Pemasaran Usahaternak METODOLOGI PENELITIAN

Sumber : Henderson and Quandt, 1980 Gambar 2. Perbedaan Profit Maximizing pada Pasar Monopsoni dan Pasar Persaingan Sempurna

3.4. Pemasaran Usahaternak

Upaya peningkatan pendapatan peternak tidaklah cukup dengan upaya peningkatan produksi, akan tetapi yang lebih penting adalah memberikan jaminan hasil produksinya akan selalu dapat diserap oleh pasar dengan harga yang baik. Pemasaran tataniaga yang efektif dan efisien merupakan kunci dari keberhasilan upaya tersebut. Dalam aktivitas usaha pemasaran ini, peternak sebagai produsen akan melibatkan lembaga pemasaran, karena sebagian besar produsen tidak dx dC dx dq P gx = S r 1 r x 1 x x r menjual secara langsung kepada konsumen akhir Sahari dan Musyafak, 2002. Lembaga pemasaran berfungsi sebagai sumber informasi bergeraknya suatu barang atau jasa, serta melakukan pengolahan hasil-hasil pertanian baik itu pengolahan tingkat pertama maupun pengolahan tingkat lanjut. Selain itu lembaga pemasaran juga melakukan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu: fungsi fisik, fungsi pertukaran dan fasilitas Limbong dan Sitorus, 1988. Fungsi dari masing-masing lembaga pemasaran, berbeda satu dengan yang lain tergantung dari aktivitas yang dilakukan maupun skala usaha masing-masing Soekartawi, 1989. Efisiensi pemasaran dapat dibedakan atas efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis berarti pengendalian fisik dari produk yang mencakup hal-hal seperti prosedur teknis dan besarnya skala produksi dengan tujuan penghematan biaya pemasaran, seperti mengurangi kerusakan, mencegah merosotnya mutu barang dan menghemat tenaga kerja. Efisiensi ekonomis berarti bagaimana perubahan harga yang terjadi di satu rantai pemasaran dapat ditransmisikan dengan baik ke rantai pemasaran yang lain. Terkait dengan penelitian ini, adanya ”kontrak kerjasama” dalam usahaternak ayam ras pedaging pola kemitraan dengan perusahaan inti, selain mempermudah peternak memperoleh input faktor yang diperlukan juga menimbulkan ketergantungan dalam pemasaran hasil. Perbedaan harga produk dan bertambah panjangnya saluran pemasaran ayam ras pedaging dapat terjadi. Harga produk yang lebih tinggi dan relatif panjangnya saluran pemasaran pada peternakan pola kemitraan menyebabkan marjin pemasaran pola ini relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan marjin pemasaran pola mandiri. Semakin besar ratio marjin pemasaran terhadap harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir berarti bagian harga yang diterima oleh peternak farmer’s share akan makin kecil. Untuk melihat pemasaran ayam ras pedaging pola kemitraan dan pola mandiri maka digunakan analisis saluran pemasaran, analisis marjin pemasaran khususnya untuk melihat proporsi keuntungan pemasaran terhadap biaya pemasaran serta analisis keterpaduan pasar untuk melihat efisiensi harganya. Secara skematis, kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 3.

3.5. Hipotesis