Senyawa C Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi

41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa B muncul pada waktu retensi 9,471 dengan berat molekul 192 dengan fragmentasi massa pada 161; 133; 107; 89; 77 dan 63 Lihat Lampiran 15. Adapun fragmentasi yang terjadi pada senyawa B adalah sebagai berikut : O O O M = 192,0 -OCH 3 O O mz = 161 -CO O mz = 133 mz = 107 mz = 77 O CH CH - -OCH 3 Data analisa spektrum IR yang menunjukkan adanya gugus ester dan interpretasi GCMS dimana berat molekul telah berkurang 14 - CH 2 - menunjukkan bahwa transesterifikasi telah berhasil dilakukan. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan IR dan GCMS didapatkan bahwa senyawa tersebut adalah metil p-metoksisinamat.

4.3.3 Senyawa C

Senyawa hasil degradasi etil p-metoksisinamat memiliki karakteristik sebagai berikut :  Warna : Putih  Bau : Tidak berbau  Bentuk : Kristal jarum Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat apparatus melting point. Rentang titik leleh senyawa C ada pada 189-192 C. Penafsiran spektrum IR senyawa C hasil degradasi etil p- metoksisinamat dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukkan dalam Tabel 4.6. Lampiran 16 42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu ditemukan pita serapan pada bilangan gelombang v 3075,63 cm ⁻¹ adalah serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H pada gugus aromatik. C-H Alifatik ditemukan pada bilangan gelombang 2984,01 cm ⁻¹. Pita serapan pada bilangan gelombang v 1325,15 cm⁻¹ merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari C –O. Dan kemudian muncul pita serapan OH pada bilangan gelombang v 3300 – 2500 cm⁻¹ serta diperkuat dengan pita serapan pada 2574,12 cm -1 yang menunjukkan bahwa senyawa C memiliki gugus karboksilat. Tabel 4.6 Daftar daerah spektrum IR Senyawa C. Ikatan Daerah Absorbsi v, cm -1 C-O 1325,15 C-H Aril 3075,63 C-H Alifatik 2984,01 OH 3300 – 2500 Broad COOH 2574,12 Aromatik posisi para 825,57 Analisa kedua dilakukan menggunakan GCMS. Interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa C muncul pada waktu retensi 7,905 dengan berat molekul 152 dengan fragmentasi massa pada 135; 107; 92; 77; dan 63 Lihat Lampiran 17. Adapun fragmentasi yang terjadi pada senyawa C adalah sebagai berikut : O M = 152,0 mz = 135 mz = 107 mz = 77 OH O O O -OH -CO -OCH 3 43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS dikonfirmasi kembali dengan analisa terakhir yakni H-NMR. Interpretasi analisa NMR berupa nilai pergeseran kimia δ dalam satuan ppm Pavia et al., 2008. Adapun hasil analisis senyawa C dengan H 1 NMR Lampiran 18 ditunjukkan pada tabel 4.7 dengan panduan gambar 4.13. O OH O 3 6 7 8 9 10 11 12 Gambar 4.13 Struktur Senyawa C Tabel. 4.7 Data pergeseran kimia δ spektrum 1 H NMR etil p-metoksisinamat dan senyawa C CD 3 OD, 500 MHz Posisi Pergeseran Kimia δ, ppm Senyawa C Etil p-Metoksisinamat 1 - 1,33 t, 3H, J=7,15 2 - 4,25 q, 2H, J=7,15 4 - 6,31 d, 1H, J= 15,6 5 - 7,65 d, 1H, J= 16,25 7 6,97 d, 1H, J= 9,05 6,90 d, 1H, J= 9,05 8 7,97 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 10 7,97 d, 1H, J= 9,1 7,47 d, 1H, J= 8,45 11 6,97 d, 1H, J= 9,05 6,90 d, 1H, J= 9,05 12 3,84 s, 3H 3,82 s, 3H Pergeseran kimia pada 1,33 ppm dan 4,25 ppm sudah tidak muncul dimana itu menandakan senyawa C sudah tidak memiliki gugus ester. 44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Spektrum H 1 NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,82 ppm 3H berbentuk singlet. Sinyal ini lebih downfield karena berikatan dengan oksigen -OCH 3 , metoksi. Pergeseran kimia 6,31 ppm dan 7,63 ppm juga tidak muncul yang mana itu menunjukkan bahwa olefin pada etil p-metoksisinamat telah terputus ikatannya. Kemudian pada pergesaran kimia 6,75 ppm – 7,97 ppm 4H merupakan proton-proton dari benzen dengan dua substitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya, yang kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H 711 dan H 810. Dari data interpretasi IR, GCMS dan 1 H NMR, senyawa hasil degradasi etil p-metoksisinamat adalah 4-metoksibenzoat.

4.4 Pengujian Aktivitas Antiinflamasi dan Hubungan Struktur Aktivitas