29
adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar upah fee secara patut. Dalam hal ini termasuk didalamnya jasa penyewaan atau
leasing. 2 Al-Hadist
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw, “berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upayanya kepada
tukang bekam itu” HR Bukhari dan Muslim. Dari Ibnu Umar bahwa rasulullah bersabda, “berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering.” HR Ibnu Majah.
c. Rukun dan Syarat Ijarah
M. Ali Hasan, 2004:231 Ulama Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan kabul saja ungkapan
menyerahkan dan
persetujuan sewa-menyewa.
Jumhur ulama
berpendapat, bahwa rukun ijarah ada 4: 1 Orang yang berakal.
2 Sewaimbalan. 3 Manfaat.
4 Sighah ijab dan qabul.
d. Macam-Macam Ijarah
Dilihat dari segi objek nya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam M. Ali Hasan, 2004:236 yaitu:
30
1 Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti sewa menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian, dan perhiasan.
2 Ijarah yang bersifat pekerja yaitu dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah semacam ini
dibolehkan, seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu dan lain-lain.yaitu ijarah yang bersifat kelompok serikat. Ijarah yang
bersifat pribadi juga dapat dibenarkan seperti menggaji rumah tangga, tukang kebun dan satpam.
e. Akad Ijarah Berakhir
Menurut M. Ali Hasan 2004:237 Suatu akad ijarah berakhir: 1 Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar.
2 Habis tenggang waktu yang disepakati. Kedua point tersebut di atas disepakati oleh ulama.
3 Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda
dengan jumhur ulama, akad tidak berakhir batal karena manfaat dapat diwariskan.
4 Menurut mazhab Hanafi, apabila ada uzur seperti rumah disita. Maka akad berakhir. Sedangkan jumhur ulama melihat, bahwa uzur yang
membatalkan ijarah itu apabila objeknya mengandung cacat atau manfaatnya hilang seperti kebakaran dan dilanda banjir.
31
f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah
Menurut Adiwarman A. Karim 2007:147 skema transaksi pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut:
1 Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah. 2 Bank syariah membelimenyewa barang yang diinginkan oleh nasabah
sebagai ijarah, dari supplierpenjualpemilik. 3 Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai
barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya pemeliharaanya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah
diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki. 4 Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang
disepakati. Setalah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada bank.
5 a Bila bank membeli objek ijarah tersebut al- bai‟ wal ijarah, setelah
periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali.
b Bila bank menyewakan objek ijarah tersebut al-ijarah wal ijarah, atau ijarah pararel setelah periode ijarah berakhir objek ijarah
tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplierpenjualpemilik.
g. Jenis Barang Jasa yang Dapat Disewakan
Menurut Adiwarman A. Karim 2007:147 Jenis barang jasa yang dapat disewakan adalah sebagai berikut:
32
1 Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko dan lain-lain.
2 Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain. 3 Barang kendaraan transportasi: darat, laut dan udara.
4 Jasa untuk membayar ongkos: a Uang sekolahkuliah.
b Tenaga kerja. c Hotel.
d Angkut dan transportasi dan sebagainya.
h. Hubungan Ijarah terhadap Pendapatan Bank Syariah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio 2001:117.Ijarah adalah
akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya pada akad ijarah, bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak
sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul ketika bank tidak dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan.
Selanjutnya pembiayaan yang bermasalah, bank mempunyai kewajiban melakukan penyisihan pencadangan aktiva produktif PPAP sebesar
100 dari modal yang belum dikembalikan, sehingga pengaruh pendapatan menjadi turun. Karena ada potensi resiko yang harus
ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad 2002.
33
5. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah harga barang dan jasa, ketika tingkat harga mengalami kenaikan maka individu harus mengeluarkan unag nya lebih
banyak untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang tetap. Inflasi juga merupakan ukuran nilai mata uang, yaitu ketika harga naik berarti
nilai uang sekarang menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, hal ini dikarenakan inflasi
hanya terjadi jika proses naiknya harga berlangsung secara terus-menerus dan mempengaruhi barang yang lainnya. Naiknya harga mengakibatkan
naiknya jumlah perminataan uang, ini dikarenakan semakin banyak uang yang dibutuhkan dalam transaksi Mankiw, 2006:196
Menurut Sukirno 2004:27 inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Dari beberapa definisi diatas inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus kontinu berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
34
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
b. Jenis-Jenis Inflasi
1 Inflasi menurut sebabnya yaitu: a Natural Inflation dan Human Error Inflation.
Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab- sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam
mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri
Adiwarman A. Karim, 2007:138. b Expected Inflation dan Unexpected Inflation
Expected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi
inflasi atau secara notasi r
e t
= R
t
- π
e t
. Unexpected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak
merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi Adiwarman A. Karim, 2007:138.
c Demand-Pull Inflation
Diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan Agregatif AD dari barang dan jasa pada suatu
perekonomian Adiwarman A. Karim,2007:138.
35
Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi