Pelaksanaan Percobaan Translokasi Karbon Pada Dua Varietas Kacang Tanah Menggunakan Penjejak Isotop 13C

Tabel 9. Bobot kering batang dan daun kacang tanah pada beberapa periode tumbuh pada MT-2007 BATANG DAUN Varietas ……………………………..……..gram………………………………..….. 42 HST 70 HST 91 HST 42 HST 70 HST 91 HST Badak 2,36 c 8,91 f 13.39 cd 2,00 5,50 c 6.18 c-f Gajah 3,88 bc 14,27 b-e 14.30 cd 2,85 7,49 bc 5.99 c-f Garuda3 3,89 bc 11,58 def 12.05 d 2,82 5,11 c 1.52 g Jerapah 3,99 bc 12,12 def 15.79 a-d 2,91 6,32 bc 3.83 f Kancil 4,46 ab 15,79 bcd 18.63 a-d 2,73 6,51 bc 4.42 ef Kelinci 3,53 bc 10,13 ef 15.12 bcd 2,55 7,67 bc 6.85 cde Kidang 6,06 a 20,83 a 25.41 a 3,63 8,66 abc 10.30 abc Mahesa 4,51 ab 12,44 b-f 15.82 a-d 2,66 5,96 c 4.70 def Panter 3,70 bc 13,29 b-f 18.84 abc 2,95 10,37 ab 8.31 bcd Pelanduk 3,03 bc 12,45 b-f 20.47 abc 2,12 6,11 c 7.13 cde Sima 4,82 ab 18,30 ab 25.23 ab 4,10 12,29 a 15.77 a Turangga 4,56 ab 16,80 abc 20.20 abc 3,63 12,20 a 14.48 ab KK 25.8 17.1 12.0 27.7 27.8 15.9 Keterangan : Angka-angka dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji DMRT pada taraf 0,05. Tabel 10. Bobot kering batang dan daun kacang tanah pada beberapa periode tumbuh pada MT-2010 Varietas BATANG DAUN ….……………………………….gram ……………………………………….. 42HST 56HST 70HST 84HST 42HST 56HST 70HST 84HST Badak 2,8 6,5 11,4 9,9 c 3,1 b 5,3 9,0 bc 6,2 de Gajah 6,6 11,5 12,5 13,7 bc 9,1 a 7,4 8,4 c 6,4 cde Garuda3 4,7 10,2 11,0 8,9 c 5,3 b 7,5 7,9 c 5,0 e Jerapah 4,9 11,9 13,3 12,7 bc 6,1 ab 8,8 8,6 c 6,5 cde Kancil 4,5 10,0 17,0 14,0 bc 6,1 ab 6,8 10,2 bc 6,8 b-e Kelinci 2,6 7,2 11,5 10,1 c 4,7 b 5,8 10,6 bc 5,6 e Kidang 5,3 13,6 16,0 16,5 b 5,6 b 8,7 11,6 ab 8,9 a-d Mahesa 5,0 11,4 16,4 17,2 b 5,9 ab 9,0 12,1 abc 9,2 abc Panter 3,4 9,0 10,6 10,6 c 3,8 b 6,6 10,3 bc 6,2 de Pelanduk 5,5 12,0 22,2 22,4 a 5,9 ab 8,6 16,3 a 11,3 a Sima 2,8 12,2 16,7 16,3 b 3,5 b 9,8 14,2 ab 9,4 ab Turangga 3,8 10,2 13,5 13,9 bc 4,3 b 8,0 10,9 bc 7,3 b-e KK 34.4 23.4 13.9 21.3 32.8 23.6 25.2 20.3 Keterangan : Angka-angka dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata menurut uji DMRT pada taraf 0,05. a b Gambar 3 Perbandingan bobot kering polong, daun dan batang pada a 70 dan 91 HST MT-2007 dan b 70 dan 84 HST MT-2010. 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 Badak Gajah Garuda3 Jera pa h Kancil Kelinc i Kidang Mahesa Panter Pelanduk Sima Tur angga bpol70 daun70 Bat70 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 Badak Gajah Garuda3 Jera pa h Kancil Kelinc i Kidang Mahesa Panter Pelanduk Sima Tur angga bpol91 daun91 bat91 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 Badak Gajah Garuda3 Jera pa h Kancil Kelinc i Kidang Mahesa Panther Pelanduk Sima Tur angga bpol70 daun70 bat70 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 Badak Gajah Garuda3 Jera pa h Kancil Kelinc i Kidang Mahesa Panther Pelanduk Sima Tur angga bpol84 daun84 bat84 39 41 Beberapa varietas setelah fase puncak pengisian polongbiji 70 HST masih terus mengakumulasikan bahan kering dalam tajuk sambil terus mengisi bahan kering untuk polong Gambar 3a. Varietas tersebut contohnya adalah Badak, Kidang, Panter, Pelanduk, Sima dan Turangga. Varietas yang lain seperti Gajah, Garuda3, Jerapah, Kancil, Kelinci dan Mahesa cenderung menambah bobot polong setelah 70 HST dengan bobot tajuk yang hampir tetap, bahkan ada yang menurun. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya proses remobilisasi asimilat untuk pengisian polongbiji. Gambar 3b menunjukkan adanya kecenderungan yang sama pada MT-2010, tetapi karena pengukuran hanya sampai 84 HST perbedaan bahan keringnya belum terlalu tampak. Namun demikian, berdasarkan uji korelasi Pearson Lampiran 7 dan 8 tidak ditemukan adanya korelasi antara bobot kering daun dan batang dengan bobothasil polong tanaman sehingga penurunan bobot kering tajuk pada periode ini tidak berpengaruh terhadap pengisian polong.

4.2.1.3. Kandungan Klorofil Dan Kerapatan Stomata

Aktivitas fotosintesis juga dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur kandungan klorofil pada MT-2007 dan kerapatan stomata pada MT- 2010, dimana keduanya merupakan apparatus fotosintesis. Tabel 11 menyajikan data kadar klorofil dan kerapatan stomata dari 12 varietas kacang tanah yang diuji. Varietas tidak menunjukkan perbedaan pada kadar klorofil, baik pada fase pembentukan polong 42 HST maupun pada akhir pengisian biji 70 HST. Kandungan klorofil mg per gram berat basah daun dan per satuan luas daun pada 70 HST berkorelasi negatif dengan persentase polong penuh yang ditunjukkan dengan nilai r berturut-turut sebesar -0,58 dan -0.45 dan berkorelasi positif dengan jumlah polong cipo r = 0.45. Hasil ini mengindikasikan bahwa varietas yang daunnya tetap hijau hingga akhir fase pengisian biji menghasilkan lebih banyak polong yang kurang terisi penuh keriput dan cipo. Stomata penting bagi keluar masuknya CO 2 dan air yang dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis. Pada kacang tanah, stomata terdapat di permukaan atas dan bawah daun. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya perbedaan antar varietas pada kerapatan stomata permukaan atas dan bawah daun.