Pengertian Keluarga Konsep Keluarga

posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu, dan anak-sibling. 15 Struktur keluarga yang demikian menjadikan keluarga sebagai orientasi bagi anak, yaitu keluarga tempat ia dilahirkan. Adapun orang tua menjadikan keluarga sebagai wahana prokreasi. Dalam keluarga inti hubungan antara suami istri bersifat saling membutuhkan dan mendukung layaknya persahabatan, sedangkan anak – anak tergantung pada orang tuanya dalam hal pemenuhan kebutuhan afeksi dan sosialisasi. Adapun keluarga batih adalah keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain selain ketiga posisi di atas. Bentuk pertama dari keluarga batih yang banyak ditemui di masyarakat adalah keluarga bercabang stem family. Keluarga bercabang terjadi ketika seorang anak, dan hanya seorang anak, yang sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya. Bentuk kedua dari keluarga batih adalah keluarga berumpun lineal family. Bentuk ini terjadi manakala lebih dari satu anak yang sudah menikah tetap tinggal bersama kedua orang tuanya. Bentuk ketiga dari keluarga batih adalah keluarga beranting full extended. Bentuk ini terjadi manakala di dalam suatu keluarga terdapat generasi ketiga cucu yang sudah menikah dan tetap tinggal bersama. Keluarga inti pada umumnya dibangun berdasarkan ikatan perkawinan. Perkawinan menjadi pondasi bagi keluarga, oleh karena itu ketika sepasang manusia menikah akan lahir keluarga yang baru. Sedangkan keluarga batih dibangun berdasarkan hubungan antargenerasi, bukan antarpasangan. Keluarga batih biasanya terdapat dalam masyarakat yang memandang penting 15 Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, Edisi Pertama, Jakarta: Kencana, 2012, h. 6 hubungan kekerabatan. Hubungan perkawinan berada posisi sekunder dibanding hubungan dengan orang tua.

3. Relasi Dalam Keluarga

Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan laki – laki dan perempuan dewasa. Pada tahap ini relasi yang terjadi berupa relasi pasangan suami istri. Ketika anak pertam lahir munculah bentuk relasi yang baru, yaitu relasi orang tua – anak. Ketika anak berikutnya lahir muncul lagi bentuk relasi lain, yaitu relasi sibling saudara sekandung. Ketiga macam relasi tersebut merupakan bentuk relasi yang pokok dalam suatu kelurga inti. 1 Relasi Pasangan Suami Istri Sebagai permulaan bagi relasi yang lain, relasi suami istri memberi landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam keluarga. Banyak keluarga yang berantakan ketika terjadi kegagalan dalam relasi suami istri. Kunci bagi kelanggengan perkawinan adalah keberhasilan melakukan penyesuaian di antara pasangan. Menurut David H. Olson dan Amy K. Olson, terdapat sepuluh aspek yang membedakan antara pasangan yang bahagia dan yang tidak bahagia, yaitu: 16 1. Komunikasi 2. Fleksibilitas 3. Kedekatan 4. Kecocokan kepribadian 5. Resolusi konflik 16 Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, h. 9 6. Relasi seksual 7. Kegiatan di waktu luang 8. Keluarga dan teman 9. Pengelolaan kuangan 10. Keyakinan spiritual 2 Relasi Orang Tua Anak – Anak Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saat kelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasi pasangan dan menurunkan kualitas perkawinan. Selain itu, masalah ini berkaitan dengan pilihan antara mengurus anak dan kesempatan ekonomis. Menurut Hinde relasi orang tua – anak mengandung beberapa prinsip pokok, yaitu: 17 1. Interaksi. Orang tua dan anak berinteraksi pada suatu waktu yang menciptakan suatu hubungan. Berbagi interaksi tersebut membentuk kenangan pada interaksi di masa lalu dan antisipasi terhadap interaksi di kemudian hari. 2. Kontribusi mutual. Orang tua dan anak sama – sama memiliki sumbangan dan peran dalam interaksi,demikian juga terhadap relasi keduanya. 17 Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, h. 19