Sidik Lintas Persentase Polong Penuh Per Tanaman

oleh source untuk menyuplai kebutuhan ke bagian bawah tanaman pengisian polong daripada ke bagian atas tanaman untuk pertumbuhan tunas. Diduga pada tanaman yang habitus tinggi dan kurang bercabang munculnya banyak bunga dan ginofor yang terbentuk pada fase pengisian akan lebih menguntungkan untuk pengisian polongbiji. Varietas yang membentuk percabangan sejak awal fase pertumbuhannya cenderung cepat menghasilkan daun yang dapat digunakan untuk menopang kebutuhan asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman seawal mungkin. Ginofor banyak terbentuk pada buku-buku batang utama yang dekat permukaan tanah sehingga memudahkan ginofor untuk masuk kedalam tanah membentuk polong. Karena polong banyak terbentuk pada batang utama maka daun-daun pada batang utama merupakan penyuplai utama asimilat untuk pengisian polongbiji. Daun-daun yang tumbuh pada cabang merupakan penyuplai asimilat utuk kebutuhan sink-sink lain selain biji. Polong dan biji dapat menjadi sink yang kuat sehingga hanya sedikit bunga dan ginofor terbentuk pada periode pengisian biji terutama pada puncak pengisian yaitu sekitar 56-70 HST. Hasil sidik lintas menunjukkan bahwa tanaman dengan bobot batang pada awal fase generatif 42 HST berpengaruh walaupun tidak langsung terhadap bobot polongtanaman dan persentase polong penuh. Tanaman yang bercabang banyak bobot batangnya juga tinggi karena jumlah cabang berkorelasi positif dengan bobot batang, dan data juga menunjukkan bahwa varietas kacang tanah yang bercabang pengisian polongbijinya lebih baik daripada tanaman yang sedikit bercabang, lebih banyak polong terisi penuh dengan bobot 100 butir tinggi. Hal ini karena polong tidak banyak bersaing dengan tajuk dan ginofor selama fase pengisian. Walaupun demikian terdapat kekurangan dari tanaman bercabang yaitu apabila bunga, ginofor dan polong tidak terbentuk cukup serempak sehingga hanya sedikit polong yang dapat terbentuk. Polong yang terbentuk lebih dahulu ini akan menjadi sink kuat dan mengakibatkan perkembangan ginofor dan polong yang terbentuk kemudian menjadi terhambat. Apabila diharapkan butir kacang tanah yang besar bobot 100 butir 50 gram dan kualitas polong yang baik polong penuh terisi biji, tanaman kacang tanah sebaiknya bercabang karena asimilat untuk pertumbuhan dan perkembangan polong dan biji tidak banyak terbagi oleh kebutuhan sink-sink lain. Jumlah cabang maksimal 5-6 cabang pada 42-56HST sehingga dapat menopang banyak bunga dan ginofor pada awal fase generatif. Tinggi batang utama saat panen tidak terlalu tinggi 65-70cm, untuk menjamin ruang tumbuh tanaman tidak terlalu rimbun sehingga daun masih cukup mendapat radiasi matahari dan menghambat pembentukan bunga dan ginofor baru. Banyaknya polong yang dapat dipanen sudah ditentukan sebelum periode pengisian biji sebelum ± 40HST. Oleh karena itu untuk menghasilkan banyak polong, bunga diharapkan muncul serempak membentuk ginofor dan sebanyak mungkin ginofor serempak membentuk polong muda yang siap untuk diisi. Bunga kacang tanah muncul pada 26-28 HST dan sebaiknya dalam waktu 2-3 hari 50 populasi berbunga tercapai sehingga didapatkan periode waktu pengisian polong yang cukup 56-60 hari. Dari data yang diperoleh 60 bunga dari total bunga sudah muncul sebelum 40HST. Untuk menjamin jumlah polongtanaman ±20 polong pada saat panen maka jumlah ginofor ±10 hari setelah berbunga mencapai 15-20 ginofor. Indeks Panen varietas-varietas kacang tanah yang diperoleh dalam penelitian ini lebih baik dari Indeks Panen varietas kacang tanah Indonesia seperti yang dilaporkan Bell dan Wright 1997. Beberapa varietas bahkan dapat mencapai rata-rata Indeks Panen 0.40-0.5 yang menunjukkan besarnya asimilat yang didistribusikan untuk pengisian polongbiji. Indeks Panen ditemukan tidak berkorelasi dengan produksi tanaman kemungkinan hal ini disebabkan varietas- varietas kacang tanah yang dikembangkan masih bertumpu pada peningkatan produksi biomassa untuk mencapai produksi tinggi. Berdasarkan hasil sidik lintas, bobot batang dan daun yang tinggi pada fase awal generatif berpengaruh langsung terhadap Indeks Panen. Diduga tanaman dengan pertumbuhan tajuk yang tinggi pada awal generatif dibutuhkan untuk mendapatkan cukup asimilat yang diperlukan untuk menghasilkan banyak ginofor menjadi polong Tabel 6 dan 17. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan karakter yang mampu meningkatkan Indeks Panen. Ada indikasi terjadinya remobilisasi asimilat pada beberapa varietas untuk pengisian biji yang terjadi setelah periode utama pengisian biji setelah 70 HST hingga panen. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bobot polong disertai dengan penurunan bobot batang dan daun, seperti yang terjadi pada varietas Garuda3, atau dengan bobot batang dan daun yang relatif tetap seperti terjadi pada varietas Gajah, Jerapah, Mahesa dan Kelinci. Masih perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya remobilisasi ini. Berdasarkan penjelasan karakter-karakter source dan sink tadi maka disusunlah satu tipe keragaan ideal tanaman kacang tanah yang diharapkan mampu berproduksi tinggi dengan persentase pengisian biji yang tinggi. Ideotype tanaman kacang tanah ini diharapkan memiliki karakter : − Mempunyai kapasitas dan aktifitas source tinggi sehingga mampu menghasilkan bahan kering yang besar dengan bobot 100 biji 50 gram − Ukuran daun kecil, relatif tegak dengan sudut daun sempit, kemampuan menghasilkan asimilat tinggi. ILD pada fase awal generatif 42HST mencapai 2, memasuki fase pengisian 56HST mencapai 3-4, dan pada akhir fase pengisian ILD mencapai 5-6. ILD pada fase-fase selanjutnya dipertahankan 5-6 untuk pemasakan polong. − Tanaman membentuk percabangan maksimal 5-6 cabang pada 42- 56HST sehingga dapat menopang banyak bunga dan ginofor pada awal fase generatif. Tinggi batang utama saat panen tidak terlalu tinggi ± 70cm − Bunga muncul serempak pada 28HST dan dalam waktu 2-3 hari 50 populasi berbunga tercapai. Enam puluh persen bunga dari total bunga sudah muncul sebelum 40HST. Jumlah ginofor 10 hari setelah berbunga mencapai 10-15 ginofor. Hal ini untuk menjamin jumlah polongtanaman lebih dari 20 polong pada saat panen. − Bunga dan ginofor tidak terbentuk pada periode puncak pengisian 56- 70HST − Indeks panen tanaman mencapai ± 0.40-0.50