Sidik Lintas Bobot Polong Per Tanaman

mempengaruhi hasilbobot polong, bobot biji, Indeks Panen maupun kualitas produksi persentase polong penuh tanaman. Banyaknya polong yang dapat terbentuk sebelum 40 HST dalam penelitian ini tidak banyak ditentukan oleh banyaknya bunga yang terbentuk pada periode tersebut. Semua varietas yang diuji menghasilkan cukup bunga untuk menghasilkan 15 polongtanaman sebelum 40 HST, walaupun terdapat perbedaan antar varietas dalam pola pembungaan, akan tetapi perhatian perlu ditujukan pada pembentukan ginofor menjadi polong karena proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuh. Berdasarkan perbandingan karakter kapasitas sinknya jumlah dan bobot polongtanaman, varietas Badak, Pelanduk, Kancil, Sima dan Panter dapat dikelompokkan sebagai varietas dengan kapasitas sink tinggi, sedangkan varietas Garuda3, Kidang, Turangga, Kelinci, Gajah, Mahesa dan jerapah termasuk kelompok dengan kapasitas sink rendah. Dari penelitian ini didapatkan adanya tujuh pola hubungan source dan sink pada kacang tanah. Ketujuh pola hubungan source dan sink itu adalah : 1. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source tinggi sejak awal pertumbuhannya, mampu menghasilkan bahan kering tinggi pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji, luasan daun hijau terus ditingkatkan selama fase pengisian untuk mempertahankan aktivitas source tinggi pada fase pengisian hingga masuk fase pemasakan biji. Ginofor banyak yang menjadi polong pada awal fase pembentukan dan pengisian biji sehingga jumlah polongtanaman saat panen lebih dari 15 polong, ginofor juga masih banyak dihasilkan tanaman hingga akhir fase pengisian biji. Tingginya bahan kering yang dihasilkan tanaman mengakibatkan tanaman mampu mengisi lebih banyak polong sehingga disamping menghasilkan bobot polongtanaman tinggi dan persentase polong penuh 70 tetapi Indeks Panen rendah. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Pelanduk. 2. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source tinggi sejak awal pertumbuhannya, mampu menghasilkan bahan kering tinggi pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji, luasan daun hijau terus ditingkatkan selama fase pengisian untuk mempertahankan aktivitas source tinggi pada fase pengisian hingga masuk fase pemasakan biji dan menghasilkan banyak ginofor selama fase pengisian. Kapasitas sink tergolong rendah karena kemampuan menghasilkan bunga dan ginofor yang menjadi polong pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji rendah. Karena jumlah polong sedikit persentase polong penuh 70 dengan Indeks Panen sedang. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Kidang, Mahesa dan Jerapah. 3. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source tinggi sejak awal pertumbuhan, mampu menghasilkan bahan kering tinggi pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji. Kapasitas sink tergolong tinggi karena mampu menghasilkan banyak bunga dan ginofor yang menjadi polong pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji. Kapasitas source dan pembentukan ginofor pada fase pengisian biji terbatas, tanaman mampu mempertahankan luasan daun yang ada tetap hijau. Indeks Panen tinggi, menghasilkan bobot polongtanaman tinggi, persentase polong penuh 70 dan bobot 100 biji tinggi. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Kancil. 4. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source tinggi sejak awal pertumbuhan, mampu menghasilkan bahan kering tinggi pada awal fase pembentukan dan pengisian polongbiji. Kapasitas sink tergolong rendah karena kemampuan menghasilkan ginofor menjadi polong yang rendah pada awal fase pembentukan polong sehingga jumlah polong sedikit. Indeks Panen tinggi, persentase polong penuh 70 dan bobot 100 biji tinggi. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Gajah dan Garuda3. 5. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source pada awal pertumbuhan yang cenderung lambat. Kapasitas dan aktivitas source terus meningkat dengan cepat selama fase pengisian hingga masuk fase pemasakan biji. Tanaman menghasilkan ginofor dan polong tinggi sejak fase pembentukan ginofor dan polong sehingga pada saat panen jumlah polongtanaman dapat lebih dari 15 polong, ginofor juga masih banyak muncul pada fase pengisian. Indeks Panen dan persentase polong penuh rendah karena distribusi asimilat ke dalam polong terganggu kebutuhan untuk meningkatkan luasan daun hijau serta pembentukan bunga dan ginofor. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Sima. 6. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source pada awal pertumbuhan yang cenderung lambat. Kapasitas dan aktivitas source terus meningkat dengan cepat selama fase pengisian hingga masuk fase pemasakan. Kemampuan sink rendah karena menghasilkan ginofor menjadi polong kurang serempak, ginofor terus terbentuk selama fase pengisian. Indeks panen rendah, persentase pengisian yang relatif rendah sehingga produksi polong juga rendah. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Turangga. 7. Tanaman dengan kapasitas dan aktivitas source yang lebih rendah daripada varietas lainnya pada awal fase generatif, pertambahan bahan kering tidak terlalu cepat sehingga pada akhir fase pengisian akumulasi bahan kering relatif sedang. Tanaman mampu menghasilkan banyak ginofor dan polong sehingga jumlah polongtanaman lebih dari 15 polong. Distribusi asimilat kedalam polong tidak banyak terganggu oleh persaingan asimilat dengan tajuk sehingga persentase polong penuh dan Indeks Panen tinggi 0,38. Tipe ini ditunjukkan oleh varietas Badak, Panter dan Kelinci. Tanaman kacang tanah membutuhkan kapasitas dan aktivitas source tinggi untuk menghasilkan banyak asimilat. Daun-daun kacang tanah harus tahan penyakit yang menyerang daun seperti bercak daun, karat daun dan virus, terutama pada periode pengisian biji hingga 70-84 HST. Munculnya penyakit dapat menyebabkan produksi asimilat terganggu dan pada akhirnya mengganggu pengisian biji. Selama periode utama pengisian biji 56-70 HST, fotosintesis selama periode ini merupakan penyedia utama asimilat untuk pengisian biji. Selama periode ini tanaman juga masih terus meningkatkan akumulasi bahan kering dalam tajuk. Adanya peningkatan jumlah dan luasan daun apabila terlalu besar menjadi tidak menguntungkan karena daun-daun akan saling menaungi yang menyebabkan daun-daun bagian bawah tidak lagi aktif berfotosintesis dan hanya berfungsi sebagai pesaing asimilat bagi polong yang sedang mengisi. Untuk dapat menghasilkan asimilat tinggi dan meminimalkan daun-daun yang saling menaungi maka luasan daun perlu diperhatikan. Tanaman kacang tanah diharapkan menghasilkan ILD pada fase awal generatif 42 HST mencapai 2, memasuki fase pengisian 56HST diharapkan kanopi sudah menutup dan ILD