Optimasi dengan Metode Permukaan Respon

Limbah cair agroindustri RPH dan peternakan mengandung banyak nutrisi N, P, K digunakan sebagai media pertumbuhan mikroalga Kadar nutrien dan polutan berkurang sehingga dapat didaur ulang Biomassa mikroalga dapat dimanfaatkan sebagai sumber BBN atau pakan limbah cair RPH dan peternakan perlu dipisahkan agar bisa dimanfaatkan. Proses pemisahan mikroalga menjadi tahapan yang cukup penting untuk dilakukan agar pemanfaatan mikroalga dapat optimal. Proses pemisahan yang dilakukan adalah sedimentasi yang diawali dengan perlakuan pendahuluan yaitu proses koagulasi. Pada penelitian ini dikembangkan dua proses koagulasi yaitu secara kimia dan elektrik. Limbah cair RPH dan peternakan yang telah dipisahkan akan mengalami penurunan kadar polutan akibat dari dikonsumsinya bahan-bahan organik yang terkandung didalamnya oleh mikroalga, sehingga dapat didaur ulang untuk tujuan penggunaan yang lain. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian. Kajian pemisahan mikroalga Perlakuan pendahuluan yang dikembangkan:  Koagulasi kimia  Koagulasi elektrik Mikroalga Supernatan 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Februari 2012. Tempat penelitian di Laboratorium Teknik dan Manajemen Lingkungan Departemen Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair RPH UPTD RPH Bubulak dan limbah cair peternakan sapi, kultur mikroalga alamiah yang berasal dari Danau LSI IPB dipilih karena telah beradaptasi dengan cuaca dan iklim didaerah Bogor, koagulan yang terdiri dari ferro sulfat dan poly aluminium chloride PAC. Bahan-bahan kimia lainnya yang digunakan untuk analisis kadar fosfat, nitrat, amonium, COD dan TSS limbah cair, seperti NaOH 0.6 N, larutan H 2 SO 4 0.02, larutan ammonium molybdat, larutan SnCl 2, gliserol, aquades, larutan K 2 Cr 2 O 7 , pereaksi asam COD H 2 SO 4 , indikator ferroin, larutan Ferro Aluminium Sulfat FAS 0.1 M, polyvinyl alkohol dan pereaksi Nessler. Alat-alat yang digunakan antara lain adaptor untuk proses koagulasiflokulasi elektrik dengan elektroda besi, spektrofotometer, wadah- wadah plastik, pH meter, Jar test, COD reactor, serta berbagai alat gelas seperti tabung reaksi, gelas ukur, pipet mohr, pipet tetes, pipet volumetrik, buret dan gelas. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Penumbuhan Mikroalga Penumbuhan mikroalga pada limbah cair RPH dan peternakan menggunakan bak kultivasi yang terbuat dari kaca dengan ukuran 50 cm x 30 cm x 35 cm. Perbandingan komposisi yang paling optimal antara limbah cair peternakan dengan kultur biakan mikroalga dipilih 75 : 25 Manalu 2010 dan Afriyanti 2011. Media limbah cair yang dimasukkan kedalam bak kultivasi sebanyak 22.5 L sedangkan inokulum mikroalga yang dimasukkan kedalam bak