23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berlangsung selama 20 jam, dilakukan pengecekan dengan KLT. Hasil reaksi difiltrasi, filtrat yang didapat ditambahkan HCl 15 hingga tidak
ada endapan putih yang terbentuk atau pH filtrat mencapai 4. Residu berupa senyawa hasil transesterifikasi kemudian dikeringanginkan
Yoeswono, 2008.
c. Degradasi Sinamat
Sebanyak 2,5 g etil p-metoksisinamat ditambahkan ke dalam 10 mL asam nitrat 65 dalam suhu -15
C. Campuran reaksi keadaan dingin, -15
C tersebut kemudian diiradiasi menggunakan mikrowave pada 450 W selama 2 menit. Setelah iradiasi, campuran reaksi dituangkan ke dalam
batu es aquades kemudian difiltrasi, maka akan didapatkan padatan berwarna orange kekuningan. Direkristalisasi menggunakan metanol-etil
asetat Bose et al, 2006 .
3.3.4 Identifikasi Senyawa
a. Identifikasi Organoleptis Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-metoksisinamat
maupun senyawa hasil modifikasi kemudian diidentifikasi warna, bentuk dan juga bau.
b. Pengukuran titik leleh Senyawa yang didapat baik senyawa murni etil p-metoksisinamat
maupun senyawa hasil modifikasi kemudian diidentifikasi titik lelehnya menggunakan alat apparatus melting point dan DSC.
c. Identifikasi senyawa menggunakan FTIR Sedikit sampel padat kira-kira 1 - 2 mg, kemudian ditambahkan bubuk
KBr murni kira-kira 200 mg dan diaduk hingga rata. Kemudian sampel yang terbentuk diambil dan kemudian ditempatkan dalam tempat sampel
pada alat spektrofotometri inframerah untuk dianalisis Hidayati, 2012. d. Identifikasi senyawa menggunakan GCMS
Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m × 0,25 mm ID × 0,25 µm; suhu awal 70 °C selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 °C dengan
kecepatan 20 °Cmin selama 20 menit. Suhu MSD 285 °C. Kecepatan aliran 1,2 mLmin dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al, 2012.
e. Identifikasi senyawa menggunakan H-NMR Sedikit sampel padat kira-kira 10 mg, kemudian dilarutkan dalam
pelarut bebas proton khusus NMR, setelah dilarutkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis.
3.3.5 Uji Invitro Antiinflamasi Williams et al., 2008
Pengujian Aktivitas Senyawa Hasil Modifikasi Terhadap Denaturasi BSA : a. Pembuatan Larutan Uji
Larutan uji 5 mL terdiri dari 50 µL larutan sampel yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan
variat konsentrasi menjadi 40, 20, 10, 5 dan 2,5 ppm. b. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif
Larutan kontrol negatif 5 mL terdiri dari 50 µL metanol yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL Pembuatan
c. Pembuatan Larutan Kontrol Positif Larutan kontrol positif 5 mL terdiri dari 50 µL larutan natrium
diklofenak yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 40, 20, 10, 5 dan
2,5 ppm. Setiap larutan di atas dipanaskan selama 5 menit pada suhu 72
C. Lalu didinginkan dan diukur turbiditasnya dengan spektrofotometer UV-
Vis HITACHI pada gelombang 660 nm. Persentase inhibisi dari denaturasi atau presipitasi BSA dikalkulasikan
dengan rumus berikut : inhibisi =
x 100
25
25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur melalui transformasi gugus fungsi reaktif yang
dimilikinya yaitu olefin dan ester. Tujuan modifikasi ini dilakukan untuk melihat pengaruh gugus fungsi yang ada pada aktivitas antiinlamasi etil p-metoksisinamat.
Uji antiinflamasi ini dilakukan secara invitro menggunakan BSA Bovine Serum Albumin dengan prinsip inhibisi denaturasi protein.
4.1 Hasil Isolasi Senyawa Etil p-Metoksisinamat
4.1.1 Hasil Determinasi
Gambar 4.1 Rimpang Kencur [Sumber : Koleksi Pribadi]
Untuk memastikan kebenaran tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan determinasi di Herbarium Bogoriense,
Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi menunjukkan bahwa sampel merupakan spesies Kaempferia galanga
L. Sertifikat hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.1.2 Pembuatan Serbuk Simplisia
Rimpang Kencur segar yang digunakan sebanyak 10 kg, setelah melalui serangkaian proses pembuatan simplisia Lampiran 2
diperoleh serbuk simplisia kencur sebanyak 858 gram. Serbuk