Produksi Bahan Kering Produktivitas Tanaman

mempengaruhi kapasitas source sink dengan mempengaruhi transpor floem Mengel 1996 Pada tanaman leguminose, tanaman yang kekurangan kalium lebih peka terhadap penyakit dan menunjukkan kualitas produksi yang rendah karena biji yang dihasilkan banyak yang keriput Leiwakabessy dan Sutandi 2004. Ispandi 2004 menyatakan bahwa pada lahan kering alfisol pemupukan 100 kg KClha meningkatkan hasil kacang tanah secara nyata daripada yang dipupuk 50 kgKClha. Umumnya jenis karbohidrat yang ditranslokasikan dalam jaringan pembuluh adalah jenis gula non-reduksi nonreducing sugars karena substrat ini tidak sereaktif gula reduksipereduksi reducing sugars. Gula reduksipereduksi merupakan gula dengan gugus keton atau aldehid. Sukrosa adalah jenis gula non- reduksi yang umumnya ditranslokasikan dalam tanaman. Beberapa tanaman ada yang mentranslokasikan raffinosa, stachyosa, verbascosa, manitol dan sorbitol Taiz dan Zeiger 2002. Zimmermann dan Ziegler 1975 menyatakan sukrosa adalah gula dominan pada tanaman legum tetapi Zheng et al. 2001 menemukan bahwa bentuk fotosintat yang diekspor daun kacang tanah adalah fruktosa, sukrosa mungkin disintesis di batang, akar dan polong. Translokasi fotosintat dari sumber source ke pengguna sink diatur oleh senyawa pengendali pertumbuhan tanaman yang disebut plant growth substances, jika senyawa buatan yang diberikan secara eksogen disebut plant growth regulator Sumardi et al. 2007. Paclobutrazol secara signifikan mampu mempengaruhi karakteristik fotosintesis dan anatomi tanaman Catharanthus roseus L. G. Don, meningkatkan kandungan klorofil dan parameter yang berhubungan dengan fotosintesis seperti laju fotosintesis bersih dan konsentrasi CO2 internal tanaman dan mengurangi transpirasi Jaleed et al. 2007. Paclobutrazol juga meningkatkan ketebalan daun, epidermis dan kutikula, jaringan palisade dan jaringan bunga karang tetapi mengurangi diameter xylem. Paclobutrazol cenderung meningkatkan fotosintesis daun Gonzales et al. 2003. Senoo dan Isoda 2003 menemukan bahwa aplikasi 100 dan 200 ppm paclobutrazol pada fase awal pembentukan polong dan fase awal pengisian biji mampu meningkat produksi polong kacang tanah hingga 3,7 tonha. Pada awal pertumbuhannya kandungan pati, fruktosa dan glukosa pada daun dan batang menurun cepat karena pertumbuhan organ-organ vegetatif dan pembentukan polong. Pada fase pembesaran polong kandungan ketiganya tetap tinggi di daun dan batang menunjukkan bahwa tidak semua karbohidrat yang ada digunakan untuk pembentukan biji Zheng et al. 2001. Inanaga dan Yoshihara 1997 menemukan bahwa cabang merupakan sumber karbohidrat untuk akar dan bintil akar, sedangkan batang utama adalah sumber karbohidrat untuk pengisian biji. Mereka juga menemukan bahwa sebagian besar sumber karbon untuk pertumbuhan buah kacang tanah tergantung pada fotoasimilat saat fase reproduktif. Kacang tanah diduga tidak memiliki kemampuan untuk meretranslokasikan asimilat sehingga produksi bahan kering pada saat pengisian biji merupakan total source untuk pertumbuhan biji Duncan et al. 1978. Oleh karena itu kacang tanah membutuhkan intersepsi cahaya yang diartikan sebagai mempertahankan luasan daun dan fotosintesis untuk mengisi biji Chapman et al. 1993.

2.3. Kacang Tanah Arachis hypogaea L.

2.3.1. Botani dan Morfologi

Kacang tanah yang banyak dibudidayakan di dunia tergolong dalam spesies Arachis hypogaea dari famili Fabaceae. Spesies Arachis hypogaea terdiri dari dua subspesies utama yaitu ssp. hypogaea dan ssp. fastigiata. Masing-masing subspesies memiliki dua varietas botani Singh dan Oswalt 1995. Empat tipe spesies kacang tanah budidaya tersebut adalah : 1. Arachis hypogaea hypogaea hypogaea Linn. 2. Arachis hypogaea hypogaea hirsuta Kohler. 3. Arachis hypogaea fastigiata fastigiata Waldron. 4. Arachis hypogaea fastigiata vulgaris Harz. Varietas kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia umumnya tergolong ataupun merupakan hasil persilangan antar ssp. hypogaea tipe Virginia, fastigiata tipe Valencia dan vulgaris tipe Spanish. A.hypogaea ssp hirsuta merupakan tipe runner dan berumur panjang. Kultivar-kultivar kacang tanah berbeda dalam morfologi dan fenologi. Tipe Spanish menghasilkan polong lebih cepat dan serempak dibandingkan tipe Virginia. Pola percabangan dan keserempakan tumbuh menentukan respon varietas terhadap periode defisit air Chapman et al. 1993. Perbandingan morfologi dari ketiga varietas botani utama dari kacang tanah dapat dilihat pada tabel berikut Gibbons et al. 1972 ; Rao 1988: Tabel 1 Perbandingan morfologi varietas botani Arachis hypogaea Karakter hypogaea virginia fastigiata valencia vulgaris spanish Tipe pertumbuhan Procumbent sedikit rebah Erect tegak Erect tegak Percabangan dari batang utama N banyak N+1, N+2, N+3 sangat sedikit N+1 sedikit N+1, N+2 Bunga pada batang utama Tidak ada ada ada Pembungaan Satu buku satu bunga Satu buku satu bunga Satu buku beberapa bunga Jumlah bijipolong 2, 2-3 2-3, 2-4, 3-5 2 Keterangan N+1 cabang tumbuh dari batang utama cabang primer, N+2 cabang tumbuh dari cabang primer sekunder, N+3 cabang tumbuh dari cabang sekunder tersier Daun kacang tanah terdiri dari 4 hingga 5 anak daun. Frekueni stomata atas dan bawah sebanding ± 300-400 stomata per mm 2 . Indeks Luas Daun kanopi kacang tanah dapat mencapai maksimum nilai 4 – 7 pada awal periode pengisian polong. Mc Cloud et al. 1980 menyatakan bahwa tanaman kacang tanah dapat meng-intersepsi 95 cahaya matahari pada saat ILD mencapai 3. Hal ini berarti laju pertumbuhan tanaman mungkin mencapai maksimal pada ILD 3 dan kenaikan ILD tidak dapat meningkatkan atau hanya meningkat sedikit pada ILD 3 Yoshida 1972. Laju pertukaran CO 2 per luasan lahan per hari CER pada saat kanopi berkembang penuh rata-rata mencapai 6 – 8 g CO 2 m2jam Boote et al. 1980. CER meningkat dengan makin berkembangnya daun. Daun pada buku ketiga menghasilkan laju CER lebih tinggi daripada daun yang tumbuh pada buku-buku dibawahnya. Maksimum CER tercapai saat ukuran daun masimum yang tercapai ± 10-15 hari setelah daun membuka penuh. Laju peningkatan berat kering tanaman CGR mencapai maksimum ± pada 60 – 90 HST dengan rata-rata nilai CGR 19,6 ± 4,2 gm 2 hari Ketring et al. 1982. Pertambahan berat kering daun dan batang meningkat mengikuti kurva sigmoid hingga maksimum pada 90 – 100 HST. Berat kering akar terhadap berat kering tanaman hanya signifikan pada 2 minggu pertama pertumbuhan. Pada 80 HST berat akar hanya 2-4 dari berat kering tanaman. Bunga kacang tanah berwarna kuning dan merupakan bunga sempurna. Bunga muncul pada 25 – 30 HST, jumlahnya mencapai maksimum 2 – 4 minggu kemudian untuk kemudian menurun pada periode pengisian biji. Pada bagian pangkal bunga terdapat ovari bakal biji. Setelah terjadi penyerbukan dari dasar bunga muncul suatu struktur yang disebut ginofor. Ginofor tumbuh memanjang secara “geonasti” menembus permukaan tanah. Pada kedalaman ± 3 – 8 cm dari permukaan tanah ginofor berhenti tumbuh, mulai menyerap air dan hara, dan mengembang membentuk polong. Pada kondisi awal bobot kering polong lebih didominasi oleh kulit polong. Biji mulai berkembang setelah polong mencapai ukuran maksimumnya. Pertambahan jumlah polong awalnya lambat untuk kemudian meningkat secara linier. Menurut Ketring et al. 1982, laju pertambahan berat kering polong PGR rata-rata dapat mencapai 8,3 ± 2,1 gm 2 hari.

2.3.2. Tahapan Pertumbuhan Kacang Tanah

Kacang tanah mampu menghasilkan 100 – 200 bungatanaman Oentari 2008, tetapi ternyata hanya ± 19 saja yang berkembang menjadi polong. Pada saat panen sebagian besar polong berada dalam berbagai tahapan dan ukurannya terlalu kecil untuk dipasarkan. Periode pertumbuhan kacang tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa fase pertumbuhan yang saling overlapping yaitu fase perkecambahan, fase pertumbuhan vegetatif, fase awal berbunga, fase pembentukan ginofor, fase pembentukan polong, fase pengisian biji, fase pemasakan Maria 2000. Famili kacangan Leguminosae merupakan penimbun protein dan lignin dalam bijinya sehingga peningkatan hasilnya berhubungan dengan perbaikan laju fiksasi nitrogen dan karbon Avice et al. 1996. Sinclair dan deWit 1978