Kesimpulan Yurisdiksi European Court Of Human Rights Terkait Implementasi Putusannya Di Inggris Menurut Hukum Internasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan yang btelah dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. European Court of Human Rights adalah organ yang memiliki fungsi yudisial yakni memberikan putusan terkait pelanggaran HAM yang terkandung dalam European Convention on Human Rights ECHR. ECtHR adalah organ dari Council of Europe yang tidak lain adalah organisasi regional eropa yang memfokuskan diri pada pemajuan demokrasi, HAM dan Rule of Law dan telah memiliki anggota yang berjumlah 47 negara yang telah menandatangani serta meratifikasi ECHR. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, ECHR memiliki yurisdiksi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 32 ECHR antara lain adalah yurisdiksi dalam hal Aplikasi penerapan Interpretasi penafsiran terhadap Konvensi dan Protokol Tambahannya serta yurisdiksi Advisory Opinion Pendapat Nasihat berdasarkan Pasal 47 untuk menerima permintaan dari Komite Menteri atau Negara-negara Pihak yang berkaitan dengan penafsiran konvensi. 2. Menurut Pasal 46 1 ECHR negara harus mematuhi putusan akhir ECtHR dimana negara tersebut menjadi pihak dalam suatu kasus. Adapun bentuk-bentuk umum dalam implementasi putusan ECtHR yakni Pertama, Penggunaan Langkah Umum Adoption of General Measures yang dapat melalui Tindakan yang diambil Negara Termohon, Tindakan yang diadopsi Negara yang bukan Pihak dalam Putusan serta Pengaturan Kelembagaan dalam Negara untuk Melaksanakan Putusan Pengadilan. Kedua, dapat dilakukan melalui Penggunaan Langkah Individual Adoption of Individual Measures yang dapat berupa Penghentian pelanggaran yang sedang berlangsung, Restitutio in integrum, dan Just satisfaction Penebusan Setimpal. Dalam mengawasi pelaksanaan putusan tersebut, berdasarkan Pasal 39 paragraf 4 ECHR, organ khusus dari Council of Europe yang berfungsi mengawasi implementasi putusan di Negara-negara penandatangan adalah Committee of Ministers Komite Menteri namun dalam pelaksanaannya dapat dibentuk organ CoE lainnya. 3. Inggris adalah salah satu negara pertama yang menandatangani ECHR yakni pada tanggal 4 November 1950 dan menjadi Negara pertama yang meratifikasnya yakni pada tanggal 8 Maret 1951. Menurut HI, sejak saat ratifikasi itu, Inggris yang telah terikat oleh ketentuan- ketentuan ECHR, harus melaksanakan ketentuan tentang pematuhan putusan ECtHR yang tercantum dalam pada paragraf 1 Pasal 46 ECHR. Namun dari segi praktis, menurut konsep kedaulatan Negara, Inggris dapat melakukan transformasi hukum yakni dengan membentuk Human Rights Act 1998 yang melegitimasi putusan ECtHR di Inggris berdasarkan Bagian 2. Berdasarkan ketentuan inilah, Inggris menindaklanjuti putusan ECtHR melalui lembaga yudisial atau pengadilan dalam negeri. Selain itu, Inggris juga membentuk Joint Committee on Human Rights JCHR yang bertugas untuk memfasilitasi penerapan putusan ECtHR di Inggris. Oleh karena itu putusan ECtHR di Inggris tidak dapat langsung diterapkan terhadap legislasi Inggris atau tidak memiliki dampak langsung dirrect effect, melainkan harus melewati pemeriksaan pada pengadilan dalam negeri Inggris terlebih dahulu. Adapun yurisdiksi ECtHR tercermin melalui putusannya yang dapat berupa pelaksanaan penebusan setimpal, petunjuk kemungkinan pelaksanaan dalam putusan, putusan kedua dari permasalahan yang sama, serta Pilot-Judgment Procedure atau Putusan Perintis.

B. Saran