4. Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif. Suatu laporan keuangan dapat
diperbandingkan bila informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antara periode maupun antar perusahaan.
Selain itu kualitas dari suatu informasi akuntansi yang disediakan bagi pemakai eksternal akan membantu untuk menentukan 1 apakah operasi
perusahaan cukup dapat menghasilkan keuntungan untuk membenarkan pemberian pendanaan tambahan, dan 2 seberapa besar resiko operasi perusahaan
untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk mengganti kerugian penyedia modal bagi risiko investasi.
2.1.2 Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan berbeda dengan laporan keungan. Laporan keuangan hanyalah salah satu media dalam penyampaian informasi posisi dan kedaan suatu
entitas. Berbeda halnya dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting
bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan serta suatu media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara
ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai
Universitas Sumatera Utara
pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. FASB Fanancial Accounting Standards Board juga menyatakan pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi yang berguna baik bagi investor yang sudah ada maupun investor potensial dan kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional. Tujuan dasar dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna. Dimana hal ini merupakan hal rumit karena adanya beberapa alternatif pelaporan. Dalam aktivitas pelaporan keuangan meliputi segala
aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain :
1. Lembaga yang terlibat, misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor
2. Peraturan yang berlaku termasuk PABU Prinsip Akuntansi Berterima Umum
atau GAAP Generally Accepted Accounting Principles.
Dalam Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor : Kep-460BL2008 tanggal 10 November 2008 juga mengatur perihal pelaporan laporan keuangan
kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Audit Laporan Keuangan
2.1.3.1 Definisi Audit
Menurut Mulyadi 2002: 9 auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Sukrisno Agoes 2012: 4, audit adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Konrat 2002, dalam Sukrisno, 2012:2 mendefenisikan audit adalah suatu
proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yan telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder 2011:4, dalam Sukrisno, 2012:3 “auditing is the accumulation and evaluation of
evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should
be done by competent, independent person”.
Universitas Sumatera Utara
Atau audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut : 1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus
dikelompokkan yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas.
3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa perusahaan, divisi, atau yang lain.
4. Dilakukan oleh seseorang sejumlah orang yang kompeten dan independenyang disebut sebagai auditor.
5. Menentukam kesesuaian informasi dengan cerita penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas.
Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang. 6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian
antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas
ketidaksesuaian tersebut.
2.1.3.2 Defenisi Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Mulyadi, 2002:30.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Tujuan Audit Laporan Keuangan
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit, karena Sukrisno Agoes, 2012: a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik, berarti pengguna laporan keuangan bisa
yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah sajiyang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
SAKETAPIFRS. c. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial
statement-nya ke BAPEPAM LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
2.1.3.4 Tahapan-Tahapan Audit
Tahapan-tahapan audit pemeriksaan umum oleh akuntan publik atas laporan keuangan perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut Sukrisno Agoes,
2012 :
Universitas Sumatera Utara
1. Kantor Akuntan Publik KAP dihubungi oleh calon pelanggan klien
yang membutuhkan jasa audit. 2.
KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:
a Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya apakah untuk kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bankkreditor,
BAPEPAM LK, Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain. b Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
c Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.
d Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan bantuan komputer.
e Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi. 3.
KAP mengajukan surat penawaran audit proposal yang antara lain berisi: jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit audit fee, kapan
audit dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi Engagement
Letter Surat PenugasanPerjanjian Kerja. 4.
KAP melakukan auditfield work pemeriksaan lapangan dikantor klien. Setelah audit field work selesai KAP memberikan draf audit report kepada
klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draf report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namum sebelumnya KAP
harus meminta surat Surat Pernyataan Langganan Client Representation
Universitas Sumatera Utara
Letter dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit field work.
5. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management
Letter yang isinya memberitahukan kepada manajemen, mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya.
2.1.3.5 Standar Auditing
Menurut Mulyadi 2002:35 standar audit merupakan pedoman audit atas laporan keuangan hostoris. IAI 2011: 150.1-150.2 dalam Sukrisno Agoes,
2012:31 telah menetapkan standar auditing sebagai berikut:
1. Standar Umum, a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapatan atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonsia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, tingkat tanggungjawab yang dipikul auditor.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Audit Delay
Laporan keuangan akan kehilangan nilai relevansinya apabila terdapat penundaan atau semakin panjangnya rentang waktu dalam penyajiannya. Karena
manfaat suatu laporan keuangan tergantung pada keakuratan dan ketepatan waktunya. Hal ini terkait bahwa informasi yang relevan akan bermanfaat bagi
para pemakai apabila disajikan tepat waktu, sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan mempengaruhi keputusan yanag akan diambil.
Menurut Halim 2000, dalam Dewi Lestari, 2010 yang dimaksud dengan audit delay ialah lamanya waktu atau jarak waktu jumlah hari penyajian laporan
keuangan yang telah diaudit. Menurut Sistya Rachmawati 2008, jarak waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan perusahaan diukur
berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan dari auditor independen yang mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan, yakni
sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen, inilah yang disebut sebagai auditdelay.
Menurut Ashton, Willingham, Elliott 1987, Carslaw Kaplan 1991, Ahmad Kamarudin 2001 dalam Estrini 2013, “Audit delay isthe length of
time from a company’sfiscal year end to the date of theauditor’s report”. Menurut Dyer dan McHugh 1975, dalam Wiwik Utami, 2006 “Auditors report lag is the
open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor report”.
Menurut Lawrence dan Briyan 1988, dalam Rangga Reza, 2011, audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan auditnya yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan.
Dyer dan Mchugh dalam Respati 2004, dalam Estrini, 2013 menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya:
1. Preleminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit delay juga
dikenal dengan istilah audit report lag. Tuntutan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan juga diatur dalam
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dituangkan dalam Keputusan Ketua BAPEPAM LK nomor: Kep-460BL2008 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek yang ditetapkan sejak tanggal 10 November 2008, yang menyatakan bahwa laporan keuangan
tahunan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya pada akhir
bulan ke-3 ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dimana ditegaskan pula bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90
hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada BAPEPAM LK.
Universitas Sumatera Utara
Semakin banyaknya sekarang perusahaan yang go public mengakibatkan semakin banyak pula perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik dalam
hal penyajian laporan keuangan yang telah diaudit. Dimana hal tersebut mengakibatkan banyak KAP Kantor Akuntan Publik menangani klien atau
entitas yang ingin menggunakan jasa audit lebih dari dua atau lebih banyaknya entitas. Mengingat pula bahwa prosedur pelaksanaan audit juga bukan suatu
kegiatan yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Seperti yang diutarakan Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder 2011, dalam terjemahan Sukrisno
Agoes, 2012 karena audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dan krieria yang telah ditetapkan. Yang mana prosedur pelaksaan audit mulai dari awal hingga pada saat mengeluarkan laporan yang berisi opini, bertujuan
menjelaskan kesesuaian antara informasi yang diuji dengan kriterianya sehingga membutuhkan waktu yang panjang. Dari kebutuhan waktu yang panjang dalam
pelaksanaan prosedur audit tersebut, bisa menjadi penghambat penyajian laporan keuangan tepat waktu atau dapat menyebabkan semakin banyaknya jumlah hari
yang terjadi untuk melaporkan laporan keuangan. Penyebab tersebut bisa saja berasal dari perusahaan yang diaudit atau
internal perusahaan, misalnya akibat dari kompleksitas informasi tentang perusahaan membuat auditor semakin lama mengumpulkan dan memverifikasi
bukti-bukti yang bisa diperoleh dari informasi tersebut. Bisa pula penyebabnya dari luar perusahaan yang diaudit, misalnya auditor atau KAP yang mengaudit
mempunyai banyak klien lain yang membuat pelaksanaan prosedur audit pada
Universitas Sumatera Utara
satu perusahaan terhambat yang mengakibatkan penyajian laporan keuangan perusahaan tesebut juga menjadi semakin lama. Maka dari peneliti sebelumnya
menyimpulkan bahwa ada banyak faktor yang secara efektif menyebabkan lamanya waktu penyajian laporan keuangan yang telah diaudit, yang
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi audit delay seperti, ukuran perusahaan, labarugi
perusahaan, besar rasio hutang yang dimiliki perusahaan dan opini audit yang diberikan oleh auditor.
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay