pH Penentuan Optimasi Proses

analisis ragam dapat dilihat lebih lengkap pada Lampiran 19, 20, 21, 22, 23 dan 24. Hasil optimasi pada media kultur peternakan yang telah ditumbuhi mikroalga yaitu dengan faktor dosis PAC 225 mgL pada pH 7 didapatkan nilai respon TSS = 6 mgL, kekeruhan = 18 FTU, warna = 79.4 PtCo, COD = 66.2 mgL, konsentrasi fosfat = 0.0045 mgl dan pH = 6.3. Masing-masing respon memiliki model persamaan untuk mendapatkan nilai dari respon berdasarkan faktor dosis dan pH optimal. Data dapat dilihat pada Lampiran 2B. Nilai dari faktor dosis dan pH optimal 225 mgL dan 7 akan dibandingkan dengan hasil eksperimen untuk memperoleh selisih antara hasil respon optimal dengan hasil eksperimen Lampiran 13-18. Berdasarkan optimasi dengan menerapkan proses koagulasi kimia menggunakan koagulanflokulan PAC pada media kultur peternakan yang telah ditumbuhi mikroalga, nilai faktor yang optimal merupakan titik central sehingga berdasarkan hasil eksperimen didapatkan tiga nilai untuk masing-masing respon. Nilai TSS yang didapatkan dari hasil eksperimen adalah 6 mgL, 6 mgl dan 4 mgL. Jika dibandingkan dengan nilai respon optimal maka nilai pertama dan kedua adalah sama yaitu 6 mgL, sedangkan jika dibandingkan dengan nilai respon model terdapat sedikit perbedaan yaitu sebesar 0.2. Untuk nilai hasil eksperimen ketiga yaitu 4 mgL terdapat perbedaan sebesar 50 dengan nilai respon model. Pada nilai kekeruhan juga terdapat perbedaan yaitu nilai hasil eksperimen adalah 14 FTU, 15 FTU, dan 14 FTU. Nilai ketiganya berbeda dengan nilai respon model maupun optimasi, terdapat perbedaan sebesar 30 dan 21. Nilai untuk respon warna berdasarkan hasil eksperimen yaitu 73 PtCo, 73 PtCo, 66 PtCo, sedangkan untuk model dan optimasi adalah 79.4 PtCo sehingga terdapat perbedaan sebesar 9 dan 20 antara hasil eksperimen dengan model. Pada nilai COD juga terdapat perbedaan yaitu nilai hasil eksperimen adalah 59.2 mgL, 60.8 mgL dan 61.6 mgL. Nilai respon model dengan optimasi pada parameter COD ini adalah sama, hal ini disebabkan karena berdasarkan metode permukaan respon tidak terbentuk model persamaan sehingga nilai respon Y hanya ditunjukkan sebesar 66.2 mgL. Apabila dibandingkan maka terdapat perbedaan nilai yaitu sebesar 12, 9 dan 7. Pada respon konsentrasi fosfat terdapat perbedaan yang cukup besar antara hasil eksperimen kedua dan ketiga dengan model, namun untuk hasil eksperimen pertama hanya terdapat sedikit perbedaan. Hasil eksperimen menunjukkan nilai 0.0046 mgL, 0.0058 mgL dan 0.0035 mgL, sedangkan nilai model adalah 0.0045 mgL sehingga terdapat perbedaan sebesar 3, 23 dan 27. Nilai pH hasil eksperimen pertama adalah sebesar 6.6. Terdapat perbedaan sebesar 5 dengan nilai pH model pH 6.3. Sedangkan untuk nilai pH hasil eksperimen kedua dan ketiga adalah sama yaitu sebesar 6.26 sehingga terdapat perbedaan sebesar 1. Desain model yang terpilih dari hasil analisis penentuan model pada media kultur RPH untuk respon TSS adalah model linier. Hasil uji analisis ragam yaitu model tidak berpengaruh nyata terhadap respon karena probF 5 = 0.3892 nilai probF, lebih dari 0.05 menunjukkan bahwa model tersebut tidak nyata, kesalahan pemodelan lack of fit bersifat nyata karena nilainya kurang dari 0.1 yaitu 0,0044. Standar deviasi untuk model adalah 7.49 dengan nilai R 2 = 21.01 dan rasio 2.614, nilai R 2 masih cukup rendah dan rasio juga belum mengarahkan desain model dengan baik karena rasio yang baik adalah lebih besar dari 4. Pada respon kekeruhan, model yang terbentuk adalah model kuadratik, namun model tidak berpengaruh nyata karena probF yaitu 0.2989. Kesalahan pemodelan lack of fit bersifat nyata karena nilainya kurang dari 0.1 yaitu 0.0057. Standar deviasi untuk model adalah 11.58 dengan nilai R 2 = 62.20 dan rasio 3.396. Pada respon warna, model yang terbentuk adalah model kuadratik, model tidak berpengaruh nyata karena probF yaitu 0.1874. Standar deviasi untuk model adalah 60.04 dengan nilai R 2 = 69.97 dan rasio 3.946. Pada respon COD model persamaan yang terpilih adalah linier dengan nilai probF yaitu 0.2805, hal ini menunjukkan bahwa model tidak berpengaruh nyata terhadap respon. Kesalahan pemodelan lack of fit bersifat nyata karena nilainya kurang dari 0.1 yaitu 0,0894. Standar deviasi untuk model adalah 3.48 dengan nilai R 2 = 27.22 dan rasio 3.211. Respon fosfat memiliki model linier dengan nilai probF yaitu 0.2302, hal ini menunjukkan bahwa model tidak berpengaruh nyata terhadap respon. Kesalahan pemodelan lack of fit bersifat nyata karena nilainya kurang dari 0.1 yaitu 0.0027. Standar deviasi untuk model adalah 0.041 dengan nilai R 2 = 30.73 dan rasio 3.597. Hasil uji analisis ragam untuk respon pH menunjukkan bahwa model yang terpilih adalah kuadratik. Nilai probF yaitu 0.0979 yang menunjukkan bahwa model tidak berpengaruh nyata terhadap respon. Kesalahan pemodelan lack of fit bersifat tidak nyata karena nilainya lebih besar dari 0.1 yaitu 0.9454, hal ini menunjukkan bahwa model sudah sesuai dengan trend atau plot dari model kuadratik. Standar deviasi untuk model adalah 0.26 dengan nilai R 2 = 77.76 dan rasio 5.573. Hasil analisis ragam dapat dilihat lebih lengkap pada Lampiran 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Hasil optimasi pada media kultur RPH yang telah ditumbuhi mikroalga yaitu dengan faktor dosis PAC 100 mgL pada pH 7 didapatkan nilai respon TSS = 9 mgL, kekeruhan = 5 FTU, warna = 16 PtCo, COD = 61.3 mgL, konsentrasi fosfat = 0.0305 mgl dan pH = 6.4. Masing-masing respon memiliki model persamaan untuk mendapatkan nilai dari respon berdasarkan faktor dosis dan pH optimal. Data dapat dilihat pada Lampiran 2A. Nilai dari faktor dosis dan pH optimal 100 mgL dan 7 akan dibandingkan dengan hasil eksperimen untuk memperoleh selisih antara hasil respon optimal dengan hasil eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 13-18. Berdasarkan optimasi dengan menerapkan proses koagulasi kimia menggunakan koagulan PAC pada media kultur RPH yang telah ditumbuhi mikroalga, nilai faktor yang optimal juga merupakan titik central sehingga berdasarkan hasil eksperimen didapatkan tiga nilai untuk masing-masing respon. Nilai TSS yang didapatkan berdasarkan hasil eksperimen adalah 5 mgL, 5 mgL dan 4 mgL. Hasil yang didapatkan ini memiliki perbedaan yang cukup besar jika dibandingkan dengan nilai respon model yaitu 9 mgL. Perbedaan antara hasil eksperimen dengan respon model adalah sebesar 82 dan 127. Pada nilai kekeruhan, apabila dibandingkan dengan hasil eksperimen terdapat perbedaan namun tidak sebesar pada nilai TSS. Hasil eksperimen untuk kekeruhan adalah 4 FTU, 4 FTU dan 6 FTU, berdasarkan perhitungan maka terdapat perbedaan sebesar 25 dan 17 dengan nilai respon model. Hasil eksperimen warna yaitu 16 PtCo, nilai yang didapatkan ini sama dengan hasil perhitungan respon model. Hasil eksperimen untuk parameter COD yaitu 62.4 mgL, 60.8 mgL dan 63.2 mgL, sedangkan hasil perhitungan berdasarkan respon model yaitu 61.3