b. Natrium Na
Natrium dan klorida biasanya berhubungan sangat erat baik sebagai bahan makanan maupun fungsinya dalam tubuh. Sebagian besar natrium terdapat dalam
plasma darah dan cairan di luar sel ekstraseluler, beberapa diantaranya juga terdapat dalam tulang. Jumlah natrium dalam tubuh manusia diperkirakan
100-110 g Winarno 2008. Natrium merupakan bagian terbesar dari cairan ekstraseluler dan berfungsi mengatur tekanan osmotik, yaitu menjaga cairan tidak
keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Natrium juga berfungsi menjaga keseimbangan asam basa tubuh, transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa,
dan alat angkut zat gizi lain melalui membran Almatsier 2006. Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Kekurangan natrium
juga menyebabkan kejang dan kehilangan nafsu makan. Kelebihan natrium akan menyebabkan hipertensi tekanan darah tinggi. Kasus hipertensi banyak
ditemukan pada masyarakat Asia yang sudah terbiasa mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar pada makanannya 7,6-8,2 ghari Winarno 2008.
c. Magnesium Mg
Magnesium merupakan kation nomor dua paling banyak setelah natrium dalam cairan ekstraseluler. Kurang lebih 60 dari 20-28 mg magnesium dalam
tubuh terdapat pada tulang dan gigi, 26 di dalam otot, dan sisanya di jaringan lunak lainnya serta cairan tubuh Almatsier 2001. Magnesium merupakan
aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang berfungsi memecah dan memindahkan gugus fosfat fosfatase Winarno 2008.
Sumber magnesium diantaranya sayuran hijau, daging, susu dan turunannya, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Kekurangan magnesium terjadi
apabila kurangnya konsumsi protein dan energi, yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan, kurangnya nafsu makan, kejang, gangguan sistem
saraf pusat, koma, dan gagal jantung. Kelebihan magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal Almatsier 2006.
d. Kalium
Kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Kalium berperan dalam
transmisi saraf dan relaksasi otot. Kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
reaksi biologi didalam sel, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Kalium banyak terdapat dalam bahan makanan baik
tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari Almatsier 2006.
2.3.2 Mineral mikro
Mineral mikro adalah unsur mineral pada tubuh manusia yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari
100 mg sehari. Kelompok mineral mikro terdiri dari besi, seng, tembaga, selenium, iodium, mangan, seng, kobalt, dan fluor. Mineral mikro berfungsi
dalam proses metabolisme tubuh serta merupakan bagian dari enzim, hormon dan vitamin DGKM et al. 2009.
a. Besi Fe
Besi adalah mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Besi merupakan bagian penting dari hemoglobin, mioglobin, dan enzim.
Besi tergolong zat gizi essensial sehingga harus disuplai dari makanan. Sumber utama besi adalah pangan hewani terutama berwarna merah, yaitu hati, daging,
ayam, dan ikan, sedangkan sumber lain adalah sayuran berdaun hijau DGKM et al. 2009.
Besi mempunyai beberapa fungsi penting di dalam tubuh, yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron
di dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terjadi, baik di
negara maju maupun negara berkembang. Defisiensi gizi secara klasik selalu dikaitkan dengan anemia gizi besi. Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan,
tetapi karena konsumsi suplemen besi. Kelebihan besi dapat menyebabkan muntah, diare, sakit kepala, denyut jantung meningkat, dan pingsan
Almatsier 2006. Zat besi dapat diabsorpsi sekitar 5-15 dari makanan oleh tubuh dalam
kondisi normal, sedangkan dalam kondisi kekurangan zat besi dapat mencapai 50. Absorpsi besi dalam pencernaan dipengaruhi oleh simpanan serta hal-hal
lain terkait dengan cara besi dikonsumsi. Zat penghambat absorpsi besi diantaranya adalah tanin teh, phitat serelia, dan serat. Zat peningkat absorpsi
besi adalah sistein daging, vitamin C, sitrat, malat, dan laktat yang umum terdapat dalam buah-buahan DGKM et al. 2009.
b. Seng Zn