Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.3 Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda
untuk melihat seberapa besar pengaruh rasio hutang, ukuran perusahaan total
Universitas Sumatera Utara
asset, opini auditor dan labarugi perusahaan terhadap audit delay seperti yang telah disajikan dalam tabel 4.5 berikut.
Table 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
116.944 12.692
9.214 .000
Totalasset 1.949E-7
.000 .055
.341 .736
.948 1.055
Labarugi -7.703
9.246 -.167
-.833 .412
.624 1.602
Opiniaudit -28.547
13.247 -.435
-2.155 .040
.615 1.626
rasiohutang -10.536
13.992 -.120
-.753 .458
.980 1.020
a. Dependent Variable: auditdelay
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= 116,944+1,949E-7TotalAset–7,703LabaRugi–28,547OpiniAudit-
10,536RasioHutang+e Dimana:
Y = Audit Delay = Total Aset
= LabaRugi = Opini Auditor
= Rasio Hutang e = error
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan : 1. Konstanta sebesar 116,944 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel
independen X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
maka audit delay padaperusahaan pertambangan sebesar 116,944 hari.
2. b
1
sebesar 1,949E-7 dan X
1
adalah total aset, menunjukkan bahwa setiap kenaikan total aset perusahaan sebesar 1 satuan akan kenaikan audit delay sebesar
1,949E-7. Dengan asumsi variabel lain tetap. Hal ini juga berarti setiap kenaikan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay.
3. b
2
sebesar -7,703 dan X
2
a
Jika estimasi perusahaan yang mendapat laba dalam pelaporan keuangannyadengan variabel dummy 1, maka:
adalah labarugi.
Y= 116,944 +1,949E-7TotalAset –7,7031–28,547 OpiniAudit–10,536RasioHutang+e Y= 116,944+1,949E-7TotalAset –7,703–28,547 OpiniAudit–10,536RasioHutang+e
Jika diasumsikan variabel lain tetap maka audit delay pada perusahaan pertambangan yang diaudit dalam kondisi memperolah laba adalah sebesar
109,241 hari.
b
Jika estimasi perusahaan yang mengalami kerugiandengan variabel dummy 0, maka:
Y= 116,944+1,949E-7TotalAset –7,7030–28,547 OpiniAudit–10,536RasioHutang+e
Y= 116,944+1,949E-7TotalAset –28,547 OpiniAudit–10,536RasioHutang+e
Universitas Sumatera Utara
Bila diasumsikan variabel lain tetap, maka audit delay pada perusahaan pertambangan yang diaudit dalam kondisi melaporkan kerugian pada laporan
keuangannya ialah sebesar 116,944 hari.
4. b
3
sebesar -28.547 dan X
3
a
Jika estimasi perusahaan pertambangan yang mendapat opini unqualifieddengan variabel dummy 1, maka:
adalah opiniaudit.
Y= 116,944 +1,949E-7TotalAset –7,703LabaRugi–28,5471–10,536RasioHutang+e
Y= 116,944+1,949E-7TotalAset–7,703LabaRugi–28,547–10,536RasioHutang+e Jika diasumsikan variabel lain tetap maka audit delay pada perusahaan yang
diaudit mendapat opini unqualified adalah sebesar 88,397 hari.
b
Jika estimasi perusahaan yang mendapat opini selain dari opini unqualifieddengan variabel dummy 0, maka:
Y= 116,944+1,949E-7TotalAset –7,703LabaRugi–28,547 0–10,536RasioHutang+e
Y= 116,944+1,949E-7TotalAset –7,703 LabaRugi–10,536RasioHutang+e Jika diasumsikan variabel lain tetap maka audit delay pada perusahaan yang
diaudit mendapat opini selain dari opini unqualified adalah sebesar 116,944 hari.
5. b
4
sebesar -10,536 dan X
4
adalah rasio hutang, menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio hutang sebesar 1 satuan akan menurunkan audit delay sebesar 10,536.
Rasio hutang dimana rasio yang memperbandingkan total hutang terhadap total yang berarti jika rasio hutang meningkat sebesar 1 satuan akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan audit delay sebesar 10,536 hari tetapi dengan asumsi bahwa variabel lain tetap. Hal ini juga berarti kenaikan rasio hutang berpengaruh
negatif terhadap audit delay.
4.2.3.1.Uji T
Uji T Uji Parsial menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen ukuran perusahaan X
1
, labarugi X2, opini auditor X3, dan rasio hutang X4 terhadap variabel dependen Y audit delay. Kriteria yang
digunakan dalam untuk menguji dapat digunakan dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis
yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang yang diajukan ditolak atau dikatakan
tidak signifikan. Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji-T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
116.944 12.692
9.214 .000
Totalasset 1.949E-7
.000 .055
.341 .736
.948 1.055
Labarugi -7.703
9.246 -.167
-.833 .412
.624 1.602
Opiniaudit -28.547
13.247 -.435
-2.155 .040
.615 1.626
rasiohutang -10.536
13.992 -.120
-.753 .458
.980 1.020
a. Dependent Variable: auditdelay
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh bahwa :
1. Uji parsial ukuran perusahaan X
1
Berdasarkan tabel 4.7 ditunjukkan bahwa besarnya t-hitunguntuk variabel ukuran perusahaan total aset sebesar 0,341 dengan nilai signifikan 0,736. Nilai t-
hitung yang sebesar 0,341 lebih kecil dari nilai t-tabel yakni 2.0345 t-hitung t- tabel. Dan nilai sinifikansi sebesar 0,736 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05.
Maka disimpulkan bahwa ukuran besarnya perusahaan total aset secara parsial, tidak berpengaruh terhadap audit delay.
terhadap audit delayY pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
2. Uji parsial labarugi perusahaan X
2
Dari tabel 4.7 ditunjukkan bahwa besarnya t-hitung untuk variabel labarugi perusahaan yakni sebesar -0,833 dengan nilai signifikan 0,412. Nilai t-hitung yang
sebesar -0,833 lebih kecil dari nilai t-tabel yakni 2,0345 t-hitung t-tabel. Dan nilai signif
ikansi sebesar 0,412 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa saat perusahaan mendapat laba atau merugi secara parsial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya audit delay. Yang berarti bahwa laba maupunrugi yang diperoleh perusahaan tidak mempengaruhi
terhadap lamanya jumlah hari penyampaian laporan keuangan audit delay.
terhadap audit delayY pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji parsial opini audit X
3
Daritabel4.7 ditunjukkan bahwa besarnya t-hitung untuk variabel jenis opini audit sebesar -2,155 dengan nilai signifikan 0,040. Nilai t-hitung yang sebesar -
2,155 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,0345 t-hitung t-tabel. Dan nilai signifikansi sebesar 0,040 lebih kecil dari nilai
α sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial opini audit berpengaruh signifikan terhadap
audit delay. Angka negatif berarti jenis opini yang diberikan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Jika opini yang diberikan unqualified maka audit delay
semakin singkat.
terhadap audit delayY pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI.
4. Uji parsial rasio hutang perusahaan X
4
Berdasarkan tabel 4.7 ditunjukkan bahwa besarnya t-hitung untuk variabel rasio hutang sebesar -0,753 dengan nilai signifikan 0,458. Nilai t-hitung sebesar
-0,753 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,0345 t-hitung t-tabel. Dan nilai signifikansi sebesar 0,458 lebih kecil besar
nilai α sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan secara parsial besarnya rasio hutang perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.Dimana berarti kenaikan dan penurunan rasio hutang perusahaan, tidak akan mempengaruhi jumlah hari audit delay.
terhadap audit delayY pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.2.Uji F
Pengujian terhadap Ukuran Perusahaan X
1
, labarugi perusahaan X
2
, jenis opini audit X
3
dan rasio hutang X
4
secara bersamaan parsial dengan uji F terhadap audit delay Y. Uji regresi simultan uji F merupakan pengujian yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen Imam Ghozali, 2005. Adapun hasil uji f
dari penelitian ini ialah seperti yang disajikan dalam tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3494.857 4
873.714 2.968
.037
a
Residual 8241.325
28 294.333
Total 11736.182
32 a. Predictors: Constant, rasiohutang, labarugi, totalasset, opiniaudit
b. Dependent Variable: auditdelay
5. Uji simultan Uji F ukuran perusahaan X
1
, labarugi perusahaan X
2 ,
opini audit X
3
, dan rasio hutang perusahaan X
5
Berdasarkan tabel 4.8 ditunjukkan bahwa diperoleh f-hitung sebesar 2,958 dengan nilai signifikan sebesar 0,037. Dimana nilai f-tabel berdasarkan data
penelitian ini k= 4, n=33 maka didapat f-tabel sebesar 2,93. Yang berarti bahwa f-hitung lebih besar dari f-tabel f-hitung f-tabel maka dapat disimpulkan
bahwa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
terhadap audit
delayY pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian