18
sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya pemerolehan keuntungan maksimal tidak tercapai.
5 Adanya keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan,
melainkan hanya keuntunganya saja setelah dipotong besarnya modal, keuntungan untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah
nominal dan nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan presentase.
c. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Muhammad Syafi ‟i Antonio 2000:137 jenis-jenis
mudharabah sebagai berikut: 1 Mudharabah Mutlaqah Investasi Tidak Terikat adalah bentuk
kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
bisnis. Dalam pembahasan bisnis ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan
if‟al ma syi‟ta lakukanlah sesukamu dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.
2 Mudharabah Muqayyadah Investasi Tidak Terikat adalah kebalikan dari mudharabah mulaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam
memasukin jenis dunia usaha.
19
2. Musyarakah
a. Pengertian Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi ‟i Antonio 2000:129 musyarakah
adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau
amal expertisa dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Menurut Andri Soemitra,M.A 2009: 83 musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
b. Fitur dan Mekanisme Akad Pembiayaan Musyarakah
Menurut Andri Soemitra,M.A 2009: 83 fitur dan mekanisme akad pembiayaan musyarakah adalah:
1 Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana danatau barang untuk
membiayai suatu kegiatan usaha tertentu. 2 Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra
usaha dapat ikut serta dalam pengeloaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, dan meminta
bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.
20
3 Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati.
4 Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu investasi kecuali atas dasar kesepakatan para pihak.
5 Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan atau barang, seta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan.
6 Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing.
c. Landasan Hukum Musyarakah
Menuru t Muhammad Syafi‟i Antonio 2000:129. Adapun dasar
hukum musyarakah dapat dilihat dalam Al- Qur‟an, Al-Hadist, maupun
Ijma sebagai berikut : 1 Al-
Qur‟an Surah Shad: 24 Artinya :
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang- orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada
sebagian lain kecuali orang yang berimana dan mengerjakan amal shalih.
2 Al-Hadist Artinya:
dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: “sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: „aku pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat sel ama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.”
21
3 Ijma‟
Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5109 telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah
secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa elem
en dari padanya.”
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan