Walaupun nilai LAB, kandungan klorofil dan kerapatan stomata tidak menunjukkan adanya perbedaan antar varietas, akan tetapi nilai LTT berbeda
nyata antar varietas. Hal ini diduga karena LAB, kandungan klorofil dan kerapatan stomata hanya mengukur kemampuan fotosintesis daun tunggal,
sedangkan LTT menunjukkan kemampuan kanopi menghasilkan bahan kering. Nilai LTT pada periode 42 HST dan periode 70 HST hingga panen
berkorelasi negatif dengan indeks panen yang ditunjukkan dengan nilai r sebesar -0.94 dan -0.79. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa makin
cepat laju akumulasi bahan kering, makin banyak asimilat untuk pertumbuhan tajuk dan semakin sedikit bahan kering yang didistribusikan ke dalam polongbiji.
4.3. Sink
Dalam penelitian
ini sink
produktif yang diamati adalah bobot polong dan bijitanaman. Untuk memahami dan membandingkan kemampuan varietas-
varietas kacang tanah dalam menghasilkan sink tersebut dilakukan dengan mengamati kemampuan menghasilkan sink reproduktif, kapasitas sink, aktivitas
sink dan kekuatan sink. Kapasitas sink diartikan sebagai ukuran sink yang dapat
diisi oleh asimilat. Aktivitas sink diartikan sebagai laju pengisian polongbiji atau Laju Tumbuh Polong LTP. Kekuatan sink menggambarkan dominansi sink
untuk mendapatkan asimilat.
4.3.1. Sink Reproduktif
Sink reproduktif merupakan sink yang berpotensi untuk menjadi sink
produktif. Bagian tanaman yang masuk dalam kategori sink reproduktif adalah bunga dan ginofor. Pengamatan yang dilakukan meliputi jumlah bunga dan
ginofor, waktu berbunga, lamanya periode reproduktif dan laju pertambahan ginofor. Pada MT-2007 pengamatan bunga tidak dilakukan.
4.3.1.1. Bunga
Tabel 15 menyajikan data waktu bunga muncul dan saat 50 populasi berbunga. Banyaknya bunga yang muncul dihitung setiap hari mulai 26 HST
hingga 70 HST. Waktu bunga muncul tidak berbeda nyata antar varietas. Rata-
rata bunga muncul adalah pada 27,8 HST. Masing-masing varietas membutuhkan waktu yang berbeda untuk mencapai 50 populasi berbunga, dimana Mahesa
paling lama mencapai 50 populasi berbunga, yaitu pada hari ke-33 setelah tanam. Selisih waktu antara periode bunga dengan waktu panen menggambarkan
waktu pengisian polongbiji. Waktu pengisian yang pendek dapat mengakibatkan polong-polong menjadi kurang terisi.
Waktu bunga muncul berkorelasi negatif dengan persentase polong penuh r = -0,65 dan berkorelasi positif dengan
persentase polong kurang terisi penuh r = 0,59, tetapi tidak ditemukan adanya korelasi antara waktu 50 populasi berbunga dengan hasil dan kualitas polong
per tanaman. Hal ini dapat diartikan bahwa varietas yang lambat memunculkan bunga cenderung menghasilkan persentase polong penuhnya lebih rendah
daripada varietas yang lebih cepat memunculkan bunga. Tabel 15. Waktu bunga muncul, waktu 50 populasi berbunga, periode
reproduktif dan persentase polong penuh kacang tanah pada MT-2010
Varietas Bunga muncul
HST 50 populasi
berbunga HST
Periode Reproduktif
a
polong penuh
Badak 28.3 31.0 abc 69.0 abc
66.7 Gajah 27.0 29.0 c 71.0 ab
72.8 Garuda3 27.0 29.3 bc 70.7 ab
71.3 Jerapah 27.0 29.0 c 72.0 a 79.2
Kancil 27.0 28.3 c 72.0 a 73.7
Kelinci 30.3 32.0 ab 68.0 bc 65.7
Kidang 26.7 28.3 c 72.0 a 75.7
Mahesa 28.3 33.0 a 67.0 c 72.3 Panter 27.7 29.3 bc 71.3 a
64.1 Pelanduk 27.7
28.3 c 71.0 ab 68.3
Sima 28.7 31.0 abc
69.0 abc 60.1
Turangga 28.0 31.0 abc 69.0 abc
67.7 KK 8.3 10.1 1.2
6.21
Keterangan:angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
a dihitung dari selisih waktupanen 100HST dengan waktu 50 populasi berbunga
Periode reproduktif dimulai dari saat populasi mencapai 50 berbunga hingga panen Jogloy et al. 2011. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa
lamanya periode reproduktif berbeda nyata antar varietas. Mahesa merupakan