peneliti menemukan hasil evaluasi dari pelaksanaan program ini. Terlihat dari beberapa harapan RTSMKSM serta keberhasilan pelaksanaan program keluarga
harapan Kecamatan Kebayoran Lama dengan menggunakan CIPP Evaluation Model,
yang dikembangkan oleh Stufflebeam, berikut ini uraiannya:
1. Evaluasi Konteks
Seperti yang sudah dijelaskan dalam BAB II Model evaluasi konteks ini adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang terpenuhi, dll. Dalam hal ini peneliti menemukan dari beberapa RTSMKSM terkait dengan kebutuhan
PKH yang mempunyai dua komponen yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Kedua komponen ini telah banyak membantu warga dan
sangat dirasakan sekali kehadirannya tapi sebagian RTSMKSM tidak. Hal ini terungkap dalam wawancara sebagai berikut:
“Alhamdulillah mas ya saya dapat biaya pendidikan dan kesehatan buat anak
– anak saya, kaya anak saya kalo sakit bisa ke puskesmas cukup dari bantuan PKH.”
21
Pada kesempatan ini juga peneliti mengunjungi rumah dari Ibu YN, berdasarkan hasil observasi bahwa keluarga Ibu YN memang
sangat membutuhkan sekali bantuan PKH, terlihat Ibu YN yang sedang mengandung anak keempatnya, suaminya hanya bekerja buruh
21
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret 2016.
bangunan, dan rumahnya sederhana tidak ada bangku di dalam ruangan hanya beralaskan karpet dan tikar, temboknya pun tidak cat.
22
Hal berbeda disampaikan RTSMKSM lainnya yang merasa bantuan PKH belum terpenuhi dari adanya komponen pendidikan,
berikut kutipan wawancaranya:
“Kalo dari saya sih mas pendidikan, kalo untuk pendidikan kuranglah kalo sebulannya segitu. Ya buat pendidikan namanya
kan anak SMA ada yang bayar SMP ada yang bayar kan gitu.”
23
Adapun penuturan Bapak Alwidrus, yang menjabat sebagai Koordinator Pendamping PKH, beliau menjelaskan tentang komponen
PKH yang begitu penting bagi RTSMKSM dan upaya yang sudah dilakukannya
dalam menjalankan
program ini,
Berikut wawancarannya:
“Dengan adanya program PKH, masyarakat sangat terbantu sekali khususnya dalam kebutuhan ekonomi meraka. Dengan adanya
bantuan PKH
yang memang
didalamnya diharuskan
mengutamakan perhatiannya pada pendidikan dan kesehatan anak. Para orang tua dan siswa peserta PKH sangat termotivasi untuk
mengutamakan pendidikan juga perhatiannya terhadap gizi anak balitanya.”
24
Jadi, untuk pemenuhan kebutuhan komponen pendidikan dan kesehatan walaupun sebagian RTSM sudah cukup terpenuhi dalam
22
Hasil Observasi pada kunjungan rumah Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret 2016
23
Wawancara Pribadi dengan Ibu SL, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April 2016.
24
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 27 April 2016.
pemberian bantuan, namun disatu sisi ada warga yang merasa bantuan ini belum cukup terpenuhi dikarenakan biaya untuk pendidikan
mereka masih harus keluarkan tiap bulannya.
2. Evaluasi Masukan
Tahap kedua dari model CIPP ini adalah evaluasi masukan. Pada tahap ini peneliti menemukan jumlah data peserta penerima bantuan
PKH yang menjadi RTSM. Dari jumlah penduduk miskin di Kecamatan Kebayoran Lama sebanyak 12.064 warga, hanya 966 yang
menjadi peserta PKH. Salah satunya di Kelurahan Cipulir yang berjumlah 181 RTSMKSM, berikut kutipan wawancara:
“Kalau untuk kelurahan saya sendiri Alhamdulillah saya di kelurahan cipulir ini ada 181 KSM mas, untuk kepesertaan PKH
pihak di kelurahan yang merujuk dari data sensus 2010 untuk menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai penerima
PKH ”
25
Peneliti juga menemukan pelayanan yang diberikan oleh UPPKH sudah cukup puas bagi RTSMKSM terlihat dari Ibu
– ibu yang sangat merasakan sekali keberadaan program ini, berikut kutipan wawancara:
“Alhamdulillah bisa terbantu semua dari hal – hal yang kurang bisa terpenuhi jadi ada tambah
– tambahan.”
26
25
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 3 Maret 2016
26
Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April 2016.