Hal ini ditunjukkan oleh ratio keuntungan pemasaran terhadap biaya pemasaran yang diperoleh pedagang perantara pola mandiri lebih besar
dibandingkan dengan pedagang perantara pola kemitraan. Sedangkan jika dilihat dari efisiensi harganya, pasar ayam ras pedaging di Kabupaten
Karanganyar pada jangka pendek tidak terintegrasi tidak efisien namun pada jangka panjang terjadi integrasi pasar efisien antara pasar di tingkat pengecer
dengan pasar tingkat produsen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai IMC lebih besar dari 1 1.40 dan nilai d
2
lebih kecil atau sama dengan 1 0.408.
7.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dirumuskan butir-butir saran sebagai berikut:
1. Untuk penelitian pemasaran selanjutnya disarankan untuk meneliti sampai ke
konsumen akhir yang ada di luar wilayah Surakarta. Sedangkan untuk penelitian produksi usahaternak disarankan mempertimbangkan aspek skala
usaha kecil, menengah, besar. 2.
Sebaiknya pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar menjalankan fungsi pengawasan terhadap kontrak dan pelaksanaan kerjasama kemitraan yang
dilakukan peternak dengan perusahaan inti untuk memperkecil persepsi dan partisipasi negatif peserta kemitraan terutama dalam hal pembagian hasil dan
pemberian insentif.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A. dan B. Rachman. 1994. Aspek Penyaluran Sapronak, Pemasaran Hasil dan Pola Kerjasama dalam PIR Perunggasan di Jawa Barat dan
Jawa Timur. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 122: 38-49. Alamsyah, I. 1997. Membandingkan Perbedaan Pola Kemitraan dalam
Pengembangan Karet Alam: Suatu Analisis Kelembagaan Studi Kasus di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Tesis Magister
Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
BPS. 2006. Statistik Indonesia 20052006. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Cahyono, H. 2006. Penerapan Manajemen Operasi pada Sarana Produksi Ternak
Ayam Pedaging ”Koloboyo Farm”. Program Pascasarjana, Universitas Islam Batik Surakarta, Solo.
Dahl, D. C. and J. Hammond. 1977. Market and Price Analysis: The Agricultural Industries. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Ditjen Peternakan. 2002. Statistik Peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
---------------------. 2005. Statistik Peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
Downey, W. D. dan S. P. Erickson. 1989. Manajemen Agribisnis. Erlangga, Jakarta.
Elieser, S. 2000. Analisis Ekonomi Kelembagaan Kemitraan dalam Sistem Pengembangan Usahaternak Domba pada Lahan Kering, di Provinsi
Sumatera Utara. Tesis Program Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Henderson, J.M. and R.E. Quandt. 1980. Microeconomic Theory: A Mathematical Approach. McGRaw-Hill International Book Company, London.
Henderson, J.V. and W. Poole. 1991. Principles of Microeconomics. D.C. Heath and Company, Lexington.
Hoesin, W. 1994. Pemasaran Hasil-hasil Pertanian di Lahan Kering dan Kemiskinan di Pedesaan Kabupaten Grobogan. Tesis Magister Sains.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hutabarat, B. dan B. Rahmanto. 2004. Dimensi Oligopsonistik Pasar Cabai
Merah. Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness, 41: 45-56.
Hutagaol, P.M. dan Erwidodo. 1998. Keunggulan Komparatif Pangan dalam Rangka Pemantapan Kemandirian Pangan. Kerjasama Lembaga
Penelitian IPB dengan Proyek Peningkatan Kesehatan dan Ketahanan Pangan, Kantor Menteri Negara Urusan Pangan, Jakarta.
Hyman, D.N. 1997. Microeconomics. Irwin McGraw-Hill, New York. Ilham, N., K. Kariyasa dan B. Wiryono. 2002. Suatu Pemikiran tentang Analisis
Penawaran dan Permintaan Beberapa Jenis Daging di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 201: 25-40.
Iskandar, S., E. Purwantono, K. Mudikdjo, B. Wibowo, Desmayati dan T. Antawidjaja. 1993. Analisa Ekonomi Tataniaga Ayam Ras Pedaging
pada Pengusaha Kecil di Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, 62: 39-44. Kayana, I.G.N. 1995. Analisis Kelembagaan dan Efisiensi Usahaternak Ayam
Broiler di Bali dalam Kaitannya dengan Keppres No 22 Tahun 1990 Studi Kasus di Kabupaten Klungkung. Tesis Magister Sains.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kohls, R. L. 1975. Marketing of Agricultural Product. The Mac Millan Co., New York.
Limbong, W. H. dan P. Sitorus. 1988. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Nicholson, W. 1999. Microeconomics Theory: Basic Principles and Extensions.
Mc Graw-Hill Book Company, New York. Novian. 2006. Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Ras Pedaging dengan
Meningkatkan Pendapatan Peternak melalui Kemitraan di Kota Pekanbaru. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Purba, H.J. 1999. Keterkaitan Pasar Jagung dan Pasar Pakan Ternak Ayam Ras di Indonesia: Suatu Analisis Simulasi. Tesis Magister Sains. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Purcell, D. W. 1976. Agricultural Marketing: System, Coordination, Cash and
Futures Prices. Reston Publishing Company Inc., Virginia. Puspitawati, E. 2004. Analisis Kemitraan Antara PT PERTANI PERSERO
dengan Petani Penangkar Benih Padi di Kabupaten Karawang. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rachman, B. dan A. Agustian. 1994. Kajian Ekonomi Kelembagaan Peternak Plasma Ayam Ras Pedaging di Jawa Barat dan Jawa Timur. Jurnal
Agro Ekonomi, 31: 38-49.
Richardson, H. W. 1972. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Terjemahan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rusastra, I.W., Y. Yusdja dan Sumaryanto. 1990. Analisis Kelembagaan Perusahaan Inti Rakyat Perunggasan Nasional. Forum Penelitian Agro
Ekonomi, 82:1-11. Sahari, D. dan A. Musyafak. 2002. Analisis Kelembagaan Pemasaran Menunjang
Pengembangan Agribisnis Jagung di Kawasan Sentra Produksi Sanggau Ledo Kalimantan Barat. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, 52: 26-43.
Saptana. 1987. Kelayakan Ekonomis dan Finansial Usahaternak Ayam Ras Petelur dan Pedaging di Indonesia ditinjau dari Efisiensi Penggunaan
Sumberdaya Domestik. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
---------, R. Sayuti dan K.M. Noekman. 2002. Industri Perunggasan: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 201:
50-64. Sarwanto, C. 2004. Kemitraan, Produksi dan Pendapatan Peternak Rakyat Ayam
Ras Pedaging Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Simatupang, P. 1997. Kemitraan Agribisnis Berdasarkan Paradigma Ekonomi Biaya Transaksi. Makalah Seminar Pemberdayaan Usaha Kecil dalam
Menghadapi Perdagangan Bebas. Universitas Brawijaya, Malang. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sumardjo, S. Jaka dan A.D. Wahyu. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan
Agribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta. Suryana, A., K. Dwiyanto, A. Priyanti, A.R. Setioko, Y. Yusdja dan R.A. Saptati.
2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
Jakarta.
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta.
Tomek, V. G. and K. L. Robinson. 1990. Agricultural Product Prices. Cornell University Press Ithaca, London.
Winandi, R., A. Ratnawati dan H. Siregar. 1994. Kajian terhadap Efisiensi Tataniaga Ayam Pedaging Ras di Wilayah Jabotabek. Mimbar
Sosek, 82: 100-120.
Yusdja, Y. dan B. Saragih. 1983. Skala Usaha dan Efisiensi Ekonomi Relatif Usahaternak Ayam Petelur. Jurnal Agro Ekonomi, 31: 30-41.
------------, P. U. Hadi, R. Sayuti, A. Syam, H. Malian, Wirawan, Andriati, B.
Rahmanto dan H. Tarigan. 1996. Dampak Deregulasi dan Prospek Pengembangan Komoditas Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
------------, M. Siregar, N. Ilham, Andriati, B. Prasetyo, H. Tarigan, Roosgandha dan R. Sajuti. 1997. Deregulasi Sektor Pertanian dan Prospek
Pengembangan Komoditas Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor.
Lampiran 1. Marjin Pemasaran Ayam Ras Pedaging Pola Mandiri pada Saluran Pemasaran
Pertama
Uraian RpKg Distribusi
Marjin Kontribusi Thd
Harga Konsumen Peternak
Harga Jual
6 833.30
62.83 Pedagang Pengumpul