hingga panen. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bobot polong disertai dengan penurunan bobot batang dan daun, seperti yang terjadi pada varietas
Garuda3, atau dengan bobot batang dan daun yang relatif tetap seperti terjadi pada varietas Gajah, Jerapah, Mahesa dan Kelinci. Masih perlu diteliti lebih lanjut
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya remobilisasi ini. Berdasarkan penjelasan karakter-karakter source dan sink tadi maka
disusunlah satu tipe keragaan ideal tanaman kacang tanah yang diharapkan mampu berproduksi tinggi dengan persentase pengisian biji yang tinggi. Ideotype
tanaman kacang tanah ini diharapkan memiliki karakter : − Mempunyai kapasitas dan aktifitas source tinggi sehingga mampu
menghasilkan bahan kering yang besar dengan bobot 100 biji 50 gram − Ukuran daun kecil, relatif tegak dengan sudut daun sempit, kemampuan
menghasilkan asimilat tinggi. ILD pada fase awal generatif 42HST mencapai 2, memasuki fase pengisian 56HST mencapai 3-4, dan pada
akhir fase pengisian ILD mencapai 5-6. ILD pada fase-fase selanjutnya dipertahankan 5-6 untuk pemasakan polong.
− Tanaman membentuk percabangan maksimal 5-6 cabang pada 42- 56HST sehingga dapat menopang banyak bunga dan ginofor pada awal
fase generatif. Tinggi batang utama saat panen tidak terlalu tinggi ± 70cm − Bunga muncul serempak pada 28HST dan dalam waktu 2-3 hari 50
populasi berbunga tercapai. Enam puluh persen bunga dari total bunga sudah muncul sebelum 40HST. Jumlah ginofor 10 hari setelah berbunga
mencapai 10-15 ginofor. Hal ini untuk menjamin jumlah polongtanaman lebih dari 20 polong pada saat panen.
− Bunga dan ginofor tidak terbentuk pada periode puncak pengisian 56- 70HST
− Indeks panen tanaman mencapai ± 0.40-0.50
5. KESIMPULAN
1. Terdapat karakter-karakter source dan sink yang berpengaruh langsung
positif meningkatkan hasil polongtanaman kacang tanah yaitu jumlah polongtanaman, bobot 100 biji dan jumlah ginofor 70HST. Karakter-
karakter source dan sink yang berpengaruh langsung menaikkan indeks panen yaitu bobot kering batang dan daun pada 42 HST, bobot bijitanaman
dan jumlah polongtanaman. Karakter-karakter source dan sink yang berpengaruh langsung meningkatkan persentase polong penuh yaitu jumlah
polongtanaman, bobot 100 biji dan ILD 70HST
2. Didapatkan bahwa asimilat untuk pengisian biji lebih banyak diperoleh dari
kegiatan fotosintesis pada periode pengisian polongbiji. Tidak ditemukan adanya perbedaan antar varietas dengan pola pertumbuhan berbeda dalam
memenuhi kebutuhan asimilat saat pengisian. Ada indikasi beberapa
varietas melakukan remobilisasi asimilat.
3. Berdasarkan perbandingan karakter-karakter source dan sink didapatkan
ada tujuh hubungan source-sink pada varietas kacang tanah yang diuji yaitu:
a. Source tinggi dan Sink tinggi dengan Indeks Panen rendah b. Source tinggi dan Sink rendah dengan Indeks Panen sedang dan
rendah c. Source tinggi dan Sink tinggi dengan Indeks Panen tinggi
d. Source tinggi dan Sink rendah dengan Indeks Panen tinggi e. Source tinggi dan Sink tinggi dengan Indeks Panen rendah
f. Source tinggi dan Sink rendah dengan Indeks Panen rendah g. Source rendah dan Sink tinggi dengan Indeks Panen tinggi
4. Berdasarkan karakter source dan sink yang berpengaruh langsung terhadap
produksi polong dan kualitas polong disusun ideotype tanaman kacang tanah dengan produktivitas polong tinggi dan persentase pengisian tinggi
yaitu : a. Menghasilkan kapasitas dan aktifitas source tinggi sehingga
mampu menghasilkan bahan kering yang besar dengan bobot 100 biji 50 gram
b. ILD pada fase awal generatif 42HST mencapai 2, memasuki fase pengisian 56HST mencapai 3-4, dan pada akhir fase pengisian
ILD mencapai 5-6. ILD pada fase-fase selanjutnya dipertahankan 5-6 untuk pemasakan polong.
c. Membentuk percabangan maksimal 5-6 cabang pada 42-56HST sehingga dapat menopang banyak bunga dan ginofor pada awal
fase generatif. Tinggi batang utama saat panen tidak terlalu tinggi ±70cm.
d. Bunga muncul serempak pada 26-28HST dan dalam waktu 2-3 hari 50 populasi berbunga tercapai. Enam puluh persen bunga
dari total bunga sudah muncul sebelum 40HST. Jumlah ginofor 10 hari setelah berbunga mencapai 15-20 ginofor untuk menjamin
jumlah polongtanaman lebih dari 20 polong pada saat panen. e. Indeks panen tanaman mencapai ± 0.40-0.50
Saran
Unuk meningkatkan produksi kacang tanah maka teknik produksi tanaman perlu memperhatikan media tumbuh hingga 40 HST dan mempertahankan kuasan
daun hijau hingga 70HST. Pemulia tanaman kacang tanah perlu memperhatikan karakter percabangan, pola pembungaan dan pembentukan ginofor serta
ketahanan terhadap hama penyakit yang menyerang daun. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap karakter-karakter yang
berpengaruh langsung terhadap peningkatan Indeks Panen maupun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya remobilisasi asimilat pada kacang
tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins CA, Smith PMC. 2007. Translocations in Legumes; Assimilates, Nutrients and Signaling Molecules. Plant Physiology 144:550-561.
Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Tanaman Pangan Sekunder di Indonesia. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Diakses pada 10 Januari
2008. Bell MJ, Wright GC. 1998. Groundnut growth and development in contrasting
environment. 1. Growth and plant density responses. Experimental Agriculture 34 : 99-112.
Brown RH. 1984. Growth of The Green Plant. In M.B. Tesar Ed.. Physiological Basic of Crop Growth and Development. American Society of Agronomy
Inc. and Crop Science Society of America Inc.USA. 341 p. Cathey HM. 1964. Physiology of retarding chemicals. Annu Rev. Plant
Physiol.15:272-302. Chatterton JN, Silvius JE. 1979. Photosynthate partitioning into starch in
soybean leaves. Plant Physiol. 64:749-753. Dewey, DR and LU, KH. 1959. A correlation and path coefficient analysis
of components of crested wheat grass seed production. Agronomy Journal 51:515-518.
Duncan WG, McCloud DE, McGraw RL, Boote KJ. 1978. Physiological aspects of peanut yields improvement. Crop Science 18 : 1015 – 1020.
Edoka PN. 2006. Influence of Leaf Area Development of Early and Mid-early Maturity Varieties of silage Maize on Dry Matter yield and Forage Quality.
Dissertation. Institut Fur Planzenbauwissenschaften, Lanswirtschaftlich- Gärtnerische Fakultät, Humboldt Universität zu Berlin.
Egli DB. 1999. Variation in leaf starch and sink limitation during seed filling in soybean. Crop Sci. 39 :1361-1368.
Evans LT, Fischer RA. 1999. Yield Potential: its definition, measurement and significance. Crop Sci. 39:1544-1551.
Gardner,FP, RB Pearce dan R.L.Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press.Jakarta.500p.
Gomez KA dan Gomez AA. 2007. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. E. Sjamsudin dan JS Baharsjah, penerjemah. Jakarta : UI-Press.
Terjemahan dari Statistical Procedurs for Agricultural Research.
Griffiths, H. 1993. Carbon isotope discrimination. In Photosynthesis and Production in a Changing Environment: a field and laboratory manual. D.O.
Hall, JMO Scorlock, H.R. Bothar-Nordenkampf, L.C. Leegood and S.P. Long Eds.. London. 181-191p.
Hayashi T, Heins RD, Cameron AC, Carlson WH. 2001. Ethepon influences flowering, height and branching of several herbaceous perennials. Scientia
Horticulturae 91:305-323. Hendrix JE. 1995. Assimilate Transport and Partitioning. In Hanbook of Plant
and Crop Physiology, M. Pessarakli Ed.. Marcel Dekker, Inc. New York USA. 357-385p.
Howell BD. 2001. Genotype Evaluations for productivity and quality of peanut in West Texas. Thesis. The Graduate Faculty of Texas Tech. University. 56p.
Huber SC. 1983. Role of sucrose-phosphate synthase in partitioning of carbon in leaves. Plant Physiol. 71:818-821.
Inanaga S, Yoshihara R. 1997. Translocation and distribution of assimilated carbon in peanut plant. Soil Sci. Plant Nutr. 432:267-274
Ispandi A, Munip A. 2004. Efektifitas Pupuk PK dan Frekuensi Pemberian Pupuk K dalam Meningkatkan Serapan Hara dan Produksi Kacang Tanah di Lahan
Kering Alfisols. Jurnal. Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 11-24. Diakses pada Sabtu, 20 Oktober 2007.
Jogloy C, P Jaisil, C Akkasaeng, T Kesmala, S Jogloy. 2011. Heritability and correlation for components of crop partitioning in advanced generations of
peanut crosses. Asian Journal of Plant Sciences 101:60-66. Kato M, Kobayashi K,Ogiso E, Yokoo M. 2004. Photosynthesis and dry matter
production during ripening stage in a female –sterile line of rice. Plant Prod. Sci. 72:184-188
Kasno, A. 1993. Pengembangan Varietas Kacang Tanah. Dalam A. Kasno, A.Winarto dan Soenardi Eds.. Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman
Pangan. Malang. ________. 2005. Profil dan Perkembangan Teknik Produksi Kacang Tanah di
Indonesia. Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan Bogor. ________. 2006. Strategi Pengembangan Kacang tanah di Indonesia. Balai
Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 69-84hal.
Ketring, D.L., R.H. Brown, G.A. Sullivan and B.B Johnson. 1982. Growth Physiology. In H.E. Pattee and C.T Young Ed. Peanut Science and
Technology. American Peanut Research and education Society, Inc. Khanna-Chopra R. 2000. Photosynthesis In Relation To Crop Productivity. In
Probing Photosynthesis. Mechanism and Adaptation, M. Yunus, U. Pathre and P. Mohanty Eds.. Taylor and Francis Inc. USA. 263-280.
Kiniry, JR, CE Simson, AM Schubert and JD Reed. 2005. Peanut leaf area index, light interception , radiation use efficiency and harvest index at three sites in
Texas. Field Crops Research 91:297-306 Lubis, I., T. Shiraiwa, M.Ohnishi, T.Horie and N. Inoue. 2003. Contribution of
sink and source sizes to yield variation among rice cultivars. Plant Prod.Sci. 62:119-125
Lukitas, W. 2005. Uji daya hasil lima cultivar kacang tanah. Skripsi. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Ma, L., F.P. Gardner and A.selamat. 1992. Estimation of leaf area from leaf and
total mass measurements in penut. Crop Sci. 32:467-471 Maria, D. 2000. Penentuan Masak Panen Benih Kacang Tanah Arachis hypogaea
L. Varietas Landak, Banteng, Kidang dan Komodo dengan Memperhatikan Fenologi Tanaman. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 58 hal.
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press.131- 183p.
Mengel, K. 1996. Potassium movement within plant and its importance in assimilate transport. Hal : 408 – 409. In R. D. Munson ed. Potassium In
Agriculture. American Soils Society. 1207 p. Meziane, D and B. Shipley. 2001. Direct and indirect relationship between
specific leaf area, leaf N and leaf gas exchange. Effect irradiance and nutrient supply. Annals of Botany 88:915-927
Miah, M.N.H., T. Yoshida, Y. Yamamoto and Y. Nitta. 1996. Characteristics of dry matter production and partitioning of dry matter in high yielding semi
dwarf indica dan japanica-indica hybrid rice varieties. Jpn. J.Crop.Sci. 65:672-685.
Nigam S N, Aruna R, Giri D Y, Ranga-Rao R V, Reddy AGS. 2006. Obtaining Sustainable Higher Groundnut Yields: Principles and Practices of
Cultivation. International Research Institute for the Semi Arid Tropics. Andhra Pradesh, India.48pp.
Oentari, AP. 2008. Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Kapasitas Source Sink Pada Enam Varietas Kacang Tanah Arachis Hypogaea L.. Skripsi Program
Studi Agronomi Fakultas Pertanian IPB. 44 hal Pierce, L.L., S.W. Running and J.Walker. 1994. Regional-scale relationships of
leaf area index to specific leaf area and leaf nitrogen content. Ecological Application 4 2:313- 321.
Rao, R. 1988. Botany. In Groundnut. P.S. Reddy Ed.. New Delhi:Indian Council of Agricultural Research. 25-64p
Reynolds, M., B. Skovman, R. Trethowan, R. Singh and M.van Ginkel. 2000. Wheat Program CIMMYT.
Rohaeni, WR. 2010. Pendugaan parameter genetik dan seleksi rilis F6 kedelai hasil SSD untuk toleransi terhadap cahaya rendah. Tesis. Sekolah Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 100 hal. Santosa, E. 2000. Adaptasi Fisiologi Tanaman Padi Gogo Terhadap Naungan :
Laju Pertukaran Karbon, Respirasi dan Konduktansi Stomata. Thesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sanchez, L.E., F. Prieto and M. Becerra. 1988. Control of Vegetatif Growth of Stone Fruits With Paclobutrazol. Hort Sci. 233:467-470.
Senoo S, Isoda A. 2003. Effects of paclobutrazol on dry matter distribution and yield in peanut. Plant Prod. Sci. 61:90-94
______________.2003.Effects of paclobutrazol on podding and photosynthetic characteristic in peanut. Plant Prod. Sci. 63: 190-194.
Shiraiwa, T., N. Ueno, S.Shimada and T. Horie. 2004. Correlation between yielding ability and dry matter productivity during innitial seed filling stage
in various soybean genotypes. Plant Prod. Sci. 72:138-142. Sinclair, T.R. and deWit, C.T. 1978. Analysis of the carbon and nitrogen
limitations to soybean yields. Agronomy J. 68 319-324. Sinclair, T.R. 1994. Limits To Crop Yields?. In Physiology and Determination of
Crop Yield. K.J. Boote, J.M. Bennet, T.R. Sinclair, and G.M. Paulsen Ed.. American Soc. Of Agronomy, Inc., Crop Science Soc. Of America, Inc.,
Soil Science Soc. Of America, Inc., Wisconsin, USA.
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung. 75 hal. Sumarno dan Slamet, P. 1993. Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah. Dalam
Astanto Kasno, Achmad Winarto dan Sunardi Eds. Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang. Hal. 24-30.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Deskripsi duabelas varietas kacang tanah
Nama Varietas :
Gajah Tahun
: 1950
Tetua :
Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Potensi Hasil
: 1,8 tonha
Mulai berbunga :
30 hari Umur polong tua
: 100 hari
Bentuk tanaman :
Tegak Warna kulit biji
: Merah muda
Berat 100 biji :
53 gram Kadar lemak
: 48
Kadar protein :
29 Rendemen biji dari
polong :
60-70 Ketahanan terhadap
penyakit :
-tahan terhadap penyakit layu -peka terhadap penyakit karat dan becak daun
Sifat-sifat lain :
Rendemen biji dari polong 60-70 Nama Varietas
: Kidang
SK :
Tahun pelepasan 1950 Tahun
: 1950
Tetua :
Nomor induk 86, Seleksi keturunan persilangan Schwarz - 21 small Japan
Potensi Hasil :
1,8 tonha Mulai berbunga
: Kurang lebih 30 hari
Umur polong tua :
kurang lebih 100 hari Bentuk tanaman
: Tegak
Warna kulit biji :
Merah muda Bobot 100 biji
: Kurang lebih 49 gram
Kadar lemak :
Kurang lebih 49 Kadar protein
: Kurang lebih 29
Rendemen biji dari polong :
60-70 Ketahanan terhadap
penyakit :
-tahan terhadap penyakit layu -peka terhadap penyakit becak daun dan karat daun
Sifatsifat lain :
Rendemen biji dari polong 60-70