Manfaat Penelitian Study of Coagulation as a Pre Treatment of Microalgae Removal by Sedimentation

1 Pemisahan mikroalga dengan proses flokulasi menggunakan chitosan memerlukan dosis 10 mgL di air tawar dan dosis 25-35 mgL di air laut. 2 Menggunakan metode autoflokulasi diperoleh hasil: a Untuk memisahkan mikroalga air tawar diperlukan kapur dan penambahan air laut 5 pada pH 9.5, hal ini menunjukkan pentingnya peranan kalsium dan magnesium. b Untuk memisahkan mikroalga air laut diperlukan penambahan natrium hidroksida pada pH 10-11. 3 Pada proses elektrokoagulasi didapatkan hasil pemisahan 70 menggunakan reaktor titanium yang beroperasi 1 A pada 48 volt dengan penambahan NaCl. 4 Ozonisasi pada konsentrasi 1.5 mgL dapat meningkatkan proses pemisahan dengan koagulasiflokulasi menggunakan besi klorida ferric chloride. Mikroalga membutuhkan tiga komponen dasar untuk berkembang biak, yaitu sinar matahari, karbondioksida, dan air. Mikroalga dapat tumbuh dalam jangkauan kondisi yang cukup luas, dengan kata lain mikroalga dapat tumbuh dimana saja. Limbah cair agroindustri terutama limbah cair RPH dan peternakan dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi mikroalga karena limbah cair tersebut kaya akan nutrisi yang mendukung pertumbuhan mikroalga. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Suprihatin 2009, yaitu melakukan karakterisasi pertumbuhan mikroalga dalam limbah cair agroindustri melalui penentuan nilai-nilai parameter kinetik pertumbuhan, dan perancangan proses dan sistem produksi mikroalga. Berdasarkan penelitian ini maka diketahui beberapa hal yaitu: 1 Limbah cair RPH dan peternakan berpotesi untuk digunakan sebagai media pertumbuhan mikroalga. 2 Hasil identifikasi terdapat tiga jenis mikroalga dominan yaitu Chlorella sp, Scenedesmus sp, dan Ankistrodesmus sp baik untuk limbah cair riil maupun limbah cair sintetik. 3 Pertumbuhan eksponensial mikroalga dalam medium tersebut terjadi dalam kurun waktu 10-15 hari, setelah 15 hari akan terjadi fase kematian. 4 Penggunaan koagulanflokulan yang optimum berdasarkan kajian Jar Test yaitu, alum 600 mgL untuk limbah sintetik dan 400 mgL untuk limbah riil, sedangkan dosis optimum PAC 400 mgL untuk limbah sintetik dan 200 mgL untuk limbah cair RPH. 5 Kualitas supernatan cukup baik dilihat dari parameter kekeruhan, warna, dan TSS, dan memungkinkan untuk didaur-ulang untuk keperluan tertentu. 6 Koagulan PAC memberikan efek kecepatan dan kestabilan koagulasiflokulasi yang lebih baik daripada koagulan alum, namun biaya pemisahan per satuan volume sekitar 4 kali lebih mahal dibandingkan dengan biaya pemisahan dengan alum. 7 Koagulasi menggunakan PAC dihasilkan endapan berwarna tetap hijau, sedangkan menggunakan alum dihasilkan endapan berwarna abu-abu Penggunaan limbah sebagai media pertumbuhan mikroalga juga diteliti oleh Afriyanti 2011, Mikroalga yang akan dipisahkan ditumbuhkan pada limbah cair RPH dan limbah cair sintetik menggunakan proses elektrokoagulasi. Penelitian ini memberikan hasil bahwa mikroalga dapat dipisahkan menggunakan elektroda aluminium dengan tegangan optimum 15 volt selama 40 menit. Efisiensi pemisahan mikroalga tertinggi yang dapat dicapai adalah 51.55 untuk limbah cair peternakan dan 28.98 untuk limbah cair sintetik dilihat dari nilai TSS. Pemisahan mikroalga yang cukup banyak diterapkan adalah dengan menggunakan teknik koagulasi. de Godos et al. 2010 telah membandingkan efisiensi penggunaan koagulan kimia FeCl 3 dan Fe 2 SO 4 3 dengan flokulan polimer Drewfloc 447, Flocudex CS5000, Flocusol CM78, Chemifloc CV300 dan Chitosan pada proses koagulasi untuk pemisahan mikroalga. Hasil yang didapatkan yaitu penggunaan flokulan polimer memberikan hasil yang lebih efisien dalam pemisahan mikroalga menghasilkan biomassa 66-98 yaitu dengan dosis 25-50 mgL, sedangkan koagulan kimia membutuhkan dosis 150- 250 mgL untuk menghasilkan biomassa dengan jumlah yang sama.

2.2 Teori yang mendasari

2.2.1 Produksi Mikroalga

Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut dan lazim disebut fitoplankton. Makanan utama mikroalga ialah karbondioksida.