al 2005, dalam Dessy Asmada, 2013 berpendapat bahwa perusahaan besar melakukan kendali dan pengamatan yang lebih besar terhadap auditornya,
sehingga Auditor merasakan adanya tekanan untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat. Perusahaan besar mempunyai pengaruh yang sangat besar berkaitan
dengan pengurangan audit delay karena berhubungan dengan pelaporan keuangan secara tepat waktu.
Namun ada pula penelitian yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan lebih lama dibanding perusahaan kecil. Boynton dan Kell
1996:152,dalam Wiwik Utami, 2006 berpendapat bahwa, “Audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini
berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan karena semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya.
2.1.5.2 Opini Auditor
Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan yang diauditnya Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 PSA 29 SA Seksi 508, ada lima jenis opini pendapat akuntan,
yaitu Sukrisno Agoes, 2012:75 :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditingyang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang telah
Universitas Sumatera Utara
terdapat dalam Standar Professional Akuntan Publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian audit evidence yang cukup untuk mendukung
opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAKETAPIFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Dengan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha suatu perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas suatu
perusahaan dan dalam semua hal yang material sesuai dengan SAKETAPIFRS. Laporan keuangan dinyatakan wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi
berikut ini : 1. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk
menyusun laporan keuangan. 2. Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan. 3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan
yang Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk Baku Unqualified
Opinion with Explanatory Language
Pendapatini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi:
1. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
2. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan- keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI.
3. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah
mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan
pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.
4. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan standar akuntansi atau dalam metode penerapannya.
5. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komparatif.
6. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawasan
Pasar Modal Bapepam namun tidak disajikan atau tidak direview.
Universitas Sumatera Utara
7. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI-Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari
pedoman audit yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi proses audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau
auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan
tersebut.
8. Infomasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion dalam
Soekrisno Agoes, 2012: 76
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAKETAPIFRS, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Jenis pendapat ini
dinyatakan apabila: 1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak tidak dapat menyatakan pendapat tanpa pengecualian dan ia
berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
Universitas Sumatera Utara
2. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan SAKETAPIFRS, yang berdampak material dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 3. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.
Maka dengan demikian pendapat wajar dengan pengecualian ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang ada di Indonesia kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
d. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus
kas sesuai dengan SAKETAPIFRS. Pendapat ini dinyatakan apabila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara
wajar sesuai dengan SAKETAPIFRS. Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan
dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya a semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan b dampak utama hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil
Universitas Sumatera Utara
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan auditharus
menyatakan hal itu.
e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Opinion
o Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat untuk tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan
atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAKETAPIFRS. Jika auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.
o Pernyataan tidak memberikan pendapat cocok jika auditor tidak
melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak
memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari
SAKETAPIFRS. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf
terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut. Ia harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
karakterisktik auditnya dalam suatu paragraf yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan auditor bentuk baku. Jika auditor menjelasklan bahwa
auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang diterapkan IAI, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan
pendapat. Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan
SAKETAPIFRS. Hasil penelitian Ashton, Willingham dan Elliott 1987, Carslaw dan
Kaplan 1991, serta Ahmad dan Kamarudin 2001 dalam penelitian Wiwik Utami 2006 membuktikan bahwa audit delay akan lebih panjang jika perusahaan
menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified. Karena menurut Elliott 1982:633, dalam Wiwik Utami, 2006 hal tersebut dilatarbelakangi karena
proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan
perluasan lingkup audit. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Simunic yang menemukan bahwa fee audit juga akan semakin besar apabila pemberian pendapat
qualified. Namun pada penelitian di Indonesia, Na’im 1999, dalam Wiwik Utami,
2006 menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis opini akuntan publik terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan. Dan hasil penelitian
Halim 2000, dalam Wiwik Utami, 2006 pada pengujian univariate dan multivariate juga menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan Akuntan Publik
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.3 Rasio Hutang
Rasio total utang terhadap total aset,yang umumnya disebut sebagai rasio hutang Debt Ratioini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang.
Menurut Amin, 2012, dalam Dessy Asmada, 2013 Debt Ratio merupakan ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen pada saat jatuh
tempo. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari kewajiban. Artinya, berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya. Semakin tinggi angka yang di tunjukkan debt ratio maka semakin tinggi
pula risiko kerugian yang dihadapi perusahaan, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Selain itu pula rasio hutang bisa berarti buruk pada
situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama
ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan. Rasio hutang debt ratiomengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor
seperti dinyatakan berikut ini:
Rasio Hutang =
Brigham dan Houston, 2010:143
Jumlah kewajiban dibagi dengan total asset, menunjukkan proporsi aset perusahaan yang dibiayai melalui utang. Hutang yang tinggi terhadap aset dapat
menunjukkan kapasitas pinjaman yang rendah dari suatu perusahaan, yang seiring dengan penurunan fleksibilitas keuangan perusahaan. Total hutang termasuk
seluruh kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai
Universitas Sumatera Utara
rasio hutang yang rendah kerena makin rendah rasio hutang, makin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain,
pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar laba yang diharapkan. Sama seperti rasio lainnya rasio hutang debt
ratio harus dibandingkan dengan perusahaan dengan jenis industri yang sama atau perusahaan pesaingnya.
Dalam penelitian ini menggunakan ratio hutang sebagai salah satu faktor yang mana dapat menggambarkan perbandingan kewajiban dan aset dalam
perusahaan dan menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam pembiayaan kewajiban perusahaan. Craslaw dan Kaplan 1991 dalam Rachmawati 2008
mengungkapkan bahwa perbandingan proporsi total hutang terhadap total asset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari
hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan auditor terhadap laporan
keuangan yang akan diaudit adanya indikasi tidak dapat dipercaya. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat
cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud. Menurut Rachmawati 2008 pula, proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total asset ini, akan
mempengaruhi likuidasi yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan yang akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam proses
pengauditan laporan keuangannya. Selain itu pula biasanya mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih
lama dibanding dengan mengaudit modal atau ekuitas. Karena biasanya
Universitas Sumatera Utara
mengaudit hutang melibatkan lebih banyak staff dan dalam mengaudit hutang lebih rumit dibanding mengaudit ekuitas. Dengan demikian besarnya rasio hutang
dapat mempengaruhi lamanya audit delay.
2.1.5.4 Laba atau Rugi Perusahaan
Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik.
Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian menurut Hassanudin 2002:56, dalam Wiwik Utami,
2006perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
kerugian. Menurut Carslow 1991 dalam penelitian Subekti dan Widiyanti 2004,
dalam Andi Kartika, 2009ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika
kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Dan alasan kedua,
menurut Chariri dan Ghozali 2001, dalam Andi Kartika, 2009auditor akan lebih berhati-hatiselama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin
disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan sebagai:
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian.
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen. 3. Sebagai dasar penentuan besarnya penggunaan pajak.
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
8. Sebagai dasar pembagian deviden
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Utami 2006 yang berjudul “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di BursaEfek Jakarta”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa labarugi perusahaan dan jenis opini yang diberikan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan faktor
lamanya perusahaan menjadi klien suatu KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay.
Penelitian yang dilakukan Sistya Rahmawati 2008 yang berjudul ”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan
Timeliness” menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Sementara variable profitabilitas,solvabilitas,
internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap auditdelay.
Universitas Sumatera Utara
Oleh peneliti Andi Kartika 2009 dengan penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia Studi Empiris
Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta” menghasilkan suatu simpulan bahwa faktor total aset, laba rugi operasi,
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.
Nurul Indah 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi AuditDelay Pada Perusahaan Wholesale And Retail Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” menunjukkan hasil bahwa DER, reputasi KAP dan ukuran perusahaantidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit
delay selama kurun waktu penelitian ini. Sedangkanvariabel Sektor Industri berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay selama kurun waktu penelitian
ini. Penelitian yang dilakukan Mohammad Reza Pourali 2013 dengan judul
penelitian ”Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange” didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan,
opini audit serta faktor lainnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay. Sementara variabel laba per saham berpengaruh negatif terhadap
auditdelay.
Universitas Sumatera Utara
Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Penelitian tahun
Judul Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Wiwik
Utami 2006
Analisis Determinan
Audit Delay Kajian Empiris
Di BursaEfek Jakarta
Variabel independen:labarugi
perusahaan, jenis opini, dan faktor lamanya
perusahaan menjadi klien suatu KAP
Variabel dependen: audit delay.
Secara parsial ukuran perusahaan,jenis industri,
reputasi auditor dan rasio hutang terhadap ekuitas
terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap audit
delay. Secara simultan jenis opini
auditor, labarugi emiten, lamanyaemiten menjadi
klien KAP, ukuran perusahaan, reputasi
auditor, rasio hutang terhadap ekuitas dan jenis
industry berpengaruh terhadap auditdela
y.
2. Sistya
Rahmawati 2008
Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan
Timeliness” Variabel independen:
ukuran perusahaan, ukuran KAP,
profitabilitas, solvabilitas dan internal auditor.
Variabel dependen: audit delay dan timeliness
Variabel ukuran perusahaan dan ukuran KAP
berpengaru terhadap audit delay. Sementara variable
profitabilitas,solvabilitas, internal auditor tidak
mempunyai pengaruh terhadap auditdelay.
3. Andi Kartika
2009 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
Audit Delay di Indonesia Studi
Empiris Pada Perusahaan-
Variabel independen: total asset, labarugi
operasi, opini auditor, profit, dan reputasi
auditor. Variabel dependen: audit
delay Variabel total aset,
labarugi operasi, mempunyai pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap
audit delay perusahaan. Opini dari
auditor punya pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan LQ 45 Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta yang positif dan signifikan
terhadap audit delay
perusahaan. Variabel profit dan reputasi auditor tidak
mempunyai pengaruh terhadap
audit delay perusahaan.
4. Nurul Indah
2009 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
AuditDelay Pada Perusahaan
Wholesale And Retail Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel independen:
DER, reputasi KAP, ukuran perusahaan, dan
sektor indusrti. Variabel dependen: audit
delay Variabel
DER, reputasi KAP dan ukuran
perusahaantidak berpengaruh secara
signifikan terhadap auditdelay selama kurun
waktu penelitian ini. Sedangkan variabel Sektor
Industri berpengaruh secara signifikan terhadap
auditdelay selama kurun waktu penelitian ini.
5. Ani Yulianti
2011 Faktor-faktor
Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay
Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Pada
Tahun 2007- 2008
Variabel independen: ukuran perusahaan,
ukuran KAP, opini auditor, solvabilitas, dan
profitabilitas Variabel dependen: audit
delay Secara parsial, variabel
ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh
terhadap
audit delay. Variabel opini auditor,
solvabilitas dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Secara simultan, Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,
Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.
6. Rangga Reza
Aldi 2011
Faktor-faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Audit
Delay Studi Empiris
Pada Perusahaan Variabel independen:
ukuran perusahaan, solvabilitas,profitabilitas,
opini auditor, dan ukuran KAP.
Variabel dependen: audit delay
Secara simultan Ukuran Perusahaan,Solvabilitas,
Profitabilitas,OpiniAuditor, dan Ukuran KAP
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit
Delay.
Secara parsial Ukuran Perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008 Solvabilitas, Profitabilitas,
Opini Auditor, dan Ukuran KAP tidak memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.
7. Mohammad
Reza Pourali 2013
Investigation of Effective Factors
in Audit Delay: Evidence from
Tehran Stock Exchange
Variabel independen: ukuran perusahaan, opini
audit, laba per saham dan faktor luar biasa
lainnya. Variabel dependen: audit
delay Variabel ukuran
perusahaan, opini audit serta faktor lainnya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
auditdelay. Variabel laba per saham
berpengaruh negatif terhadap auditdelay.
8 Dewi Lestari
2010 Analisi Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Delay: Studi Empiris
Pada Perusahaan Consumer Goods
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel independen:
ukuran perusahaan, profitabilitas,
solvabilitas, kualitas auditor, opini auditor.
Variabel dependen: audit delay
Hasil pengujian secara simultan memperlihatkan
bahwa keseluruhan variabel secara
serempak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap audit delay.
9 Desi
Asmada Yunita,
Taufeni Taufik,
Yuneita Anisma
2011 Analisa Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Delay Pada
Perusahaan Industri Kimia
Dan Dasar Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
Variabel independen:ukuran
perusahaan, sector industry, reputasi KAP,
dan DER. Variabel dependen: audit
delay. Variabel DER dan Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Audit Delay. Variabel Reputasi
KAP dan Sektor Industri berpengaruh secara
signifikan terhadap Audit Delay.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian