Pelaksanaan Kerjasama dan Tanggapan Peserta Kemitraan

Di Kabupaten Karanganyar, SK ini tidak sepenuhnya dijalankan. Hal-hal yang bertentangan diantaranya adalah: 1 pembuatan surat perjanjian kerjasama kemitraan tidak diketahui oleh dinas peternakan Tingkat II, 2 instansi pemerintahan dalam hal ini dinas peternakan tidak pernah melakukan bimbingan teknis dan manajemen kepada para peternak sehingga di Kabupaten Karanganyar peternak tidak memiliki kelompok ternak maupun koperasi, dan 3 perkembangan usaha dan kemajuan kemitraan tidak pernah dilaporkan. Pelanggaran terhadap keputusan SK Dinas Peternakan Jawa Tengah ini menyebabkan peternak peserta kemitraan berhubungan sendiri tanpa didampingi oleh dinas peternakan sebagai mediator dengan perusahaan inti dan peternak peserta kemitraan hanya berperan sebagai penerima keputusan perjanjian kerjasama dari perusahaan inti. Dinas peternakan tidak pernah terlibat dalam hal- hal yang berkaitan dengan perjanjian kemitraan sehingga saat terjadi ”perselisihan” antara peternak dengan perusahaan inti, dinas peternakan tidak dapat berperan sebagai mediator. Fungsi dinas peternakan sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok ternak dan koperasi ternak juga tidak dilakukan sehingga sampai kini belum terbentuk kelompok ternak dan koperasi ternak.

5.5. Pelaksanaan Kerjasama dan Tanggapan Peserta Kemitraan

Dalam kontrak yang ditandatangani oleh peternak plasma dan perusahaan inti disebutkan tentang kewajiban-kewajiban peternak plasma dan perusahaan inti, harga beli ayam ras pedaging oleh perusahaan inti, dan pemberian insentif jika terjadi selisih harga kontrak dan harga pasar. Sedangkan tanggapan persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan atau opini peternak terhadap prosedur pelaksanaan kemitraan. Persepsi peternak dikelompokkan dalam tiga bentuk yaitu positif, negatif dan netral. Persepsi yang positif ditunjukkan oleh pandangan yang mendukung prosedur pelaksanaan kegiatan, persepsi negatif ditunjukkan oleh penilaian- penilaian yang kurang mendukung prosedur pelaksanaan kegiatan sedangkan persepsi netral ditunjukkan oleh partisipan yang tidak mempunyai opini terhadap pelaksanaan kemitraan. Pelaksanaan kontrak dan tanggapan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan tersebut di tempat penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Dalam kontrak yang ditandatangani perusahaan inti dan peternak plasma disebutkan bahwa perusahaan inti wajib menyediakan peralatan kandang dan sarana produksi ternak yaitu DOC, pakan, obat-obatan dan penyediaan ini dikredit oleh peternak. Untuk pengajuan kredit sapronak, tanah beserta kandangnya 2 dijadikan agunan, sedangkan pelunasan kreditnya dilakukan dengan dua cara: 1 pelunasan kredit untuk peralatan kandang dilakukan dengan cara mencicil setiap kali panen, yaitu dipotong sebesar 20-25 persen dari keuntungan yang diperoleh peternak 3 , dan 2 pelunasan kredit untuk sapronak dilakukan dengan cara memotong secara langsung dari hasil panen yang diperoleh peternak sebelum uang hasil penjualan ayam ras pedaging dibayarkan perusahaan inti kepada peternak 4 . Harga alat perkandangan yang dikreditkan telah ditentukan dan diketahui oleh peternak pada saat barang 2 Kandang yang dibuat oleh peternak harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan inti. Standar kandang yang dipersyaratkan oleh perusahaan inti disebutkan secara detail pada butir 4. 3 Jika peternak mengalami kerugian, pemotongan untuk pembayaran peralatan kandang tidak dilakukan. 4 Dibayar lunas dalam satu kali panen, kecuali hasil panen tidak menutupi. diantar ke lokasi peternakan sedangkan harga sapronak DOC, pakan, obat dan vaksin ditentukan dan diketahui oleh peternak setelah pembayaran hasil panen ayam ras pedaging. Di Kabupaten Karanganyar, sebagian besar 75 persen peternak mampu membeli peralatan kandang sendiri sedangkan sapronaknya dikredit dari perusahaan inti. Dalam praktek di lapang diketahui bahwa kewajiban perusahaan inti untuk menyediakan sarana produksi ternak sudah dilakukan dengan baik, artinya DOC, pakan dan obat-obatan dikirim sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan. Hal ini juga dibuktikan oleh persepsi peternak peserta kemitraan yang menunjukkan bahwa dalam prosedur jadwal penyaluran DOC, 62.5 persen responden mempunyai persepsi positif atau mendukung, 25 persen responden mempunyai persepsi negatif dan 12.5 persen responden mempunyai persepsi netral. Untuk penyaluran pakan, sebanyak 75 persen responden mempunyai persepsi positif dan 12.5 persen mempunyai persepsi negatif sedangkan 12.5 persen lainnya bersikap netral. Sedangkan untuk penyaluran obat dan vaksin, seluruh responden mempunyai persepsi yang positif karena obat dan vaksin disalurkan kepada peternak mitra sesuai dengan jadwal pemberian obat dan vaksin pada ternak Tabel 12. Tetapi rata-rata dari lima kali pengiriman, terdapat satu kali 20 persen pengiriman DOC dan pakan yang dikirim tidak sesuai dengan harapan peternak. Peternak menghendaki DOC kualitas platinum tetapi dikirim DOC kualitas gold . Sedangkan untuk pakan ternak, kadang-kadang perusahaan inti mengirimkan pakan yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas pakan ini terlihat dari rendahnya pertumbuhan bobot ayam hidup. Untuk menghadapi kondisi ini peternak tidak dapat mengajukan keberatan complaint kepada perusahaan inti karena dalam surat perjanjian tidak disebutkan jenis DOC dan pakan yang harus dikirim oleh perusahaan inti. Tanggapan peternak terhadap penentuan harga input khususnya sapronak, kurang baik persepsi negatif karena harga sapronak ditentukan dan diketahui setelah terjadi pembayaran hasil panen ayam ras pedaging. Peternak merasa bahwa harga sapronak yang diberikan terlalu tinggi bila dibandingkan harga sapronak di pasar sehingga keuntungan yang dipeoleh peternak menjadi berkurang Tabel 12. Tabel 12. Persepsi Responden Peternak Mitra terhadap Pelaksanaan Kemitraan No Prosedur Persepsi Positif Negatif Netral 1 Jadwal Penyaluran Sapronak 1. DOC 2. Pakan 3. Obat dan Vaksin 10 62.5 12 75 16 100 4 25 2 12.5 2 12.5 2 12.5 2 Pembinaan dan Pelatihan 16 100 3 Pembagian Hasil 2 12.5 12 75 2 12.5 4 Pemberian Insentif 8 50 8 50 Keterangan: Angka dalam kurung merupakan persentase dari total responden 2. Kontrak perjanjian menyebutkan bahwa perusahaan inti wajib untuk membeli semua hasil produksi ternak dari peternak mitra. Pada kenyataannya, pembeliaan ayam ras pedaging tidak seluruhnya ditampung dibeli oleh perusahaan inti. Hal ini terkait dengan sistem pembelian ayam ras pedaging dari perusahaan inti kepada pedagang perantara. Sistem pembelian ayam ras pedaging dari perusahaan inti kepada pedagang perantara dilakukan melalui penerbitan DO delivery order oleh perusahaan inti yang kemudian digunakan sebagai bukti pengambilan ayam-ayam ras pedaging di peternakan- peternakan peternak plasma. Pedagang perantara datang langsung ke lokasi peternakan dan melakukan penyortiran terhadap ayam-ayam tersebut dan ayam ras pedaging yang diambil dibeli adalah ayam yang tidak cacat dan memiliki berat per ekor sebesar 1.19 kg sampai dengan 1.9 kg. Hal ini berarti, terkait dengan kontrak perjanjian, bahwa tidak semua ayam ras pedaging ditampung oleh perusahaan inti karena selalu ada dalam jumlah yang kecil ayam-ayam sortir. Harga pembelian ayam ras pedaging sudah ditetapkan oleh perusahaan inti saat penandatanganan kontrak. Harga kontrak merupakan harga prediksi yang dibuat oleh perusahaan inti. Saat panen, seringkali terjadi selisih antara harga kontrak dengan harga yang berlaku di pasar. Jika terjadi selisih harga kontrak, dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar, maka peternak akan memperoleh insentif berupa peningkatan harga sebesar 15 persen sampai dengan 40 persen dari selisih harga. Insentif diberikan oleh perusahaan inti langsung kepada peternak bersamaan dengan pemberian uang hasil penjualan ayam ras pedaging. Penentuan selisih harga dan pemberian besarnya insentif sepenuhnya merupakan wewenang dari perusahaan inti sedangkan peternak mitra hanya bertindak sebagai penerima. Peternak yang merasa diuntungkan dengan adanya insentif ini sebesar 50 persen dan yang merasa dirugikan sebesar 50 persen Tabel 12. Peternak yang merasa diuntungkan berpendapat bahwa pemberian insentif, cukup menolong peternak dari tingginya perbedaan harga dibandingkan jika mereka harus menerima harga kontrak saja. Sedangkan peternak yang merasa dirugikan berpendapat bahwa insentif yang diberikan terlalu rendah karena peternak hanya mendapatkan 15 persen sampai dengan 40 persen dari selisih harga yang tertuang dalam kontrak dan harga pasar yang terjadi. Artinya peternak plasma akan selalu menerima harga jual yang lebih rendah dibandingkan peternak mandiri. Selain penetapan harga, masa panen juga ditentukan secara sepihak oleh perusahaan inti. Hal ini biasanya dilakukan pada saat harga ayam ras pedaging sedang tinggi, sehingga untuk memanfaatkan kondisi ini agar perusahaan inti memperoleh keuntungan yang besar maka peternak dipaksakan untuk melakukan pemanenan, walaupun terkadang bobot ayam masih terlalu kecil untuk dipanen 1.2 kgekor. Panen yang dipercepat ini seringkali merugikan peternak karena bobot ayam yang kecil ini menyebabkan nilai jualnya belum mampu menutup biaya operasionalnya tidak mencapai break even point. 3. Perusahaan inti wajib memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap peternak mitra sesuai dengan standar perusahaan. Perusahaan inti telah memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap peternak plasma dengan baik. Bimbingan dan penyuluhan ini dilakukan dengan cara menyediakan tenaga penyuluh TS yang ahli dalam proses pra produksi dan proses produksi ayam ras pedaging bagi peternak-peternak mitra. Bimbingan yang dilakukan berupa bimbingan untuk berusahaternak sehingga hasil ternak menjadi maksimal seperti pemakaian sekam di kandang, pemberian air gula merah sesaat setelah DOC tiba di kandang, jarak atau waktu pemberian pakan dan waktu untuk pemberian obat atau vaksin pada ayam ras pedaging. Tenaga penyuluh TS juga melakukan pengontrolan tingkat kematian ayam dan bobot ayam yang telah dicapai. Dalam hal pemberian bimbingan tentang tata cara berusahaternak yang baik ini, 100 persen peternak menyatakan puas dengan adanya bimbingan yang diberikan perusahaan inti Tabel 12. 4. Peternak mitra wajib menyediakan kandang yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Kandang yang sesuai dengan keinginan perusahaan mempunyai standar yang sama. Standar ini harus dipenuhi oleh peternak demi tercapainya hasil yang maksimal. Ada tiga aspek pendukung dalam pendirian kandang ayam ras pedaging yaitu: 1 aspek struktural, antara lain mencakup tentang bahan atau komponen untuk membuat kandang yaitu kandang harus terbuat dari 75 persen bambu, 15 persen genting dan 10 persen besi dan pasir, 2 aspek fungsional yang mencakup tentang bentuk kandang yaitu kandang harus berbentuk panggung, membujur timur barat, mempunyai lubang angin, harus ada lubang-lubang kecil untuk pembuangan kotoran ayam, dan 3 aspek lingkungan yaitu kandang yang digunakan harus tersedia air bersih, ada jaringan listrik, ada jalan masuk truk, tidak mengganggu pemukiman penduduk ± 2 kilometer dari pemukiman penduduk, mempunyai tenaga kerja yang memadai dan memiliki sertifikat tanah 5 . Dari hasil pengamatan terlihat bahwa semua peternak telah memenuhi standar yang disyaratkan perusahaan inti 6 . 5. Peternak mitra wajib mengelola ayam ras pedaging sesuai dengan standar perusahaan, baik dari segi pakan, obat-obatan dan perlakuan lainnya. Ayam ras pedaging harus dikelola dengan baik sesuai dengan bimbingan dari 5 Sertifikat tanah dijadikan agunan untuk pengajuan kredit pada perusahaan inti. 6 Perusahaan inti tidak akan membuat perjanjian kemitraan jika salah satu persyaratannya tidak dipenuhi. perusahaan. Pengelolaan ini antara lain pemberian pakan yang sesuai dengan ukuran tidak lebih dan tidak kurang, pemberian vaksin sesuai dengan waktunya dan pemberian pemanas untuk ayam yang masih muda. Dari hasil penelitian terlihat bahwa semua pengelolaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan inti telah dilaksanakan oleh peternak, karena selama proses pemeliharaan ayam ras pedaging, peternak selalu didampingi oleh TS yang sekaligus bertindak sebagai pengawas dari perusahaan inti. 6. Peternak mitra wajib menjual semua produksi ternak kepada perusahaan inti. Setelah masa panen tiba, peternak akan menjual ayam-ayam ras pedaging kepada perusahaan inti dan peternak tidak bisa menjualnya kepada pihak lain. Untuk ayam-ayam sortir yang tidak dibeli oleh perusahaan inti, biasanya akan dikonsumsi sendiri oleh peternak atau dibagi-bagikan kepada tetangga Akibat dari pelaksanaan perjanjian kontrak yang tidak ditepati oleh perusahaan inti menyebabkan para peternak mitra di Kabupaten Karanganyar keluar dari kemitraan peternak yang cukup modal atau berpindah ke perusahaan inti lain 7 . Hal ini menunjukkan bahwa program kemitraan peternak dengan perusahaan inti di Kabupaten Karanganyar tidak sepenuhnya berhasil diterapkan. Dari uraian sebelumya terlihat bahwa konflik seringkali disebabkan oleh adanya sifat opportunisme dari perusahaan inti, yakni mencari keuntungan sebesar- besarnya bagi dirinya sendiri. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Simatupang 1997, bahwa kepatuhan terhadap kesepakatan credible commitment merupakan kunci keberhasilan dari suatu program kemitraan. Dalam kasus kemitraan 7 Pada umumnya, perusahaan inti di Kabupaten Karanganyar memiliki perilaku yang relatif sama. Hal ini dilakukan peternak dengan motif “mencoba-coba”. peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Karanganyar ini, pihak yang tidak mematuhi kesepakatan justru lebih sering dilakukan oleh perusahaan inti.

5.6. Manfaat Kemitraan bagi Peternak