan berimbas kepada Bank Syariah Mandiri. Tinggi-rendahnya tingkat inflasi mempengaruhi masyarakat untuk menginvestasikan pendapatan mereka kepada perbankan dalam bentuk tabungan, obligasi dan produk perbankan lainnya. Data inflasi yang penulis ambil dari situs resmi Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 1.6

Data Inflasi Tahun 2012 – 2015 (Dalam Presentase)

2012 2013 2014 2015 Inflasi 4,30 6,96 6,42 6,38 Sumber: Situs resmi Bank Indonesia

Berdasarkan data pada tabel 1.6, inflasi yang terjadi masuk kedalam golongan inflasi rendah, karena inflasi berada dibawah 10% menurut Sukirno (2004:337). Tingkat inflasi yang rendah membuat harga barang kebutuhan stabil, harga yang stabil membuat konsumsi masyarakat menjadi naik, tingkat konsumsi seperti ini menarik investor untuk menginvestasikan pendapatannya kepada perbankan agar diinvestasikan untuk sektor riil. Semakin banyak sektor riil yang dikembangkan, semakin besar pula tingkat pendapatan yang akan diperoleh perbankan.

Faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan perbankan syariah selanjutnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar, data tentang nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah sebagai berikut:


(31)

10 Tabel 1.7

Data Nilai Tukar Rupiah Tahun 2012-2015

Nilai Tukar 2012 2013 2014 2015

Nilai dari USD 1

dalam rupiah 9880.39 10951.37 12378.30 13389.41 Sumber: Situs resmi Bank Indonesia

Berdasarkan data pada tabel 1.7 data nilai tukar rupiah pada tahun 2013 sebesar 11%, pada tahun 2014 sebesar 13% dan pada tahun 2015 sebesar 8%.

Nilai mata uang dollar dapat mempengaruhi hampir seluruh mata uang di dunia, karena dollar sudah menjadi mata uang dunia dimana hampir seluruh negara menjadikan nilai dollar sebagai patokan bagi mata uangnya. Efek dari pertambahan nilai dollar terhadap perkembangan industri perdagangan baik itu barang ataupun jasa dapat terasa ketika nilai tukar rupiah melemah ataupun menguat (Lia Rizkiyah, 2011: 5).

Terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah pada tahun 2011-2015 disebabkan nilai mata uang dollar semakin menguat, menguatnya nilai mata uang dollar didasari pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,5% sementara inflasi yang terjadi di Amerika Serikat hanya 1,6%, bahkan pada januari terjadi deflasi sekitar -0,1%, ditambah dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat menurun sangat drastis dan saat ini berada pada level 5,7%. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat ini membuat The Fedmenaikan Fed fund rate pada Desember sebesar 0,25%-0,5% (www.worldbank.org).

Dampak dari kenaikan suku bunga The Fed adalah membuat investor menarik investasinya keluar, jika investor menarik investasinya maka akan berdampak pada perekonomian Indonesia, termasuk perbankan. Jika tidak ada investor maka dana


(32)

11 yang berhasil perbankan himpun menjadi berkurang dan ini akan berimbas kepada pendapatan perbankan. Efek dari melemahnya nilai tukar rupiah adalah menjadikan pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank Syariah Mandiri fluktuatif, karena salah satu kegiatan bank syariah mandiri adalah memberikan jasa jual beli valuta asing. Maka dari itu, BSM salah satu perbankan yang memberikan jasa jual beli valuta asing akan memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Data pendapatan dari transaksi valuta asing yang penulis ambil dari situs resmi Bank Syariah Mandiri sebagai berikut:

Tabel 1.8

Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing Tahun 2012-2015 (Dalam Ribuan)

2012 2013 2014 2015

Pendapatan dari transaksi

valuta asing

Rp21.334.852 Rp32.071.826 Rp21.919.770 Rp44.922.010 Sumber: Situs resmi Bank Syariah Mandiri

Pada tahun 2013, pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank SyariahMandiri meningkat sebesar 50%, pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 31%, kemudian pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 104%.

Data pendapatan dari transaksi valuta asing bank syariah mandiri diatas menunjukan bahwa tingkat pendapatan yang diterima dari jasa jual beli valuta asing di BSM mengalami fluktuasi karena pendapatan BSM sebagian besar dipengaruhi oleh transaksi valuta asing. Oleh karena itu, pendapatan dari transaksi valuta asing berpengaruh terhadap pendapatan Bank Syariah Mandiri. tingkat fluktuasi valuta asing akan terjadi dikarenakan kebutuhan barang dan jasa ekspor impor, selera


(33)

12 masyarakat serta faktor makro ekonomi lainnya yang berbeda-beda setiap periode. Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang terus menurun, hal ini disebebkan oleh kinerja yang baik ditunjukan oleh BSM dalam melakukan heading dan dalam menyediakan jasa pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan mata uang asing seperti pembelian bahan baku industridari luar negeri, ibadah haji dan umrah dan lain sebagainya.

Gabungan dari seluruh pembiayaan berdasarkan karakteristik dari komposisi pembiayaan yang berbeda-beda dan faktor makro ekonomi yang ada membuat pendapatan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri berbeda-beda, maka dari itu

peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai “PENGARUH KOMPOSISI

PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP

PENDAPATAN BANK SYARIAH” (Studi Empiris Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2012 - 2015).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, kita ketahui bahwa komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah merupakan elemen yang berpengaruh terhadap Pendapatan Bank Syariah Mandiri. Untuk itu dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.


(34)

13 2. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada

Bank Syariah Mandiri secara parsial.

3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.

4. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.

5. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara simultan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Menganalsis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.

b. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.

c. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.

d. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.


(35)

14 e. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, Penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yaitu:

a. Manfaat pihak Penulis

penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang perbankan syariah, sehingga dapat berguna bagi kegiatan akademis dan non akademis penulis dikemudian hari.

b. Manfaat pihak Akademisi

Sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif baik untuk tambahan khasanah ilmu mengenai teori ekonomi islam umumnya dan komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan di Bank Syariah Mandiri pada khususnya serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya

c. Manfaat pihak Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya.


(36)

15 d. Manfaat pihak Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dibidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan.


(37)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Mudharabah

a. Pengertian Mudharabah

Mudharabah menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 81) adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (Malik, Shahibul maal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua („amil, mudharib atau nasabah) yangbertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalah yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.

Mudharabah menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:135) adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertmana sebagai pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh dana sedangkan pihak lainnya (mudharib) mengelola usaha dengan keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan bersama yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila usaha rugi bukan akibat kelalaian pengelolaan usaha maka kerugian ditanggung oleh pemilik dana (Shahibul maal).


(38)

17 b. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Pembiayaan Mudharabah

Menurut Muhammad (2005:102-105) unsur-unsur pembiayaan mudharabah adalah:

1) Ijab dan Qabul Ijab dan qabul antara kedua pihak memiliki syarat-syarat yaitu harus jelas menujukan maksud untuk melakukan kegiatan mudharabah dan harus bertemu antara kedua belah pihak agar dicapai kesepakatan.

2) Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha) para pihal disyaratkan cakap bertindak secara syar‟i artinya penyedia dana memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengusaha memiliki kapasitas menjadi pengelola.

3) Adanya modal. Adapun syarat-syarat modal adalah modal harus jelas jumlah dan jenisnya dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu dibuatnya akad mudharabah sehingga tidak menimbulkan sengketa dalam pembagian keuntungan karena ketidakjelasan jumlah dan modal harus berupa uang bukan barang.

4) Adanya usaha (al-„amal) jenis usaha yang diperbolehkan adalah semua jenis usaha tentu saja tidak hanya menguntungkan tetapi juga harus sesuai dengan syariah sehingga merupakan usaha yang halal. Dalam usaha ini penyedia dana tidak boleh ikut campur dalam teknis operasional dan manajemen usaha dan tidak boleh membatasi usaha


(39)

18 sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya pemerolehan keuntungan maksimal tidak tercapai.

5) Adanya keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya keuntunganya saja setelah dipotong besarnya modal, keuntungan untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal dan nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan presentase.

c. Jenis-Jenis Mudharabah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:137) jenis-jenis mudharabah sebagai berikut:

1) Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan bisnis ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar. 2) Mudharabah Muqayyadah (Investasi Tidak Terikat) adalah kebalikan

dari mudharabah mulaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasukin jenis dunia usaha.


(40)

19 2. Musyarakah

a. Pengertian Musyarakah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129) musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ expertisa) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. b. Fitur dan Mekanisme Akad Pembiayaan Musyarakah

Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) fitur dan mekanisme akad pembiayaan musyarakah adalah:

1) Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu.

2) Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengeloaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.


(41)

20 3) Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah

yang disepakati.

4) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu investasi kecuali atas dasar kesepakatan para pihak.

5) Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan atau barang, seta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan.

6) Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing.

c. Landasan Hukum Musyarakah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129). Adapun dasar hukum musyarakah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an, Al-Hadist, maupun Ijma sebagai berikut :

1) Al-Qur‟an

Surah Shad: 24 Artinya :“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang berimana dan mengerjakan amal shalih.

2) Al-Hadist

Artinya:dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: “sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: „aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.”


(42)

21 3) Ijma‟

Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5/109 telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari padanya.”

d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:133). Aplikasi musyarakah dalam perbankan sebagai berikut :

1) Pembiayaan Proyek

Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. 2) Modal Ventura

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.


(43)

22 3. Murabahah

a. Pengertian Murabahah

Menurut Adiwarman A. Karim (2007:98) murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).

Menurut Adiwarman A. Karim (2007:113) murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Menurut

Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:101). Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

Menurut Sunarto Zulkifli (2003:43) Bai‟ al-murabahah adalah prinsip bai‟ (jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.

Dari beberapa definisi diatas pembiayaan murabahah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan


(44)

23 (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh).

b. Dasar Hukum Murabahah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102). Adapun dasar hukum murabahah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut :

1) Al-Qur‟an

Surah Al-Baqarah:275 Artinya :“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah. Orang yang kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.

2) Al-Hadist

Artinya : “ Diriwayatkan dari shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : tiga hal yang mengandung berkah, yaitu jual


(45)

24 beli secara tidak tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Shuhaib)

3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)

MenurutBambang Rianto Rustam (2008:48) Dewan Syari‟ah Nasional menetapkan aturan tentang murabahah sebagaimana tercantum

dalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 sebagai berikut :

(a)Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba.

(b)Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah islam. (c)Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang

telah disepakati kualifikasinya.

(d)Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

(e)Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang. (f)Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)

dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.


(46)

25 (g)Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

(h)Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

(i)Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

c. Syarat Murabahah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102) syarat murabahah sebagai berikut:

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4),atau(5) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan:


(47)

26 2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang dijual.

3) Membatalkan kontrak. d. Manfaat Murabahah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:106) murabahah

memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah.

Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut:

1) Default atau kelalaian. Nasabah sengaja tidak membayar angsuran. 2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar

naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual-beli tersebut.

3) Penolakan nasabah: barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak meu menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang


(48)

27 tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk menjualnya kepada pihak lain.

4) Dijual: karena murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar.

e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan Bank Syariah

Murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam murabahah, pembeli harus memberi tahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2002: 101). Tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah adalah berupa margin, semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang didapat bank syariah semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin tersebut akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah. Dengan kata lain, pembiayaan murabahah dengan margin yang tinggi akan meningkatkan pendapatan bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014 : 24) 4. Ijarah

a. Pengertian Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan


(49)

28

kepemilikan atas barang itu sendiri (Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001:117). Ijarah artinya upah, sewa, jasa atau imbalan. Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam muamalah adalah sewa-menyewa, kontrak, menjual jasa dan lain-lain (M. Ali Hasan, 2004:227). Menurut fatwa dewan syariah nasional ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138).

Berdasarkan definisi diatas, pembiayaan ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa dengan penyewa dengan waktu dan imbalan tertentu.

b. Dasar Hukum Ijarah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117). Adapun dasar

hukum ijarah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut :

1) Al-Quran

Artinya : “Dan, kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah:233).

Dalil pada ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu


(50)

29 adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar upah (fee) secara patut. Dalam hal ini termasuk didalamnya jasa penyewaan atau leasing.

2) Al-Hadist

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw,

“berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upayanya kepada

tukang bekam itu” (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu Umar bahwa rasulullah bersabda, “berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah).

c. Rukun dan Syarat Ijarah

(M. Ali Hasan, 2004:231) Ulama Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan kabul saja (ungkapan menyerahkan dan persetujuan sewa-menyewa). Jumhur ulama berpendapat, bahwa rukun ijarah ada 4:

1) Orang yang berakal. 2) Sewa/imbalan. 3) Manfaat.

4) Sighah (ijab dan qabul). d. Macam-Macam Ijarah

Dilihat dari segi objek nya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam (M. Ali Hasan, 2004:236) yaitu:


(51)

30 1) Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti sewa menyewa rumah, toko,

kendaraan, pakaian, dan perhiasan.

2) Ijarah yang bersifat pekerja yaitu dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah semacam ini dibolehkan, seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu dan lain-lain.yaitu ijarah yang bersifat kelompok (serikat). Ijarah yang bersifat pribadi juga dapat dibenarkan seperti menggaji rumah tangga, tukang kebun dan satpam.

e. Akad Ijarah Berakhir

Menurut M. Ali Hasan (2004:237) Suatu akad ijarah berakhir: 1) Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar.

2) Habis tenggang waktu yang disepakati. Kedua point tersebut di atas disepakati oleh ulama.

3) Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda dengan jumhur ulama, akad tidak berakhir (batal) karena manfaat dapat diwariskan.

4) Menurut mazhab Hanafi, apabila ada uzur seperti rumah disita. Maka akad berakhir. Sedangkan jumhur ulama melihat, bahwa uzur yang membatalkan ijarah itu apabila objeknya mengandung cacat atau manfaatnya hilang seperti kebakaran dan dilanda banjir.


(52)

31 f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah

Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) skema transaksi pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut:

1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah.

2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai ijarah, dari supplier/penjual/pemilik.

3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya pemeliharaanya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.

4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang disepakati. Setalah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada bank.

5) (a) Bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai‟ wal ijarah), setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali.

(b) Bila bank menyewakan objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah, atau ijarah pararel) setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik. g. Jenis Barang/ Jasa yang Dapat Disewakan

Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) Jenis barang/ jasa yang dapat disewakan adalah sebagai berikut:


(53)

32 1) Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko dan

lain-lain.

2) Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain. 3) Barang kendaraan transportasi: darat, laut dan udara. 4) Jasa untuk membayar ongkos:

(a) Uang sekolah/kuliah. (b) Tenaga kerja.

(c) Hotel.

(d) Angkut dan transportasi dan sebagainya.

h. Hubungan Ijarah terhadap Pendapatan Bank Syariah

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117).Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya pada akad ijarah, bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul ketika bank tidak dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan. Selanjutnya pembiayaan yang bermasalah, bank mempunyai kewajiban melakukan penyisihan pencadangan aktiva produktif (PPAP) sebesar 100% dari modal yang belum dikembalikan, sehingga pengaruh pendapatan menjadi turun. Karena ada potensi resiko yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad (2002).


(54)

33 5. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah harga barang dan jasa, ketika tingkat harga mengalami kenaikan maka individu harus mengeluarkan unag nya lebih banyak untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang tetap. Inflasi juga merupakan ukuran nilai mata uang, yaitu ketika harga naik berarti nilai uang sekarang menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, hal ini dikarenakan inflasi hanya terjadi jika proses naiknya harga berlangsung secara terus-menerus dan mempengaruhi barang yang lainnya. Naiknya harga mengakibatkan naiknya jumlah perminataan uang, ini dikarenakan semakin banyak uang yang dibutuhkan dalam transaksi (Mankiw, 2006:196)

Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dari beberapa definisi diatas inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai


(55)

34 termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. b. Jenis-Jenis Inflasi

1) Inflasi menurut sebabnya yaitu:

a) Natural Inflation dan Human Error Inflation.

Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138).

b) Expected Inflation dan Unexpected Inflation

Expected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi atau secara notasi ret = Rt-πet. Unexpected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi (Adiwarman A. Karim, 2007:138).

c) Demand-Pull Inflation

Diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian (Adiwarman A. Karim,2007:138).


(56)

35 Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi pula, yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa (Sukirno, 2011:333).

Gambar 2.1

Kurva Demand Pull Inflation

Menurut gambar 2.1 permintaan agregat awalnya berada pada AD1, pendapatan nasional Y1 dan tingkat harga P1. Karena perekonomian sedang berkembang maka mendorong permintaan agregat naik menjadi AD2, akibatnya pendapatan nasional mencapai tingkat kesempatan kerja penuh YF dan harga naik menjadi PF. Hal ini lah yang mewujudkan terjadinya inflasi. Apabila masyarakat tetap menambah pengeluarannya maka peningkatan agregat menjadi AD3. Untuk memenuhi perminataan yang semakin bertambah maka perusahaan menambah produksinya dan mengakibatkan pendapatan nasional riil meningkat menjadi Y2. Kenaikan produksi nasional


(57)

36 melebihi kesempatan kerja penuh menyebabkan kenaikan harga menjadi P2 (Sukirno, 2011:334).

d) Cost- Push inflation

Inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian (Adiwarman A. Karim, 2007:138).

Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Keadaan ini cenderung menyebabkan kenaikan upah dan gaji karena :

(1)Perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja dengan menaikkan upah dan gaji

(2)Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi (Sukirno, 2011:333).

Gambar 2.2


(58)

37 Berdasarkan gambar 2.2, pada mulanya kesimbangan ekonomi negara tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan tingkat harga P1. Pada tingkat kesempatan kerja tinggi, perusahaan sangat memerlukan tenaga kerja. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan memindahkan penawaran agregat ke atas dari AS1 ke AS2. Akibatnya tingkat harga naik menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya produksi akan makin tinggi. Akhirnya kurva penawaran agregat bergeser menjadi AS3 meningkatkan harga menjadi P3 dan mendapatkan nasional riil terus mengalami penurunan yaitu dari YF (Y1) menjadi Y2 dan Y3 (Sukirno, 2011:335).

e) Spiralling Inflation

Spiralling Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu sebelumnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139).

f) Imported Inflation dan Domestic Infaltion

Imported inflation Adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu


(59)

38 mempengaruhi negara-negara lainnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139).

2) Inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga

Menurut Sukirno (2004:337) penggolongan inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga yang berlaku, yaitu:

(a)Inflasi merayap

Inflasi merayap adalah kenaikan harga secara lambat, yang stingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.

(b)Inflasi moderat (sederhana)

Inflasi moderat adalah tingkat inflasi yang antara 5-10 persen setahun. Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang

lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”, pada tingkat

inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk aset riil (Adiwarman A. Karim, 2007:137).

(c)Hiperinflasi

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat, menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.

c. Efek Inflasi

Efek buruk menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut:


(60)

39 1. Inflasi dan perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.

Kenaikan harga-harga menimbulakan efek buruk pula ke atas perdangangan. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi segabai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

2. Inflasi dan kemakmuran rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara inflasi juga menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.

3. Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang-orang yang berpendapatan tetap


(61)

40 Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi terjadi.

5. Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami nilai riil kekayaanya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin merata. d. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Bank Syariah

Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun


(62)

41 sebelumnya. Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada beban operasional bank yang juga akan meningkat, serta nilai suku bunga riil menurun yang mengakibatkan hasrat masyarakat untuk menabung di bank berkurang. Dengan naiknya tingkat inflasi maka suku bunga akan naik dan mengakibatkan masyarakat enggan meminjam pada pihak bank. Selain itu perusahaan sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai produksinya, yang pada akhirnya akan berdampak pada turunnya pendapatan bank. Sedangkan jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik (Pohan, 2008).

6. Kurs (Nilai Tukar)

a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)

Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda (Halwani, 2005:157).

Perubahan kurs disebut depresiasi atau apresiasi, bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi yaitu melemahnya nilai mata uang karena hanya dapat membeli lebih sedikit mata uang asing, dampaknya adalah ekspor bagi pihak luar negeri menjadi makin murah sedang impor bagi penduduk neegara ini menjadi makin mahal. Apresiasi adalah menguatnya nilai mata uang karena dapat membeli lebih banyak mata uang asing, menimbulkan dampak harga produk bagi pihak luar negeri


(63)

42 makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah (Krugman,1999:43).

b. Jenis Nilai Tukar 1) Nilai tukar nominal:

Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Mankiw, 2006:242).

Nilai tukar nominal digunakan untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain (Halwani, 2005:157).

2) Nilai tukar riil

Nilai tuka riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain (Mankiw, 2006:242).

Rumus perhitungan nilai tukar riil:

Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x harga dalam negeri

Harga luar negeri

Nilai tukar riil adalah penentuan berapa banyak suatu negara mengekspor dan mengimpor. Nilai tukar riil yang lebih tinggi mengakibatkan haraga dalam negri menjadi lebih mahal (Mankiw, 2006:261).


(64)

43 Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar negeri (Mankiw, 2006:244).

c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia

Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut:

1) Sistem kurs tetap

Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978, sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS (Deliarnov, 2006:186).

2) Sistem mengambang terkendali (manage floating)

Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah.


(1)

98

C.

Variabel Inflasi (X3)

Bulan

Tahun

2012

2013

2014

2015

Januari

3.65%

4.57%

8.22%

6,96%

Februari

3.56%

5.31%

7.75%

6,29%

Maret

3.97%

5.90%

7.32%

6,38%

April

4.50%

5.57%

7.25%

6,79%

Mei

4.45%

5.47%

7.32%

7,15%

Juni

4.53%

5.90%

6.70%

7,26%

Juli

4.56%

8.61%

4.53%

7,26%

Agustus

4.58%

8.79%

3.99%

7,18%

September

4.31%

8.40%

4.53%

6,83%

Oktober

4.61%

8.32%

4.83%

6,25%

Nopember

4.32%

8.37%

6.23%

4,89%

Desember

4.30%

8.38%

8.36%

3,35%

D.

Variabel Nilai Tukar Rupiah (X4)

Bulan

Tahun

(Dalam Rupiah)

2012

2013

2014

2015

Januari

9109.14

9687.33 12179.65 12579.1

Februari

9025.76

9686.65 11935.10 12749.84

Maret

9165.33

9709.42 11427.05 13066.82

April

9175.50

9724.05 11435.75 12947.76

Mei

9290.24

9760.91 11525.94 13140.53

Juni

9451.14

9881.53 11892.62 13313.24

Juli

9456.59

10073.39 11689.06 13374.79

Agustus

9499.84

10572.50 11706.67 13781.75

September

9566.35

11346.24 11890.77 14396.1

Oktober

9597.14

11366.90 12144.87 13795.86

Nopember

9627.95

11613.10 12158.30 13672.57


(2)

99

E.

Variabel Pendapatan (Y)

Bulan

2012

(Dalam Ribuan Rupiah)

pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai

mudharib

jumlah pendapatan usaha lainnya

jumlah pendapatan(beban)

nonusaha

Total

Januari 359.798.160 145.360.104 556.076 505.714.340

Februari 351.751.573 114.372.262 2.407.639 468.531.474

Maret 348.210.028 68.802.916 678.362 417.691.306

April 358.716.355 95.765.946 624.450 455.106.751

Mei 401.549.857 92.765.064 240.666 494.555.587

Juni 370.032.466 96.020.600 4.718.771 470.771.837

Juli 399.513.961 76.601.179 316.116 476.431.256

Agustus 388.460.961 77.176.743 1.096.030 466.733.734

September 396.179.424 94.330.817 587.043 491.097.284

Oktober 406.164.501 110.703.637 432.490 517.300.628

Nopember 405.488.505 104.572.965 1.188.779 511.250.249

Desember 498.927.506 62.275.316 1.766.408 562.969.230

Bulan

2013

(Dalam Ribuan Rupiah)

pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai

mudharib

jumlah pendapatan usaha lainnya

jumlah pendapatan(beban)

nonusaha

Total

Januari 421.128.926 106.113.815 978.307 528.221.048

Februari 399.886.002 96.616.383 155.647 496.658.032

Maret 418.469.923 93.153.275 265.423 511.888.621

April 442.704.751 109.777.452 1.082.262 553.564.465

Mei 444.615.500 119.512.541 503.042 564.631.083

Juni 484.795.189 101.969.859 4.034.508 590.799.556

Juli 463.667.464 89.249.669 1.087.469 554.004.602

Agustus 423.907.233 75.033.498 3.360.107 502.300.838

September 423.396.191 97.547.014 993.363 521.936.568

Oktober 500.144.190 108.637.834 1.904.193 610.686.217

Nopember 489.811.142 107.474.725 1.265.243 598.551.110


(3)

100 Bulan

2014

(Dalam Ribuan Rupiah)

pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai

mudharib

jumlah pendapatan usaha lainnya

jumlah pendapatan(beban)

nonusaha

Total

Januari 503.120.100 95.944.478 99.741 599.164.319

Februari 424.737.586 88.283.630 41.745 513.062.961

Maret 457.151.289 94.225.488 914.630 552.291.407

April 471.371.956 74.382.807 4.067.235 549.821.998

Mei 445.700.115 72.584.906 5.987.119 524.272.140

Juni 466.693.003 79.512.883 1.413.867 547.619.753

Juli 469.445.594 94.347.481 2.553.469 566.346.544

Agustus 456.149.251 93.965.863 904.619 551.019.733

September 460.625.549 91.151.373 684.969 552.461.891

Oktober 459.056.049 96.585.074 1.400.555 557.041.678

Nopember 455.287.066 96.598.045 367.894 552.253.005

Desember 477.223.755 24.970.828 12.734.612 514.929.195

Bulan

2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai

mudharib

jumlah pendapatan usaha lainnya

jumlah pendapatan(beban)

nonusaha

Total

januari 483.918.466 110.537.574 384.487 594.840.527

februari 1.170.269.000 176.814.000 830.000 1.347.913.000

maret 2.205.015.000 738.201.000 433.000 2.943.649.000

april 2.912.257.000 1.260.916.000 991.604.000 5.164.777.000

mei 3.662.687.000 1.589.020.000 1.248.224.000 6.499.931.000

juni 2.867.482.000 1.824.013.000 3.033.000 4.694.528.000

juli 5.067.407.000 2.661.820.000 1.715.587.000 9.444.814.000

agustus 5.947.035.000 2.630.463.000 1.963.194.000 10.540.692.000

september 6.705.902.000 3.450.409.000 2.217.089.000 12.373.400.000

oktober 4.994.159.000 2.391.024.000 2.286.000 7.387.469.000

nopember 5.505.804.000 4.114.325.000 2.056.000 9.622.185.000


(4)

101

Lampiran 4 : Hasil Output SPSS

A.

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,36900833

Most Extreme Differences Absolute ,089

Positive ,066

Negative -,089

Test Statistic ,089

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(5)

102

B.

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000

Murabahah ,000134 ,000 1,057 7,576 ,000 ,135 7,397

Ijarah ,000783 ,000 ,240 1,923 ,061 ,169 5,903

Inflasi -,117426 ,046 -,173 -2,561 ,014 ,578 1,731

Nilai Tukar ,000218 ,000 -,321 -2,108 ,041 ,114 8,810

a. Dependent Variable: LnPendapatan

C.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

D.

Hasil Uji Aurokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan


(6)

103

E.

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000

Murabahah ,000 ,000 1,057 7,576 ,000

Ijarah ,001 ,000 ,240 1,923 ,061

Inflasi -,117 ,046 -,173 -2,561 ,014

Nilai Tukar ,000 ,000 -,321 -2,108 ,041

a. Dependent Variable: LnPendapatan

F.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 50,176 4 12,544 84,282 ,000b

Residual 6,400 43 ,149

Total 56,576 47

a. Dependent Variable: LnPendapatan

b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah

G.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan