2.1.3 Audit Laporan Keuangan
2.1.3.1 Definisi Audit
Menurut Mulyadi 2002: 9 auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Sukrisno Agoes 2012: 4, audit adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Konrat 2002, dalam Sukrisno, 2012:2 mendefenisikan audit adalah suatu
proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yan telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. Elder 2011:4, dalam Sukrisno, 2012:3 “auditing is the accumulation and evaluation of
evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should
be done by competent, independent person”.
Universitas Sumatera Utara
Atau audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut : 1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus
dikelompokkan yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas.
3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa perusahaan, divisi, atau yang lain.
4. Dilakukan oleh seseorang sejumlah orang yang kompeten dan independenyang disebut sebagai auditor.
5. Menentukam kesesuaian informasi dengan cerita penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas.
Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang. 6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian
antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas
ketidaksesuaian tersebut.
2.1.3.2 Defenisi Audit Laporan Keuangan