Pendapatan Usahaternak TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pendapatan Usahaternak

Hasil studi Saptana 1987, dengan menggunakan alat analisis Domestic Resource Cost Ratio DRCR menunjukkan bahwa usahaternak ayam ras baik pedaging maupun petelur di Jawa dan Sumatera adalah efisien secara ekonomik, artinya upaya peningkatan produksi telur dan ayam ras dalam negeri sangat menguntungkan dan karenanya perlu didukung pemerintah. Berdasarkan pendugaan fungsi keuntungan usahaternak ayam broiler di Bali, Kayana 1995 memperoleh kesimpulan bahwa peternak plasma telah memaksimasi keuntungan jangka pendek. Sedangkan usahaternak peternak non plasma sudah efisien secara teknis namun efisiensi harganya efisiensi alokatif belum tercapai. Hasil kajian Rachman dan Agustian 1994, terhadap usaternak ayam ras pedaging dengan pola PIR di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan menghitung titik impas volume produksi dan tingkat harga layak usaha menunjukkan bahwa kerjasama peternak plasma dengan perusahaan inti poultry shop di Jawa Barat memberikan keuntungan atas biaya total sekitar 8.4 persen. Sedangkan di Jawa Timur, tingkat keuntungan usahaternak ayam ras pedaging nampak beragam antar wilayah kabupaten, dimana usahaternak di Kabupaten Gresik terkesan merugi sementara di Kabupaten Kediri cenderung menguntungkan. Variasi performa tersebut disebabkan oleh ratio harga pakan dan produksi yang relatif kurang berimbang. Sedangkan Puspitawati 2004, menyatakan bahwa dengan analisis manfaat hubungan kemitraan, petani penangkar benih di Kabupaten Karawang yang melakukan kemitraan dengan PT Pertani lebih efisien dalam pengelolaan usahataninya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai RC ratio petani mitra yang lebih tinggi dibanding petani non mitra. Sarwanto 2004, melakukan studi tentang pengaruh kemitraan terhadap produksi dan pendapatan peternak ayam ras pedaging peternakan rakyat di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo dengan menggunakan fungsi produksi Transedental dan Cobb Douglas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemitraan berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi ayam ras pedaging namun usaha kemitraan belum mampu meningkatkan pendapatan peternaknya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat manfaat kemitraan usahaternak ayam ras pedaging secara lebih lengkap dan menyeluruh dengan membandingkan efisiensi usahaternak dan efisiensi pemasaran antara peternak mitra dengan peternak mandiri. Penelitian tentang kemitraan pada usahaternak ayam ras pedaging, khususnya yang dilakukan oleh Sarwanto 2004 di Kabupaten Karanganyar masih belum membahas aspek pemasaran, dimana pemasaran juga merupakan aspek yang mempengaruhi pendapatan peternak. Pada penelitian ini juga dibahas lebih rinci mengapa terjadi perbedaan pendapatan antara peternak mitra dan mandiri non mitra dengan menguraikan komponen biaya dan penerimaan dari masing-masing usahaternak. Aspek kelembagaan terhadap kerjasama kemitraan dilakukan dengan memperbandingkan isi perjanjian kontrak dan pelaksanaan kontrak di lapangan serta melihat persepsi dan partisipasi peternak mitra.

III. METODOLOGI PENELITIAN