Uji organoleptik Soekarto dan Hubeis 2000

46 dan diaduk secara merata selama 2-3 menit sampai terbentuk adonan. Proses pemareman menjadi adonan kemudian adonan dibentuk menjadi makron kenari sesuai ukuran setelah itu makron kenari dipanggang dengan 2 tahapan pada suhu 160 C selama 5 menit dan suhu 135 C selama 20 menit, ini bertujuan untuk menghindari tingkat penggosongan. Setelah itu makron kenari diangkat dan didinginkan dalam suhu ruang dan dimasukkan kedalam toples. Analisis makron kenari meliputi uji organoleptik uji skoring dan perbandingan pasangan, analisis fisik ketebalan, diameter, berat, dan kekerasan makron kenari dan analisis kimia kadar air, protein, lemak, abu, karbohidrat, kalsium, fosfor, serta solubilitas kalsium dan fosfor. Skema proses pembuatan makron kenari dapat disajikan pada Gambar 5.

3.4. Prosedur Analisis

Prosedur analisis pada penelitian ini meliputi karakteristik fisik tepung tulang ikan madidihang terdiri dari rendemen, derajat putih, densitas kamba, daya serap air, dan karakteristik kimia terdiri dari kadar air, abu, protein, lemak, nilai pH, kalsium, fosfor, solubilitas kalsium dan solubilitas fosfor. Pada produk makron kenari dilakukan analisis organoleptik yaitu uji skoring dan uji perbandingan pasangan. Uji fisik yaitu pengukuran berat, ketebalan, diameter, kekerasan, dan uji kimia terdiri dari kadar air, abu, protein, lemak, kadar kalsium, kadar fosfor, solubilitas kalsium dan solubiltas fosfor.

3.4.1. Uji organoleptik Soekarto dan Hubeis 2000

Uji organoleptik untuk makron kenari dalam penelitian ini menggunakan uji skoring. Uji ini berfungsi untuk menilai suatu sifat organoleptik yang spesifik dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan makron kenari hasil formulasi dibandingkan produk komersial perbandingan pasangan. Uji organoleptik dilakukan oleh 30 panelis semi terlatih. 47 Keterangan: bagian yang dimodifikasi Gambar 5 Prosedur proses pembuatan makron kenari Modifikasi UD Falda Ternate 2007 Pemeraman adonan selama 20 menit Pencampuran adonan 1 dan 2 diaduk secara rata Pemanggangan oven suhu 160 °C 5 menit, 135 °C selama 20 menit Pencetakan adonan setebal 2 cm Diameter 3 mm Pendinginan pada suhu kamar Analisis Kimia: Proksimat pH Kalsium Fosfor Solubilitas kalsium Solubilitas fosfor Analisis Fisik: Berat Ketebalan Diameter Kekerasan Makron kenari produk Telur, margarin dan gula dikocok secara merata sampai memutih adonan 1 Tepung terigu, hancuran kenari, tepung tulang ikan madidihang 0,0,8, 1,6, 2,4 dan 3,2 dicampur dan diaduk secara merata adonan 2 48 3.4.1.1 Uji skoring Soekarto dan Hubeis 2000 Pada uji ini diberikan penilaian terhadap mutu sensorik dalam suatu jenjang mutu. Tujuan uji skoring adalah pemberian suatu nilai atau skor tertentu terhadap suatu karakteristik mutu. Pemberian skor dapat dikaitkan dengan hedonik yang jumlah skalanya tergantung pada tingkat kelas yang dikehendaki. Penilaian organoleptik meliputi: penampakan, warna, aroma, rasa dan tekstur dengan nilai berkisar antara 1 sampai 7. Lembar uji organoleptik makron kenari dengan uji skoring dan lembaran uji organoleptik makron kenari tepung tulang ikan madidihang terpilih secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. 3.4.1.2 Uji perbandingan pasangan Soekarto dan Hubeis 2000 Uji perbandingan pasangan adalah uji yang digunakan untuk menentukan kelebihan suatu produk dibandingakan dengan produk contoh lainnya. Makron kenari yang terpilih adalah makron yang paling tinggi nilai rata-ratanya berdasarkan uji skoring. Kemudian makron formulasi dilakukan uji perbandingan pasangan dengan makron komersial yang diproduksi oleh UD Falda Ternate. Parameter yang diuji dalam uji perbandingan pasangan meliputi warna, rasa, kerenyahan, dan penampakan dengan skala -3 sampai 3 -3= sangat buruk, -2= lebih buruk, -1= agak lebih buruk, dan 0= tidak berbeda, +1= agak lebih baik, +2= lebih baik, +3= sangat lebih baik Lampiran 2. Keempat parameter tersebut digunakan untuk mewakili ketertarikan konsumen terhadap produk makron kenari.

3.4.2 Analisis fisik