Mengacu pada penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini saya tertarik melakukan investagasi terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay.
Di mana investigasi itu sendiri merupakan suatu aktivitas atau proses pencarian dan pengumpulan data menganalisis informasi tentang fakta yang menyangkut
suatu masalah dengan menggunakan metode tertentu. Atau secara sederhaba investigasi dapat didefinisikan sebagai upaya pembuktian Tuanakotta,2010.
Dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel diantara banyak variabel yang telah diteliti sebelumnya oleh peneliti terdahulu, yakni ukuran perusahaan, jenis opini
yang diberikan auditor atas laporan keuangan perusahaan, rasio hutang perusahaan dan laba atau rugi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini saya mengambil judul
“InvestigasiTerhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi
Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”
.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah pada subbab sebelumnya, peneliti merumuskan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ukuran perusahaan Firm Size berpengaruhi terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah perolehan labarugi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
3. Apakah opini audit audit opinion yang diberikan oleh auditor berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah rasio hutang Debt Ratio berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Dan apakah ukuran perusahaan Firm Zise, labarugi perusahaan, opini
audit audit opinion, dan rasio hutang perusahaan debt ratio berpengaruh secara bersama terhadap perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menginvestigasi pengaruh setiap faktor efektif ukuran perusahaan pertambangan, perolehan labarugi perusahaan, opini
auditor, dan rasio hutang terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 ManfaatPenelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti dalam bidang auditing terutama dalam memahami faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
efektif terhadap terjadinya audit delay melalui pengumpulan data mengenai LabaRugi perusahaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan
perusahaan, Ukuran Perusahaan Firm Size dari perusahaan pertambangan dan Opini Audit audit opinion yang diberikan atas laporan keuangan
perusahaan pertambangan, serta analisis rasio- rasio keuangan yang dibutuhkan, seperti Rasio Hutang Debt Ratio.
2. Bagi Pihak Lain : a. Bagi Auditor Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu para auditor untuk menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya
audit delay. Sehingga para auditor dapat mengoptimalkan kinerja yang terkait pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga dapat mempersingkat rentang waktu audit yang seiring dengan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas melalui investigasi terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi audit delay.
b. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan oleh para praktisi manajemen
perusahaan dan analisis keuangan, khususnya pada perusahaan pertambangan, sebagai bahan pertimbangan khususnya berkaitan dengan
proses audit laporan keuangan sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan ke publik, membantu dalam menginvestigasi faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay.
c. Bagi Investor Penelitian ini dapat digunakan para investor untuk memperoleh
gambaran mengenai penyebab terjadinya audit delay yang berdampak pada keterlambatan publikasi laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan pada penelitian ini sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat menjadi acuan bagi
penelitian sejenis dengan objek yang sama di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan mutu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
dan posisi keuangan perusahaan tersebut. Kemudian PSAK nomor 1 revisi 2009 mendefenisikan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2007 mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara,misalnya sebagai laporan arus dana, catatan dan laporan ini serta
materipenjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.Disamping itu juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan
yangberkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmenindusti dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Budi Raharja 2001 juga menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban yang telah dibuat oleh manajer atau
pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaaan yang dipercayakan kepadanya oleh pemilik, pemerintah atau kreditor, dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Selain itu pula, laporan keuangan digambarkan sebagai beberapa lembar kertas
Universitas Sumatera Utara
dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut.
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik IAI,20000.1-20000.6 mendefenisikan laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk
catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi aset danatau kewajiban suatu
entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aset danatau kewajiban selama satu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.3 Manfaat Laporan Keuangan
Menurut PSAK 2004 ada beberapa pihak yang dapat merasakan manfaat laporan keuangan, yang dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yakni :
a. PihakInternal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan. 1. Pengelola direksi dan manajemen
Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang
berjalan, melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi keuangan yang diberikan akurat, maka pengelola bisa
mengambil keputusan dengan jernih berdasarkan data-data yang dimiliki.
2. Karyawan Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang
terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu
memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.
b. PihakEksternal, yaitu pengambil keputusan yang berkaitan
dengan berhubungan mereka dengan perusahaan. 1.
Investor Owner Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
Universitas Sumatera Utara
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi
untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan membayar deviden.
2. Pemberi Pinjaman Kreditor Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Laporan keuangan
dapat membantu pihak pemberi pinjaman untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan. Kreditor
membutuhkan informasi tentang profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti: apakah
kita akan meminjamkan uang? Jika ya, apa saja persyaratannya? 3. Pemasok Supplier dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan krediotor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung
perusahaan. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.
5. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dankarena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
6. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Sebagai contoh, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecendrungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan suatu ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan atau SAK dalam IAI, 2004 bahwa Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan terdapat empat karakteristik kualitatif laporan
keuangan yang dapat berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik kualitatif informasi tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,andal, dan dapat
diperbandingkan. Menurut IAI Estrini, 2013 keempat karakteristik laporan keuangan
tersebut mempunyai arti : 1. Dapat dipahami
Berarti bahwa kualitas yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai laporan keuangan
dalam arti bahwa pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk dapat
mempelajari dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan
Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat sesuai dengan tindakan yang
akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan
manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka mengenai hasil-hasil
Universitas Sumatera Utara
atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. Karena suatu laporan keuangan yang dikatakan mengandung karakteristik relevan harus mampu membantu para
penggunanya mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Kemudian,
apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Dari uraian diatas
terlihat bahwa relevansi juga berkaitan dengan tepat waktu atau tidaknya suatu laporan keuangan dibuat.
Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan
hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas, dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk
ramalam eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang
transaksi dan peristiwa masa lalu. 3. Keandalan
Keandalan merupakan kualitas yang disampaikan laporan keuangan menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat tergantung pada kebenaran
informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk mendeskripsikan secara wajar keadaan atau
peristiwa sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif. Suatu laporan keuangan dapat
diperbandingkan bila informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antara periode maupun antar perusahaan.
Selain itu kualitas dari suatu informasi akuntansi yang disediakan bagi pemakai eksternal akan membantu untuk menentukan 1 apakah operasi
perusahaan cukup dapat menghasilkan keuntungan untuk membenarkan pemberian pendanaan tambahan, dan 2 seberapa besar resiko operasi perusahaan
untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk mengganti kerugian penyedia modal bagi risiko investasi.
2.1.2 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keungan. Laporan keuangan hanyalah salah satu media dalam penyampaian informasi posisi dan kedaan suatu
entitas. Berbeda halnya dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting
bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara
ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai
Universitas Sumatera Utara
pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. FASB Fanancial Accounting Standards Board juga menyatakan pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi yang berguna baik bagi investor yang sudah ada maupun investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional. Tujuan dasar dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna. Dimana hal ini merupakan hal rumit karena adanya beberapa alternatif pelaporan. Dalam aktivitas pelaporan keuangan meliputi segala
aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain :
1. Lembaga yang terlibat, misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor
2. Peraturan yang berlaku termasuk PABU Prinsip Akuntansi Berterima Umum
atau GAAP Generally Accepted Accounting Principles.
Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460BL2008 tanggal 10 November 2008 juga mengatur perihal pelaporan laporan keuangan
kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Audit Laporan Keuangan
2.1.3.1 Definisi Audit
Menurut Mulyadi 2002: 9 auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Sukrisno Agoes 2012: 4, audit adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Konrat 2002, dalam Sukrisno, 2012:2 mendefenisikan audit adalah suatu
proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yan telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder 2011:4, dalam Sukrisno, 2012:3 “auditing is the accumulation and evaluation of
evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should
be done by competent, independent person”.
Universitas Sumatera Utara
Atau audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut : 1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus
dikelompokkan yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas.
3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa perusahaan, divisi, atau yang lain.
4. Dilakukan oleh seseorang sejumlah orang yang kompeten dan independenyang disebut sebagai auditor.
5. Menentukam kesesuaian informasi dengan cerita penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas.
Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang. 6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian
antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas
ketidaksesuaian tersebut.
2.1.3.2 Defenisi Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Mulyadi, 2002:30.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Tujuan Audit Laporan Keuangan
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit, karena Sukrisno Agoes, 2012: a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik, berarti pengguna laporan keuangan bisa
yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah sajiyang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
SAKETAPIFRS. c. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial
statement-nya ke BAPEPAM LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
2.1.3.4 Tahapan-Tahapan Audit
Tahapan-tahapan audit pemeriksaan umum oleh akuntan publik atas laporan keuangan perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut Sukrisno Agoes,
2012 :
Universitas Sumatera Utara
1. Kantor Akuntan Publik KAP dihubungi oleh calon pelanggan klien
yang membutuhkan jasa audit. 2.
KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:
a Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya apakah untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bankkreditor,
BAPEPAM LK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain. b Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
c Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.
d Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan bantuan komputer.
e Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi. 3.
KAP mengajukan surat penawaran audit proposal yang antara lain berisi: jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit audit fee, kapan
audit dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi Engagement
Letter Surat PenugasanPerjanjian Kerja. 4.
KAP melakukan auditfield work pemeriksaan lapangan dikantor klien. Setelah audit field work selesai KAP memberikan draf audit report kepada
klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draf report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namum sebelumnya KAP
harus meminta surat Surat Pernyataan Langganan Client Representation
Universitas Sumatera Utara
Letter dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit field work.
5. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management
Letter yang isinya memberitahukan kepada manajemen, mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya.
2.1.3.5 Standar Auditing
Menurut Mulyadi 2002:35 standar audit merupakan pedoman audit atas laporan keuangan hostoris. IAI 2011: 150.1-150.2 dalam Sukrisno Agoes,
2012:31 telah menetapkan standar auditing sebagai berikut:
1. Standar Umum, a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapatan atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonsia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, tingkat tanggungjawab yang dipikul auditor.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Audit Delay
Laporan keuangan akan kehilangan nilai relevansinya apabila terdapat penundaan atau semakin panjangnya rentang waktu dalam penyajiannya. Karena
manfaat suatu laporan keuangan tergantung pada keakuratan dan ketepatan waktunya. Hal ini terkait bahwa informasi yang relevan akan bermanfaat bagi
para pemakai apabila disajikan tepat waktu, sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan mempengaruhi keputusan yanag akan diambil.
Menurut Halim 2000, dalam Dewi Lestari, 2010 yang dimaksud dengan audit delay ialah lamanya waktu atau jarak waktu jumlah hari penyajian laporan
keuangan yang telah diaudit. Menurut Sistya Rachmawati 2008, jarak waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan perusahaan diukur
berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan dari auditor independen yang mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan, yakni
sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen, inilah yang disebut sebagai auditdelay.
Menurut Ashton, Willingham, Elliott 1987, Carslaw Kaplan 1991, Ahmad Kamarudin 2001 dalam Estrini 2013, “Audit delay isthe length of
time from a company’sfiscal year end to the date of theauditor’s report”. Menurut Dyer dan McHugh 1975, dalam Wiwik Utami, 2006 “Auditors report lag is the
open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor report”.
Menurut Lawrence dan Briyan 1988, dalam Rangga Reza, 2011, audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan auditnya yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan.
Dyer dan Mchugh dalam Respati 2004, dalam Estrini, 2013 menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya:
1. Preleminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit delay juga
dikenal dengan istilah audit report lag. Tuntutan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dituangkan dalam Keputusan Ketua BAPEPAM LK nomor: Kep-460BL2008 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak tanggal 10 November 2008, yang menyatakan bahwa laporan keuangan
tahunan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke-3 ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana ditegaskan pula bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90
hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada BAPEPAM LK.
Universitas Sumatera Utara
Semakin banyaknya sekarang perusahaan yang go public mengakibatkan semakin banyak pula perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik dalam
hal penyajian laporan keuangan yang telah diaudit. Dimana hal tersebut mengakibatkan banyak KAP Kantor Akuntan Publik menangani klien atau
entitas yang ingin menggunakan jasa audit lebih dari dua atau lebih banyaknya entitas. Mengingat pula bahwa prosedur pelaksanaan audit juga bukan suatu
kegiatan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Seperti yang diutarakan Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder 2011, dalam terjemahan Sukrisno
Agoes, 2012 karena audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dan krieria yang telah ditetapkan. Yang mana prosedur pelaksaan audit mulai dari awal hingga pada saat mengeluarkan laporan yang berisi opini, bertujuan
menjelaskan kesesuaian antara informasi yang diuji dengan kriterianya sehingga membutuhkan waktu yang panjang. Dari kebutuhan waktu yang panjang dalam
pelaksanaan prosedur audit tersebut, bisa menjadi penghambat penyajian laporan keuangan tepat waktu atau dapat menyebabkan semakin banyaknya jumlah hari
yang terjadi untuk melaporkan laporan keuangan. Penyebab tersebut bisa saja berasal dari perusahaan yang diaudit atau
internal perusahaan, misalnya akibat dari kompleksitas informasi tentang perusahaan membuat auditor semakin lama mengumpulkan dan memverifikasi
bukti-bukti yang bisa diperoleh dari informasi tersebut. Bisa pula penyebabnya dari luar perusahaan yang diaudit, misalnya auditor atau KAP yang mengaudit
mempunyai banyak klien lain yang membuat pelaksanaan prosedur audit pada
Universitas Sumatera Utara
satu perusahaan terhambat yang mengakibatkan penyajian laporan keuangan perusahaan tesebut juga menjadi semakin lama. Maka dari peneliti sebelumnya
menyimpulkan bahwa ada banyak faktor yang secara efektif menyebabkan lamanya waktu penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, yang
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi audit delay seperti, ukuran perusahaan, labarugi
perusahaan, besar rasio hutang yang dimiliki perusahaan dan opini audit yang diberikan oleh auditor.
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay
Seperti yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi lamanya hari penyajian laporan keuangan yang telah
diaudit, yakni faktor internal dan eksternal. Yang dimana dalam penelitian ini meneliti beberapa faktor efektif yang mempengaruhi, diantaranya ukuran
perusahaan, laba atau rugi, opini audit atas laporan keuangan perusahaan, dan besarnya rasio hutang perusahaan.
2.1.5.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun. Ukuran perusahaan diukur dari total aktiva, baik
aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2001, ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan rata-rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya.
Menurut Dyer dan Mc Hugh 1975, dalam Dewi Lestari, 2010 perusahaan berskala besar cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan
keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung
menghadapi tekanan yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit yang lebih awal. Selain itu pula, perusahaan besar lebih efektif dalam hal pengendalian
internalnya dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga hal ini sangat membantu bagi auditor. Hal ini karena apabila suatu perusahaan yang memiliki
pengendalian internal yang kuat akan mempermudah dalam melaksanakan prosedur audit.
Hasil penelitian Dyer dan McHugh 1975, dalam Dewi Lestari, 2010 menunjukkan perusahaan besar juga cenderung menghindari lamanya waktu
penyajian laporan keuangan yang telah diaudit karena umumnya pihak manajemen perusahaan mungkin memiliki insentif mengurangi banyaknya jumlah
hari dalam penyajian laporan keuangan karena perusahaan dipantau lebih ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah, para pekerja, dan lembaga
regulator sehingga dengan demikian perusahaan besar menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar dalam pelaporannya, karena pihak-pihak tersebut yang
berkepentingan terhadap informasi yang dimuat dalam laporan keuangan. Ponte et
Universitas Sumatera Utara
al 2005, dalam Dessy Asmada, 2013 berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya,
sehingga Auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan
dengan pengurangan audit delay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu.
Namun ada pula penelitian yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan lebih lama dibanding perusahaan kecil. Boynton dan Kell
1996:152,dalam Wiwik Utami, 2006 berpendapat bahwa, “Audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini
berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan karena semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya.
2.1.5.2 Opini Auditor
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan yang diauditnya Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 PSA 29 SA Seksi 508, ada lima jenis opini pendapat akuntan,
yaitu Sukrisno Agoes, 2012:75 :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditingyang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang telah
Universitas Sumatera Utara
terdapat dalam Standar Professional Akuntan Publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian audit evidence yang cukup untuk mendukung
opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAKETAPIFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Dengan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha suatu perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas suatu
perusahaan dan dalam semua hal yang material sesuai dengan SAKETAPIFRS. Laporan keuangan dinyatakan wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi
berikut ini : 1. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk
menyusun laporan keuangan. 2. Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan. 3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan