Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

91

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Perlakuan perebusan tulang dalam asam asetat menghasilkan tepung tulang ikan dengan nilai Ca dan P serta kelarutan Ca dan P tertinggi. Kandungan Ca tepung tulang ikan tertinggi yaitu 163,48 mgg bk dan fosfor 6,25 mgg bk dengan nilai solubilitas terbaik pada pH 2 untuk Ca yaitu 24,75 dan P 1,79. Berdasarkan hasil uji organoleptik, formulasi makron kenari terpilih adalah dengan penambahan tepung tulang 0,8 A 2 dan 1,6 A 4 yang memiliki kandungan Ca berturut-turut sebesar 1,75 dan 3,19 mgg bk; dan P sebesar 1,64 dan 2,47 mgg bk. Hasil uji perbandingan pasangan dua makron kenari formulasi terpilih A 2 dan A 4 dengan makron kenari komersial merek “MM Bakery” yang diproduksi oleh UD Falda Ternate menghasilkan penampakan, warna, kerenyahan dan rasa lebih baik dibandingkan dengan makron kenari komersial. Proses pengolahan dan adanya interaksi dengan komponen lain terutama lemak dan serat pangan, menurunkan persen solubilitas Ca dan P pada produk makron kenari formulasi.

5.2 Saran

Diharapkan dalam penelitian lanjutan perlu dilakukan: a. Pemanfaatan tepung tulang ikan madidihang sebagai sumber kalsium dan fosfor pada produk lain seperti kropuk dan bumbu-bumbu masak. b. Uji bioavailabilitas kalsium dan fosfor dengan teknik in vitro dengan menggunakan teknik multienzim dan in vivo dengan tikus percobaan. c. Penelitian untuk melihat pengaruh metode penepungan dan pengolahan dalam bentuk produk pangan terhadap kandungan kalsium dan fosfor dalam bentuk ion. 92 DAFTAR PUSTAKA Adawyah R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Anggorodi R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Anggraeni D. 2003. Analisa Mineral Plasma Darah. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Anonim. 2000. Department of Health Education and Welfare. United States of America. Anonim. 2001. Badan Statistik Maluku Utara. Buku Profile Industri Kecil dan Menengah - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Maluku Utara Tahun 2001-2003. Anonim. 2002. Kecenderungan Osteporosis Indonesia. Jakarta: Puslitbang Gizi Departemen Kesehatan. Anonim 2007. Produk makron kenari. http:www.malutpost.com. [6 Februari 2007] [AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Methods of Analysis . Washingthon DC. Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Astawan M. 2002. Membuat Mi dan Bihun. Jakarta: Penebar Swadaya. Brody T. 1999. Nutritional Biochemistry. California: Universitay of California at Berkeley. Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wootton N. 1987. Ilmu Pangan. Edisi kedua. Penerjemah: Purnomo H, Adiono. Food Science. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Cahyadi 2005. Analisis Aspek Kesehatan dan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Clydesdale FM. 1988. Minerals : Their chemistry and fate in food. Dalam Smith KT. ed. Trace Mineral in Foods. New York: Marcel Dekker Inc. 93 de Man JM. 1997. Principles of Food Chemistry. Edisi kedua. Penerjemah: Padmawinata K. Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung. Desrosier NW. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi ketiga. Penerjemah : Muljohardjo M. Jakarta: UI-Press. [Ditjen Perikanan] Direktorat Jenderal Perikanan. 1983. Buku Pedoman Hasil Perikanan Laut Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting. Jakarta: Departemen Pertanian. [Ditjen Perikanan] Direktorat Jenderal Perikanan. 1990. Buku Pedoman Hasil Perikanan Laut Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting . Jakarta: Departemen Pertanian. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Statistik Ekspor Hasil Perikanan Indonesia . Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. Dziezak JD. 1987. Applications of food colorants. J. Food Sci. 414; 78-88. Eduardo Lo´pez-Huertas, Birgit Teucher, Julio J Boza, Antonio Martínez-Férez, Gosia Majsak-Newman, Luis Baro, Juan J Carrero, María Gonza´lez- Santiago, Juristo Fonolla, Susan Fairweather-Tait 2006. Absorption of calcium from milks enriched with fructooligosaccharides, caseinophosphopeptides, tricalcium phosphate, and milk solids. Am J. Clin Nutrition . 83:310–6. Fardiaz D, Andarwulan N, Wijaya H, Puspitasari LN. 1992. Petunjuk Laboraturium: Teknik Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Faridah DN, Kusumaningrum HD, Wulandari N, Inrasti D. 2006. Modul Praktikum Analisis Pangan . Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Guthrie HA. 1975. Introductory Nutrition. Saint Louis: Mosby Company. Hardinsyah, Briawan, D.1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Harris SR, Karmas E. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Edisi kedua. Penerjemah : Achmadi S, Niksolihin S. Nutritional Evaluation of Food Processing. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Halver JE. 1989. Fish Nutrition. New York: Academic Press, Inc. Irawan A. 1995. Pengolahan Hasil Perikanan. Solo: CV. Aneka Solo. 94 Ismanadji I, Djazuli N, Widarto, Istihastuti T, Herawati N, Ismarsudi, Lasmono 2000. Laporan Perekayasaan Teknologi Pengolahan Limbah. Jakarta: Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan. Jakobsen J. 2006. Biovailability and bioactivity of vitamin D 3 active compounds which potency should be used for 25-hidroxyvitamin D 3. J . Elsevier. 133- 142. Jenie BSL, Rahayu WP. 1993. Teknologi Limbah Pangan. Yogyakarta : Kanisius. Karyadi D, Muhilal. 1996. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kataren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan 1. Jakarta: UI Press. Kaup SM, Greger JL, Lee K. 1991. Nutritional evaluation with animal model of cottage cheese fortified with calcium and guar gum. J. Food Sci. 563 : 692-695. Kaya AOW. 2008. Pemanfaatan tepung tulang ikan patin Pangasius sp. sebagai sumber kalsium dan fosfor dalam pembuatan biskuit [tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Lawalata. 2004. Kajian pemanfaatan kenari Canarium ovatum untuk meningkatkan nilai sagu mutiara [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Lee FC. 1963. Processing fish meal and oil. Dalam Stanby M.E. ed. Industrial Fishery Technology . London: Reinhold Publishing Corporation. Lestari S. 2001. Pemanfaatan tulang ikan tuna limbah untuk pembuatan tepung tulang [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Linder MC. 2006. Nutritional Biochemistry and Metabolism. Penerjemah : Parakkasi A. Jakarta: UI Press. Lovell T. 1989. Nutrition and Feeding on Fish. New York: AVI Book Publishing by Van Nostrand Reinhold. Lutwak L. 1982. Dietary calcium: Source, interaction with other nutrients and relationship to dental, bone and kidney disease. Dalam Belitz DC, Nansen RC eds. Animal Products in Human Nutrition. New York: Academic Press. 95 Mahani. 1999. Pembuatan cookies yang diperkaya dengan kalsium [skripsi]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Manley DJR. 1983. Technology of Biscuit, Crackers and Cookies. Chichester: Ellis Horwood Limited. Martinez I, Santaella M, Ros G, Periago MJ. 1998. Content and In Vitro availability of Fe, Zn and P in homogenized fish-base weaning food after bone addition. Food Chemistry. 63: 299-305. Matz SA, Matz TD. 1978. Cookies and Crackers Technology. Westport Connecticut: The AVI Publishing Company Inc. Matz SA. 1993. Snack Food Technology. 3 rd ed.Texas: Pan-Tech International, Inc. Maulida. 2005. Pemanfaatan tepung tulang ikan madidihang sebagai suplemen dalam pembuatan biskuit Crackers [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Meinke WW, G Finne, R Nickelson, R Martin. 1982. Nutritive value of fillets and minced flesh from Alaska pollack and some underutilized finfish species from the Gulf of Mexico. J. Agric. Food Chem. 30 2: 417-420. Morrison FB. 1958. Feed and Feeding. Nineth Edition. Washington DC: The Morrison Research Council, National Academy of Science. Muchtadi TR, Sugiyono. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Mulia 2004. Kajian potensi limbah tulang ikan patin Pangasius sp sebagai alternatif sumber kalsium dalam produk mi kering [skripsi]. Bogor. Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nurhayati T 1994. Pengaruh asam dan bleaching terhadap mutu tepung ikan fish flour [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. O’ Dell BL. 1984. Bioavailability of trace elements. Nutr Rev. 42:301-308. Ohren JA. 1981. Process and product characteristics for soya concentrates and isolates. J. American Oil Chemistry 56-59. Piliang WG, Djojosoebagio S. 1991. Fisiologi Nutrisi, Volume I dan II. Bogor: IPB Press. 96 _________________________. 2006. Fisiologi Nutrisi, Volume I. Bogor: IPB Press. Purnawijayanti HA. 2001. Sanititasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan . Yogyakarta: Kanisius. Rahayu WP. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ranggana S. 1986. Hand Book of analysis and Quality Control for Fruit and Vegetable Product. New Delhi : Tata MC Graw Hill Publ. Co. Ltd. Santoso J, Gunji S, Yoshie-Strark Y, Suzuki T. 2006. Mineral Contents of Indonesian seaweeds and mineral solubility affected by basic cooking. Food Sci . Tech. Res.12:59-66. Sediaoetama AD. 2006. Ilmu Gizi: untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia, Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat. Shiga K, Hara H, Okana G, Ito M, Minami A, Tomita F. 2003. Ingestion of difructose anhydride III and voluntary running exercise independently increase femoral and tibial bone mineral density and bone strenght with increasing calcium absorption in rats. J. Nutr. 133: 4207–4211. Smith AM. 2006. Veganism and osteoporosis: A review of the current literature. J. Nursing Practice . 12: 302-306. [SNI] Standar Nasional Indonesia 1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit. SNI: 01- 2973-1992. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional. Soekarto ST, Hubeis M. 2000. Metodologi Penelitian Organoleptik. Bogor: Program Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Principles and Procedures of Statistics Indeks. Penerjemah: Sumantri B. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Subasinghe S. 1996. Inovative and value-added tuna product and markets. Infofish International . Number 196. JanuariFebruary. Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi, 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian . Yogyakarta: Penerbit Liberty. Suhardjo, Kusharto CM. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius. Syafei DS, Rahardjo MF, Affandi R, Brojo M. 1989. Sistematika Ikan. Bahan Pengajaran. Bogor: Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. 97 Syarief R, Irawati A. 1988. Pengetahuan Bahan Industri Pertanian. Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa. Tanuwidjaya N. 2002. Pemanfaatan tepung tulang ikan patin Pangasius sp Ham Buck dalam pembuatan mi kering [skripsi]. Karawaci: Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pelita Harapan. Trilaksani W, Salamah E, Nabil M. 2006. Pemanfaatan limbah tulang ikan tuna Thunus sp sebagai sumber kalsium dengan metode hidrolisis protein. Buletin Teknologi Hasil Perikanan . IX 2: 38-43. Weaver MC. 2006. Vitamin D and calcium metabolisme in adolescents. J. Elsevier International Congress Series. 1297 2007: 32-38. Winarno FG. 1985. Limbah Pertanian. Jakarta : Kantor Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan. __________. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Widya Karya Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi dan Globalisasi. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Wirakartakusumah MA, Abdullah K, Syarief AM. 1992. Sifat Fisik Bahan Pangan . Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Istitut Pertanian Bogor. Yoshie Y, Suzuki T, Clydesdale FM. 1997. Iron solubility from seafoods with added iron and organic acid under stimulated gastrointestinal conditional. J. Food Quality . 20: 235-246. ________, Suzuki T, Pandolf T, Clydesdale FM. 1999. Solubility of iron and zinc in selected seafoods under simulated gastrointestinal conditions. J. Food Sci . Tech. Res. 52: 140-144. 98 99 Lampiran 1 Buah kenari. Buah kenari matang Kulit buah kenari Daging buah kenari 100 Lampiran 2 Reparasi tulang ikan madidihang. Tulang ikan madidihang sebelum direparasi Pemotongan kasar tulang ikan madidihang 101 Lampiran 3 Perebusan tulang ikan madidihang Perebusan tulang ikan madidihang Pengecilan ukuran tulang ikan madidihang 102 Lampiran 4 Tepung tulang ikan madidihang Tepung tulang ikan madidihang dengan media perebusan air Tepung tulang ikan madidihang dengan media perebusan asam asetat Tepung tulang ikan madidihang dengan media perebusan asam klorida 103 Lampiran 5a Analisis ragam rendemen tepung tulang ikan madidihang ANALISIS RAGAM F tabel Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung

0.05 0.01 Nilai P

Kesimpulan Perlakuan 2 955.902222 477.951111 37.57 5.14 10.92 0.0004 Berbeda nyata Galat 6 76.320000 12.720000 Total 8 1032.222222 Lampiran 5b Analisis ragam derajat putih tepung tulang ikan madidihang. F tabel Sumber DB Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung 0.05 0.01 Nilai P Kesimpulan Perlakuan 2 81.1755556 40.5877778 3.30 5.14

10.92 0.1081 Tidak berbeda nyata