Sejarah Terbentuknya European Court of Human Rights

aktivitas, hubungan, status orang atau kepentingan orang-orang tentang kekuasaan. Jurisdiction to adjudicate suatu kedaulatan entitas kekuasaan terhadap orang atau entitas untuk diproses di pengadilan atau peradilanadministrasi dengan tujuan untuk memutuskan terjadinya pelanggaran hukum. jurisdiction to enforce adalah kedaulatan entitas kekuasaan untuk melaksanakan atau memaksa memenuhi atau memutuskan tidak melakukan menurut hukum atau peraturan, apakah dilakukan melalui pengadilan atau dilakukan oleh eksekutif, administratif polisi, atau tindakan non-yudisial lainnya. Dari pendapat-pendapat sarjana dan sumber-sumber lain diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi yurisdiksi terdiri dari definisi yang sempit dimana hanya Negara yang memiliki yurisdiksi berkaitan dengan kedaulatannya, serta definisi yang lebih luas dimana yurisdiksi adalah bentuk dari kekuatan atau kompetensi atau kewenangan. Ini berarti bahwa yurisdiksi menggambarkan kompentensi untuk mengendalikan dan mengubah hubungan hukum dari subjek-subjek pada kompetensi itu dan penerapan dari norma hukum. 95

B. Sejarah Terbentuknya European Court of Human Rights

HAM telah lama menjadi bahan kajian teori maupun praktik, baik pembicaraan mengenai hakikat hingga kepada esensi penegakkan perlindungan terhadapnya. Dalam pengkajian hakikat dan esensi tersebut, muncul pendapat dari 95 Patrick Capps, Malcolm Evans, Stratos Konstadinidis, Asserting Jurisdiction International and European Legal Perspectives, Oregon:Hart Publishing 2003, hlm.4 berbagai pandangan yang masing-masing menekankan pada suatu aspek tertentu. Beberapa diantara pandangan-pandangan tersebut antara lain : a. John Locke Menurut John Locke, hak adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang alami. Artinya, hak asasi manusia yang dimiliki oleh manusia sifatnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga besifat suci. b. Franz Magnis Suseno Hak asasi manusia adalah hak-hak manusia tidak seperti yang diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif, tetapi dengan martabat sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia adalah manusia. c. Miriam Budiardjo Miriam Budiardjo membatasi gagasan hak asasi manusia sebagai hak asasi manusia yang telah diperoleh dan dilakukan bersamaan dengan lahirnya atau kehadiran di masyarakat. 96 Kajian mengenai HAM mulai berkembang pesat ketika berakhirnya Perang Dunia II 1939-1945. Dalam perspektif sejarah, penghormatan HAM telah dilaksanakan lewat Piagam Madinah tahun 622 M. 97 96 100 Pengertian Hak Asasi Manusia menurut Para Ahli, Setelah itu banyak lahir pernyataan-pernyataan dan instrumen-instrumen hukum dari berbagai http:www.dosenpendidikan.com100-pengertian-hak-asasi-manusia-menurut-para-ahli para.5, 10, dan 11, terakhir diakses tanggal 12 Januari 2015 97 Masyhur Effendi, Taufani S.Evandri, op.cit, hlm.47 belahan dunia lainnya antara lain Magna Charta 1679, Bill of Rights 1776, Declaration des Droits l’Hommes et du Citoyen 1789. Seiring perkembangannya, isu HAM tidak lagi menjadi suatu masalah yang secara eksklusif merupakan kewenangan dalam negeri dari Negara, namun yang sekarang diakui, HAM telah menjadi masalah yang diatur baik oleh hukum nasional maupun Hukum Internasional dan tidak menjadi yurisdiksi dalam suatu Negara. United Nations Declaration of Human Rights atau Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB DUHAM yang dibentuk tahun 1948 merupakan dokumen HAM internasional yang merupakan komitmen Negara- negara dunia terutama setelah berakhirnya perang dunia kedua. Pentingnya perlindungan dan penghormatan HAM lantas ditegaskan dalam konsideran DUHAM : “Whereas it is essential, if man is not to be compelled to have recourse, as a last resort, to rebellion against tyranny and oppression, that human rights should be protected by the rule of law” 98 Sebagai sebuah pernyataan atau piagam, DUHAM hanya merumuskan secara moral, belum secara yuridis walau dinilai telah memberi pengaruh moril, politik dan edukatif yang sangat besar. Sejalan dengan hal tersebut, HAM dalam instrumen hukum, tetap dikembangkan dengan dibentuknya berbagai Perjanjian Internasional yang lebih rinci antara lain, International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ICESCR atau Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, International Covenant on Civil and Political Rights ICCPR atau Konvenan Internasional 98 United Nations, loc.cit. tentang Hak Sipil dan Politik tahun 1966. 99 Hal ini sesuai dengan tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian dan kemanfaatan. 100 Perkembangan ini lantas menggerakkan kesadaran di berbagai belahan dunia lain, untuk membentuk instrumen hukum dalam perlindungan HAM termasuk di tingkat nasional dan regional salah satunya di tingkat Eropa. Sehubungan dengan hal tersebut, pembentukan European Court of Human Rights ECtHR atau Mahkamah Hak Asasi Eropa merupakan organ dari Council of Europe CoE atau Dewan Eropa yang sasarannya adalah, inter alia, penguatan demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Rule of Law. 101 CoE Conseil de lEurope, Consejo de Europa, Europarat, Consiglio dEuropa terbentuk dengan ditandatanganinya Treaty of London atau Statute of Council of Europe pada tanggal 5 Mei tahun 1949 oleh sepuluh Negara yakni “the Kingdom of Belgium, the Kingdom of Denmark, the French Republic, the Irish Republic, the Italian Republic, the Grand Duchy of Luxembourg, the Kingdom of the Netherlands, the Kingdom of Norway, the Kingdom of Sweden and the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland. 102 99 Semua pihak dalam ECHR adalah juga termasuk pihak dalam ICCPR. CoE merupakan organisasi Inter-Governmental antar-pemerintah oleh karena anggota organisasi ini terdiri dari pemerintah yang mewakili negara secara resmi. 100 Pendapat Gustav Radbruch dalam Ahmad Zaenal Fanani, Teori Keadilan dalam Perspektif Filsafat Hukum dan Islam, diunduh dari http:www.badilag.netdataARTIKELWACANA20HUKUM20ISLAMTEORIKEADILAN20PER PEKTIF20FILSAFAT20HUKUM20ISLAM.pdf, 101 Council of Europe, Statute of the Council of Europe, 1949, Pasal 3, Bab II 102 Ibid, para.1 CoE adalah lembaga tertua yang memiliki peran signifikan dalam mempromosikan HAM di tingkat Eropa. 103 Sebagai organisasi Internasional yang memiliki internasional legal capacity, CoE dapat membuat perjanjian internasional dengan subjek HI lainnya, salah satunya adalah dengan Uni Eropa. CoE adalah organisasi Internasional regional Eropa pertama dan khusus membidangi hal-hal sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 3 Statute of Council of Europe sedangkan Uni Eropa dibentuk berdasarkan Treaty on European Union dan lebih berfokus pada kemajuan ekonomi regional, seperti mempromosikan pasar antar negara anggota atau melestarikan, melindungi, peningkatan kualitas lingkungan. Pada tahun-tahun pertamanya, keanggotaan CoE terbatas pada Negara-Negara Demokrasi Eropa terkecuali Spanyol dan Portugis sampai pada pertengahan 1970an. Dalam perkembangannya saat ini anggota CoE telah berjumlah 47 negara termasuk semua anggota European Union atau Uni Eropa. 104 Namun keduanya memiliki tujuan yang sama yakni menyatukan Eropa dalam suatu komunitas regional di berbagai bidang kehidupan. Jadi, walaupun memiliki hubungan yang erat dengan Uni Eropa, CoE bukanlah bagian dari Uni Eropa. 105 Adapun kerjasama-kerjasama yang dilakukan CoE dan UE antara lain: a. Memorandum of Understanding between the Council of Europe and the European Union 2007 b. Council of Europe - European Union: A sole ambition for the 103 Ibid, hlm.135 104 Penelope Kent, Law of the European Union, Great Britain: Longman, 2001, hlm.4 105 Duke University School of Law, Council of Europe, http:law.duke.edulibresearchguidescouncileurope terakhir diakses tanggal 11 Januari 2015 European continent” - Report by Jean-Claude Juncker 2006 c. Compendium of texts governing the relations between the Council of Europe and the European Union 2001 d. Agreement on co-operation between the European Union Agency for Fundamental Rights and the Council of Europe 2008 106 e. Dan menggelar High-level Political Dialogue Meetings between the UE and the Council of Europe former Quadripartite Meetings Selain kemampuan menjalin kerjasama dengan orgaisasi lain, sebagai organisasi Internasional CoE memiliki beberapa organ untuk menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi. Adapun organ-organ awal yang dibentuk CoE yakni The Committee of Ministers Komisi Menteri dan The Parliamentary Assembly Majelis Parlemen sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 10 Statuta Council of Europe. a. The Committee of Ministers Komisi Menteri Komite ini adalah organ dengan karakter tradisional, dapat dikatakan, bersifat kepemerintahan. 107 Komite Menteri dibentuk dari Menteri Luar Negeri masing-masing Negara anggota. 108 106 The Council of Europes Relations with the European Union, Dalam kerjasama dengan Majelis Parlemen, komisi ini menjadi pengawal nilai dasar CoE, dan bertugas mengamati kesesuaian Negara anggota terhadap kewajibannya. Komisi Menteri juga membantu masalah kebijakan bersama Steering Committee for Human Rights yang terbentuk dari wakil 47 Negara-negara anggota dimana setiap Negara anggota berhak atas satu hak suara. http:www.coe.inttderEU_en.asp terakhir diakses tanggal 12 Februari 2015 107 D.W Bowett, Hukum Organisasi Internasional, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hlm.219 108 Dikutip dari http:www.coe.inttcmaboutCM_en.asp terakhir diakses tanggal 10 Januari 2015 Komisi Menteri ini, setelah ECtHR terbentuk, bertugas untuk mengawasi penegakkan putusan ECtHR berdasarkan Pasal 46 ECHR. Fungsi utama Komite ini adalah menjamin Negara-negara anggota menaati putusan dan ketetapan pengadilan. b. The Parliamentary Assembly Majelis Parlemen Majelis Parlemen dibentuk dari kelompok perwakilan dari parlemen nasional Negara-negara anggota saat ini terdapat 636 anggota. Jika dalam Komite Menteri setiap Negara-negara anggota memiliki satu hak suara, dalam Majelis Parlemen ini setiap Negara tergantung pada populasinya, telah memiliki antara 2-18 perwakilan, yang menyediakan refleksi keseimbangan pada tekanan politik yang mewakili parlemen nasional. Maka setiap Negara anggota tinggal memutuskan bagaimana menentukan atau memilih perwakilannya. Contohnya Inggris, menunjuk Perdana Menteri. Majelis Parlemen memilih agendanya sendiri dan merekomendasikan kebijakan untuk mengadopsi yang nantinya akan dilanjutkan kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti. Selain itu, dalam rangka pengembangan lebih lanjut pelaksanaan hukum Hak Asasi Manusia, dibentuk pula Committee of Experts on Human Rights yang bertugas, antara lain : a. Mendata pelaksanaan sistem pengawasan dari konvensi dan mempercepat tata kerjanya demi terciptanya perlindungan individu lebih nyata; b. Membawa Konvensi HAM Eropa sejalan dengan Konvensi Hak-Hak Sipil dan Politik PBB; dan c. Promosi terciptanya kesadaran Eropa lebih tinggi di lingkungan nasional, internasional, dan juga di kalangan masyarakat umum. CoE menghasilkan banyak perjanjian-perjanjian HAM yang penting, dan yang paling awal dan menonjol adalah Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedom atau European Convention on Human Rights ECHR yang ditandatangani di Roma pada 4 November 1950. ECHR berlaku pada bulan September 1953 dan sampai Tahun 2014 telah memiliki sembilan Protokol Tambahan dan telah ditandatangani oleh 47 negara-negara Eropa. Kecuali Belarus dan Vatikan, seluruh Eropa saat ini berada dalam sistem perlindungan Konvensi. 109 Dalam Mukadimah Konsideran atau Pertimbangan Hukum pada konvensi tersebut menegaskan: “ ... Considering that the aim of the Council of Europe is the achiement of greater unity between its members and that one of the methods by which that aim is to be pursued is the maintenance and further realization of the Human Rights and Fundamental Freedom,” dan “...have a command heritage of political tradition, ideas, freedom and the rule of law to take the first steps for the Universal Declaration”. Dari mukadimah tersebut, terbukti bahwa perekat utama bangsa-bangsa Eropa ialah merasa memiliki persamaan pandangan dalam tradisi, ide, sejarah, dan politik. 110 109 Alice Donald, Jane Gordon, Philip Leach, op.cit, hlm.10 Perjanjian HAM regional yang melindungi hak sipil dan politik yang mendasar, tercipta sebagai tindakan dukungan melawan pengulangan 110 Masyhur Effendi, Taufani S.Evandri, op.cit, hlm. 118 pelanggaran HAM. Pihak yang menandatangani perjanjian tersebut juga bertujuan untuk mendorong perluasan demokrasi dalam komunisme Eropa dan menekan penyebaran ideologi kediktatoran dan ketotalitarianan di bagian Eropa yang lain. 111 Untuk memperjelas isi konvensi maka diperlukan protokol yang berisi berbagai rincian yang belum tercantum di dalam konvensi. Adapun seluProtokol Tambahan ECHR yaitu : a. Protokol Pertama 112 b. Protokol Kedua Protokol Nomor 4 , berisi hak-hak dan kebebasan fundamental seperti perlindungan hak terhadap properti dan hak untuk pendidikan 113 c. Protokol Ketiga Protokol Nomor 6 , melindungi hak-hak dan kebebasan fundamental tertentu selain yang telah tercantum dalam Konvensi dan dalam Protokol Tambahan pertama seperti Kebebasan untuk Bergerak dan Pelarangan Pengusiran dari Kewarganegaraan 114 d. Protokol Keempat Protokol Nomor 7 , berisi tentang penambahan perlindungan HAM dalam Konvensi yakni penghapusan Hukuman Mati 115 111 Ibid. hlm. 136 , berisi melengkapi hak-hak dan kebebasan yang telah ada pada Konvensi dan protokol-protokol sebelumnya, seperti kompensasi untuk penghukuman yang salah serta hak untuk tidak diadili dua kali 112 Berlaku pada tanggal 18 Mei 1954 113 Berlaku pada tanggal 2 Mei 1968 114 Berlaku pada tanggal 1 Maret 1985 115 Berlaku pada tanggal 1 November 1988 e. Protokol Kelima Protokol Nomor 12 116 f. Protokol Keenam Protokol Nomor 13 , berisi pelarangan terhadap diskriminasi 117 g. Protokol Ketujuh Protokol Nomor 14 , berisi pengembangan pengaturan yang berkaitan dengan penghapusan hukuman mati pada semua keadaan 118 h. Protokol Kedelapan Protokol Nomor 15 , amandemen ketentuan tertentu untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dari sistem kontrol jangka panjang, yakni dengan membuat pengaturan yang lebih mengenai pengawasan pelaksanaan putusan ECtHR 119 i. Protokol Kesembilan Protokol Nomor 16 berisi tentang prinsip subsidiaritas dan margin of appreciation berkaitan dengan tanggung jawab Negara dalam melindungi hak dan kebebasan yang ditetapkan dalam Konvensi dan Protokol tambahan. 120 Mengenai kaitannya dengan HI, ECHR diinspirasi dan dipengaruhi oleh DUHAM. berisi penambahan kompetensi Pengadilan untuk memberikan pendapat nasihat untuk menambah interaksi antara Pengadilan dan otoritas nasional. 121 116 Berlaku pada tanggal 1 April 2005 Selain sebagai konvensi regional, dalam bagian konsideran, konvensi tersebut juga dibentuk dengan mempertimbangkan DUHAM yang diproklamirkan oleh Majelis Umum Pada 10 Desember 1948. Dalam 117 Berlaku pada tanggal 1 Juli 2003 118 Berlaku pada tanggal 1 Juni 2010 119 Diresmikan pada tanggal 26 April 2013 120 Diresmikan pada tanggal 28 Juni 2013 121 Konsideran European Convention on Human Rights, hlm.5, para. 1 konsideran Konvensi, juga dinyatakan ini bertujuan untuk melindungi pengakuan yang efektif dan universal serta kepatuhan terhadap hak-hak yang dinyatakan dalam Konvensi. 122 Hal ini yang menyebabkan, motif pencetusan HAM negara-negara Eropa, antara lain bertujuan memperkuat Hak Asasi Manusia PBB. 123 Dalam perlindungan hak-hak tersebut, maka dibentuk badan-badan tertentu. Dalam pelaksanaan ECHR, institusi terdiri dari European Commission of Human Rights komisi yang bertugas untuk menyaring pengaduan untuk Pengadilan The European Court of Human Right pengadilan regional yang menjalankan fungsi yudisial terhadap pelanggaran hak-hak yang tercantum di dalam ECHR dan Committee of Ministers badan yang mengawasi pelaksanaan putusan pengadilan. 124 Dasar pendirian European Court of Human Rights ECtHR yakni melalui Pasal 19 ECHR :“To ensure the observance of the engagements undertaken by the High Contracting Parties in the Convention and the Protocols thereto, there shall be set up a European Court of Human Rights, hereinafter referred to as “the Court”. It shall function on a permanent basis.” Pada tanggal 1 November 1998, ketika Protokol 11 diberlakukan, Komisi dihapuskan dan fungsinya digabungkan pada Pengadilan permanen dan sepenuhnya. Kekuatan pembuatan keputusan Komisi ini juga dihapuskan dengan Protokol ini serta 122 Konsideran European Convention of Human Rights mempertimbangkan Universal Declaration of Human Rights yang diproklamirkan oleh Majelis Umum PBB pada 10 Desember 1948. 123 Masyhur Effendi, Taufani S.Evandri, op.cit, hlm.119 124 Javaid rehman, op.cit, hlm. 155 peran Komite Menteri sekarang dibatasi untuk mengawasi pelaksanaan putusan. 125 ECtHR merupakan salah satu dan yang pertama dari beberapa Pengadilan HAM di dunia disamping The Inter American Court of Human Rights 1996 dan African Court of Human and People’s Rights 1981. Namun keunikan yang ditawarkannya adalah ECtHR secara luas dipandang sebagai Pengadilan trans-national yang paling efektif untuk pengaduan yang diajukan oleh perseorangan dan organisasi untuk melawan pemerintah mereka, dan sedikit banyak sering gugatan pelanggaran dilakukan oleh Negara-negara anggota melawan satu sama lain. 126 Mengenai hubungannya dengan Uni Eropa Dengan demikian, Pengadilan HAM yang baru menentukan kedua permasalahan yakni permasalahan diterima atau tidaknya sebuah pengaduan serta tahap proses pengadilan terhadap kasus. 127 125 Council of Europe, European Convention on Human Rights, 1950, BAB II, Pasal 42 kesalahpahaman sering terjadi mengenai permasalahan bahwa ECHR adalah hasil dari dan secara langsung berhubungan dengan Uni Eropa. Prinsip ECHR adalah untuk meningkatkan integrasi Eropa dalam rangka mengeliminasi sebab perang dimasa depan dan untuk itu, Uni Eropa telah mengaksesi Treaty of Rome tahun 1956. Namun, dalam hukum Uni Eropa, Uni Eropa dan institusinya seperti Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Pengadilan Uni Eropa di 126 Steven Greer, The European Counrt of Human Rights, Achievements, Problems and Prospects, Cambridge: Cambridge University Press, 2006, hlm. 1 127 Piagam Hak Fundamental Fundamental Rights diproklamirkan oleh Uni Eropa pada Desember 2000 dan mengikat pada Perjanjian Lisbon yang berlaku pada 1 Desember 2009. Piagam ini mengandung mayoritas hak-hak yang ada dalam ECHR, disamping ada beberapa hak lain yang dicantumkan, dan hak-hak ekonomi dan sosial yang diambil dari European Social Charter 1961 Luxembourg tidaklah secara langsung terikat pada ECHR. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan ketidakseimbangan, bahwa anggota Uni Eropa merupakan subjek ECHR, sedangkan institusi supranasional dimana mereka telah melimpahkan kekuasaannya, tidak. Untuk memperbaiki kejanggalan ini, Uni Eropa telah berkomitmen lewat Treaty of Lisbon, yang berlaku pada tahun 2009 128 untuk menjadi bagian ECHR. Semua 28 anggotanya juga merupakan pihak ECHR dan meratifikasi ECHR dimana secara explisit merupakan syarat aksesi Uni Eropa. Ketika aksesi sepenuhnya dilaksanakan, perseorangan akan dapat membawa pengaduan pelanggaran hak-hak dalam ECHR oleh Uni Eropa kepada ECtHR. Kemungkinan ini juga dibuka oleh CoE melalui Paragraf 2 Pasal 59 Konvensi yang berbunyi “The European Union may accede to this Convention.” Oleh karenanya Uni Eropa menjadi dalam situasi yang sama sebagaimana perseorangan Negara-negara yang Terikat. 129

C. Komponen European Court of Human Rights