21
3 Ijma‟
Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5109 telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah
secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa elem
en dari padanya.”
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan
Menurut Mu hammad Syafi‟i Antonio 2000:133. Aplikasi musyarakah
dalam perbankan sebagai berikut : 1 Pembiayaan Proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
2 Modal Ventura Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi
dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu,
dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
22
3. Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Menurut Adiwarman A. Karim 2007:98 murabahah yang berasal dari kata ribhu keuntungan, adalah transaksi jual-beli dimana bank
menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan margin. Menurut Adiwarman A. Karim 2007:113 murabahah adalah suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya
kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk
presentase dari harga pembeliannya, misalnya 10 atau 20. Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio 2001:101. Murabahah adalah jual-beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Menurut Sunarto Zulkifli 2003:43
Bai‟ al-murabahah adalah prinsip
bai‟ jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan ribhun yang disepakati. Pada
murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.
Dari beberapa definisi diatas pembiayaan murabahah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
23
margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah
ditentukan berapa required rate of profitnya keuntungan yang ingin diperoleh.
b. Dasar Hukum Murabahah
Menurut Muhammad Syafi ‟i Antonio 2001:102. Adapun dasar
hukum murabahah dapat dilihat dalam Al- Qur‟an maupun Al-Hadist,
sebagai berikut : 1 Al-
Qur‟an Surah Al-Baqarah:275 Artinya :
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah. Orang yang
kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.
2 Al-Hadist Artinya :
“ Diriwayatkan dari shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : tiga hal yang mengandung berkah, yaitu jual
24
beli secara tidak tunai, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual.” H.R. Ibnu Majah dari Shuhaib 3
Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional DSN MenurutBambang Rianto Rustam 2008:48
Dewan Syari‟ah Nasional menetapkan aturan tentang murabahah sebagaimana tercantum
dalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 04DSN-MUIIV2000 tertanggal 1 April 2000 sebagai berikut :
a Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba.
b Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah islam.
c Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.
d Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
e Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.
f Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah pemesan dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam hal
ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.