Kerangka Konseptual Variabel Independen

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut : H 1 H H 2 5 H H 3 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 4 Ukuran Perusahaan X 1 LabaRugi Perusahaan X 2 Opini Auditor X 3 Rasio Hutang X 4 Audit Delay Y Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Zimund 1997:112, hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentatif menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset. Hipotesis menyatakan hubungan yang secara logis diduga antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.3.2.1. Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Penelitian oleh Dyer dan McHugh 1975 dalam Wirakusuma 2004 dikutip kembali dalam Dewi Lestari 2010, menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan- perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Ponte et al 2005, dalam Dessy Asmada, 2013 berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya, sehingga auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan dengan pengurangan auditdelay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Ashton dkk. 1987; Carslaw dan Kaplan 1991; Subekti dan Widiyanti 2004; serta Wirakusuma 2004dikutip kembali dalamDewi Lestari 2010 yang mengatakan perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kesimpulannya, ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay. Namun, hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Na’im 1998; Halim 2000; dan Haron dkk. 2006 dalam Dewi Lestari 2010. Berdasarkan paparan di atas, hipotesis yang akan diuji yaitu: H 1

2.3.2.2. LabaRugi PerusahaanTerhadap Audit Delay

: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Laba atau rugi atau profitabilitas mencerminkan kinerja perusahaan yang akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan karena ini merupakan berita baik yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan. Sebaliknya, dari hasil penelitian Ashton et. Al 1984 dalam penelitian Soegeng Soetedjo 2006 yang dikutip kembali dalam Andi Kartika 2009, mengatakan perusahaan yang menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin 2003 juga mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami keuntungan cenderung untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian Universitas Sumatera Utara akan cenderung melaporkan laporan keuangan secara terlambat. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek.Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif yang disusun sebagai berikut: H 2

2.3.2.3. Opini Auditor Terhadap Audit Delay

: LabaRugi Perusahaan berpengaruh terhadap audit delaypada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Penelitian Ashton dkk. 1987 serta Carslaw dan Kaplan 1991, dalam Dewi Lestari 2010, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Subekti dan Widiyanti 2004 dan Haron dkk. 2006 dalam Dewi Lestari 2010. Sementara itu hasil penelitian Wirakusuma 2004, dalam Dewi Lestari, 2010 menyatakan bahwa perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian maupun wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas membutuhkan waktu audit lebih lama dibanding opini lainnya.Namun dalam penelitian Halim 2000, dalam Dewi Lestari 2010 bahkan tidak menemukan adanya pengaruh jenis opini auditor terhadap audit delay. Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: Universitas Sumatera Utara H 3

2.3.2.4. Rasio Hutang Terhadap Audit Delay

: Opini Auditor berpengaruh terhadap audit delaypada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang lebih besar terhadap besar asetnya cenderung lebih panjang hari dalam mengauditnya. Karena proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini juga akan mempengaruhi likuidasi yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan yang akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam proses pengauditan laporan keuangannya Rachmawati, 2008. Disamping itu juga, biasanya mengaudit hutang membutuhkan jumlah hari yang lebih banyak dibanding dengan mengaudit modal atau ekuitas perusahaan. Karena biasanya mengaudit hutang melibatkan lebih banyak staff dan dalam mengaudit hutang lebih rumit. Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H 4 : Rasio Hutang debtratio berpengaruh terhadap audit delaypada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Universitas Sumatera Utara

2.3.2.5. Ukuran Perusahaan, LabaRugi Perusahaan, Jenis Opini dan Rasio

Hutang Terhadap Audit Delay Hipotesis sebelumnya telah diuraikan untuk memprediksi apakah masing-masing faktor terhadap audit delay akan dapat dilihat saling berpengaruh atau tidak. Setelah hipotesis tersebut, peneliti ingin melihat apakah faktor-faktor di dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh atau tidak terhadap audit delay. H 5 : Ukuran Perusahaan, LabaRugi Perusahaan, Opini Auditor, dan Rasio Hutang berpengaruh secara simultan terhadap audit delaypada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erlina dan Mulyani 2007, dalam Jetira Reisa, 2011 desain penelitian merupakan cetak biru yang memberi garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif yang bersifat kausal. Menurut Rochaety dkk 2007, dalam Jetira Reisa, 2011 penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan hubungan yang bersifat kausal yaitu hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data sekunder karena ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara, baik yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory ICMD, www.idx.co.id. Universitas Sumatera Utara

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam BEI tahun 2010-2012. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang tercatat di BEI tahun 2010-2012. Dipilihnya perusahaan pertambangan karena operasi yang terdapat pada perusahaan ini sangat kompleks, yaitu beberapa proses tahapan operasi seperti prospeksi, eksplorasi evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai pemasaran. Dimana proses operasi tersebutlah yang mempengaruhi penyampaian laporan keuangan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah pemilihan secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang memenuhi kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI secara berturut-turut untuk tahun 2010-2012. 2. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva yang disajikan dalam mata uang rupiah. 3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan auditor dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaannya. Universitas Sumatera Utara 4. Melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode tahun 2010- 2012. 5. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk kebutuhan penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan dari 23 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Sampel No. Nama Perusahaan Singkatan 1 ATPK Resources Tbk ATPK 2 Benakat Petroleum Energy Tbk BIPI 3 Bayan Resources Tbk BYAN 4 Cita Mineral Investindo Tbk CITA 5 Citatah Tbk CTTH 6 Central Omega Resources Tbk DKFT 7 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 8 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 9 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 10 PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk CNKO 11 Krakatau Steel, PT KRAS Universitas Sumatera Utara

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan yang dipublikasikan dan terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id sesuai dengan periode pengamatan yaitu tahun 2010- 2012.

3.5 Batasan Operasional

Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya: 1. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2012. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 3. Penelitian ini meneliti pengaruh rasio hutang, labarugi perusahaan, ukuran perusahaan dan opini auditor secara parsial terhadap praktik perataan laba.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

3.6.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen ke arah positif atau negatif. Menurut Murti dan Salamah 2006:22 “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi Universitas Sumatera Utara atau menjadi penyebab berubahnya atau timbul-nya variabel dependen variabel terikat”. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi rasio hutang, ukuran perusahaan, jenis opini auditor dan labarugi perusahaan. Untuk masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah : 1. Rasio Hutang Rasiohutang Debt Ratioini mengukur seberapa banyak asset yang dibiayai oleh hutang. Menurut Amin 2012, dalam Dessy Asmada, 2013, debt ratio merupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh tempo. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari kewajiban. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya. Rasio Hutangmengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor seperti dinyatakan berikut ini: Rasio Hutang = Brigham dan Houston, 2010:143 2. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar informasi yang dimiliki perusahaan dan mencerminkan kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva Universitas Sumatera Utara perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit. 3. Opini Auditor Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini auditor dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang disajikan oleh perusahaan yang masuk dalam kelompok populasi penelitian. Opini auditor dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Ada lima jenis opini auditor, yakni unqualified opinion, unqualified opinion with explanatory language, qualified opinion,adverse opinion dan disclaimer opinion. Dalam penelitian ini jenis opini unqualified opinion diberikan kode 1 dan untuk jenis opini lainnya di beri kode 0. 4. LabaRugi Perusahaan Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak akan menunda penerbitan laporan keuangan auditan karena hal tersebut merupakan berita baik yang menggambarkan prestasi yang dicapai manajemen cukup menggembirakan. Namun perusahaan yang menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah kerugian Universitas Sumatera Utara tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek. Dalam penelitian ini perusahaan yang melaporkan laba diberikan kode 1 dan untuk perusahaan yang melaporkan rugi diberikan kode 0.

3.6.2 Variabel Dependen